Minggu, 02 Oktober 2016

RPP PAI KELAS XII TENTANG CERAHKAN NURANI DENGAN SALING NASEHATI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
No. 05


Satuan Pendidikan     : .........................................
Kelas /Semester        : XII / Ganjil
Mata Pelajaran          : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
  Topik                        : Cerahkan Nurani dengan saling menasehati
  Materi Pokok            : Q.S. Luqman (31): 14 dan Q.S. Al-Baqarah (2): 83.
  Alokasi Waktu          : 2 X 3 Jam Pelajaran
Jumlah Pertemuan     : 2 x Pertemuan

A.   Kompetensi Inti       :
(K1)  : Menghayati dan mengamalkan  ajaran agama yang dianutnya
  (K2)     : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,  gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan   alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3)  :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan    wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
  (K4)   :Mengolah,  menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,   dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B.   Kompetensi Dasar

          2.4     Menunjukkan perilaku saling menasihati dan berbuat baik (ihsan) sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Luqman (31) : 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah (2): 83, serta hadits terkait.
          3.2    Menganalisis Q.S. Luqman (31): 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah (2): 83, serta hadits  tentang saling menasihati dan berbuat baik (ihsan).
          4.2.1 Membaca Q.S. Luqman (31): 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah (2): 83 sesuai dengan  kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
          4.2.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Luqman (31): 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah (2): 83 denagn lancar

A.               Indikator Pencapaian Kompetensi

1.      Mampu menunjukkan perilaku saling menasehati sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Luqman (31) : 14 dan hadits terkait
  1. Mampu  Menganalisis Q.S. Luqman (31): 14 dan hadits tentang saling menasihati
  2. Mampu Membaca Q.S. Luqman (31): 14 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
  3. Mampu Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Luqman (31): 14 dengan  lancar
  4. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab,  gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif)

B.               Tujuan Pembelajaran

Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran  melalui model pembelajaran Saintifik kooperatif rool play,diskusi, ceramah  Mengamati (Menyimak bacaan, membaca, mengidentifikasi hukum bacaan (tajwid), dan mencermati kandungan  Q.S. Luqman (31): 14 dan hadits terkait.) Menanya ( Menanyakan cara membaca Q.S. Luqman (31): 14. Mengajukan pertanyaan terkait hukum tajwid, asbabun nuzul, dan isi kandungan Q.S. Luqman (31): 14 dan hadits terkait. ) siswa dapat :
1.      Menganalisis Q.S. Luqman (31): 14 dan  hadits tentang saling menasihati
2.      Membaca Q.S. Luqman (31): 14 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
3.      Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Luqman (31);14  denagn lancar
4.      Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab,  gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif)

C.               Materi Ajar

  1. Materi Fakta (sesuatu yang dapat diindera)
Q.S. Luqman (31): 14 dan  hadits tentang saling menasihati ..
  1. Materi Konsep (gabungan antar fakta yang saling berhubungan)
1.      Pengertian saling menasihati
2.      Sederhana dalam nasehat
3.    Materi Prinsip (generalisasi hubungan antar konsep-konsep yang berkaitan:   hukum, teori, azas)
Jenis Nasehat
Hikmah Nasehat Menasehati
  1. Materi Prosedur (sederetan langkah yang sistematis dalam menerapkan prinsip)
Budayakan Saling Menasehati dalam berbuat kebaikan
Cara memberi nasehat dalam kebaikan
Nasehat – Menasehati
Dunia akan stabil jika memiliki empat sendi berikut ini :
1. Keberdayaan ulama dengan ilmunya ulama : jama’ dari kata ‘alim’ yang berarti memiliki ilmu yang pada akhirnya membawanya takut hanya kepada Allah.
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” [ QS. Al - Fathir : 28]
Ulama bukan berarti terbatas hanya orang – orang yang memiliki kafa’ah sya’iyah (bidang agama) saja melainkan semua ilmu yang bermanfaat dan menguasainya hingga pada akhirnya menjadi orang yang takut (khasyyah) hanya kepada Allah
2. Keadilan penguasa
3. Kedermawanan orang – orang kaya
4. Doa para fuqara
Di antara hak seorang muslim dengan muslim lainnya adalah bila dimintai nasihat oleh saudaranya tentang sesuatu maka ia harus memberinya, dalam artian ia harus menjelaskan kepada saudaranya itu apa yang baik dan benar. Dalam sebuah hadits disebutkan: “Bila salah seorang dari kamu meminta nasihat kepada saudaranya maka hendaknya (yang diminta) memberi nasihat.” (HR Bukhari)
Para salafus shalih telah memberikan contoh luar biasa dalam hal saling menasihati. Sebagai contoh adalah Umar bin Al Khatab ra, pada suatu kesempatan ketika banyak pembesar sahabat yang mengelilinginya tiba-tiba salah seorang sahabat berkata: “Ittaqillaha ya Umar.” (Bertaqwalah kepada Allah wahai Umar!) Para sahabat yang mengetahui kedudukan keislaman Umar marah kepadanya, namun Umar r.a mencegah kemarahan sahabat-sahabatnya seraya berkata: Biarkanlah dia berkata demikian, sesungguhnya tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak mau mengatakannya, dan tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak mau mendengarnya.”
Itulah Umar yang termasuk dalam golongan sepuluh orang yang mendapat kabar gembira dijamin masuk surga, beliau sangat perhatian terhadap setiap nasihat yang benar yang ditujukan kepadanya. Nasehat yang pada akhirnya dapat saling memberikan ishlah -perdamaian-, tawaddud  -cinta-, tarahum -kasih-sayang- antar sesama.
Sederhana dalam nasehat
Abu Wa’il Syaqiq bin Salamah berkata, Ibnu Mas’ud r.a. mengingatkan (berceramah) kami setiap hari Kamis. Seseorang berkata, “Hai Abu Abdurrahman, aku ingin Anda mengingatkan kami setiap hari.” Ia menjawab, “Yang menghalangi aku untuk hal itu adalah karena aku tidak suka membuat kalian bosan. Aku memperjarang nasihat untuk kalian sebagaimana Rasulullah juga memperjarang nasihatnya untuk kami karena khawatir membosankan kami.” (Muttafaq Alaihi)
Abu Yaqdzan Ammar bin Yasir meriwayatkan, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda :
“Lamanya shalat seseorang dan pendeknya khutbahnya adalah pertanda ilmunya. Maka, perlamalah shalat dan perpendeklah khutbah.” (Muslim)
Layaklah kalau dikatakan bahwa “saling memberi menasihat “ adalah sebagai sebuah keniscayaan yang harus ada pada setiap muslim. Namun sangatlah disayangkan jika ada di antara kita yang menganggap sepele soal nasehat ini. Atau merasa dirinya sudah cukup, sudah pintar, sudah berpengalaman sehingga tidak lagi butuh yang namanya nasehat dari orang lain. Padahal dengan menerima nasehat dari orang lain pertanda adanya kejujuran, kerendahan hati, keterbukaan dan menunjukkan kelebihan pada orang tersebut.
Kalimat “nasaha” yang artinya nasehat, makna dasarnya adalah menjahit atau menambal dari pakaian yang sobek atau berlubang. Maka orang yang menerima nasehat artinya orang tersebut siap untuk ditutupi kekeruangan, kesalahan, dan aib yang ada pada dirinya. Sedangkan orang yang tidak mau menerima nasehat menunjukkan adanya sifat kesombongan, keangkuhan, dan ketertutupan pada orang tersebut.
Jenis Nasehat
Sejatinya yang dinamakan nasehat adalah hal yang ditujukan untuk kebaikan,namun ternyata dari riwayat yang telah kita ketahui bersama ternyata ada juga nasehat yang tidak baik,seperti kisahnya Nabi Yusuf tentang saudara – saudaranya yang memberikan nasehat menjeremuskan kepada ayahnda mereka,Nabi Ya’kub, agar bisa bermain bersama mereka yang ternyata memiliki tujuan yang jahat.
Artinya :“Mereka berkata: “Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang memberi nasehat untuk kebaikannya.” ( QS. Yusuf: 11).
Kisah lain tentang nasehat buruk adalah : Syaitan dalam memperdaya manusia terkadang menggunakan media nasehat seakan-akan ia penasehat yang tulus seperti yang pernah berlaku terhadap Adam dan Hawa yang diabadikan Allah dalam surah Al-A’raf: 21,
Artinya :“Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua”. ( QS. Al-A’raf: 21 )
Padahal nasehat menasehati termasuk akhlak yang mulia yang tentunya harus dibingkai dan dikemas serta berlangsung dalam suasana ukhuwwah dan koridor akhlak yang mulia juga. Jika tidak, maka tradisi ini akan kehilangan signifikansi nilainya dalam konteks akhlak Islam.
Inilah arti nasehat yang sesungguhnya menurut bahasa, yaitu mencari dan memilah sebuah perbuatan atau perkataan yang mendatangkan maslahat bagi sahabatnya. Seperti ungkapan bahasa Arab, Nashihul ‘Asal yang artinya madu yang murni yang telah dipilah dari beberapa madu yang banyak. Betapa nasehat yang baik hanya bermuatan positif dan melalui proses pemilahan kata atau tindakan yang tepat dan bisa memberikan manfaat bagi si penerima, bukan malah sebaliknya.
Jika demikian, memang tidak mudah memberikan nasehat yang baik kepada seseorang. Agar amaliah nasehat menasehati berlangsung dengan baik tanpa melahirkan su’u dzan dan kebencian, atau berubah status menjadi media “ta’yir”, maka yang harus diperhatikan dalam memberikan nasehat diantaranya adalah muatan nasehat itu sendiri, cara, media dan adab menyampaikan nasehat, suasana dan status sosial penerima nasehat, serta target yang hendak dicapai dari penyampaian nasehat tersebut.
Sebagai ilustrasi bisa dikemukakan disini bahwa pada ketika khalifah Harun Ar-Rasyid sedang melaksanakan thawaf, tiba-tiba seseorang berkata kepadanya dengan nada agak ketus: “Hai Amirul Mukminin, saya ingin menyampaikan sesuatu kepada engkau dengan bahasa yang agak keras, maka terimalah dengan sabar!”. Amirul Mukminin menjawab: “Tidak, ini bukan sesuatu yang baik dan bukan pula merupakan sebuah penghormatan.”Allah telah mengutus seseorang yang lebih baik dari kamu yaitu Musa as kepada orang yang lebih buruk dari saya yaitu Fir’aun, tetapi Allah memerintahkan Musa agar menyampaikan pesan atau nasehat kepadanya justru dengan bahasa yang lembut.

D.               Metode Pembelajaran
·                                1. Saintifik
·                                2. kooperatif
·                                3. rool play,diskusi, ceramah

E.               Media Pembelajaran

Media
·      Video Pembelajaran
·      CD Pembelajaran Tajwid Interaktif
Alat
·      Komputer / Laptop
·      LCD Projector

F.     Sumber Belajar:
 
      Sumber Belajar :    
·         Buku PAI Kls XII Kemdikbud
·         Al-Quran dan Al-Hadits
·         Buku tajwid
·         Kitab tafsir Al-Qur’an
·         Buku lain yang menunjang
·         Multimedia interaktif dan Internet

G.           Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan
Deskripsi
Alokasiwaktu

Pendahuluan
  • Memberikan salam
  • Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk belajar
  • Menanyakan kehadiran siswa
  • Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
  • Tanya jawab materi sebelumnya
  • Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.

10 menit

Inti
·         Mengamati
·         Menyimak bacaan, membaca, mengidentifikasi hukum bacaan (tajwid), dan mencermati kandungan  Q.S. Luqman (31): 14 dan  hadits terkait.
·         Menanya
·         Menanyakan cara membaca Q.S. Luqman (31): 14
·         Mengajukan pertanyaan terkait hukum tajwid, asbabun nuzul, dan isi kandungan Q.S. Luqman (31): 14 dan hadits terkait.
·         Mengumpulkan data/eksplorasi
·         Mendiskusikan cara membaca  Q.S. Luqman (31): 14 sesuai dengan hukum  bacaan tajwid;
·         Menterjemahkan  Q.S. Luqman (31);14 dan hadits terkait;
·         Menganalisis asbabun nuzul/wurud dan Q.S. Luqman (31): 14 dan  hadits terkait.
·         Mengasosiasi
·         Membuat kesimpulan dari kandungan Q.S. Luqman (31): 14 dan  hadits terkait.
·         Mengkomunikasikan:
Mendemonstrasikan bacaan (hafalan), menyampaikan hasil diskusi tentang  Q.S. Luqman (31): 14 dan  hadits terkait secara individu maupun kelompok

70 menit

Penutup
·         Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi
·         Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
·         Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran
·         Mengucapkan salam

10 menit

J.   Penilaian       
1.  Prosedur        :
              a.Penilaian proses belajar mengajar oleh guru
              b.Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)
2.Alat Penilaian (Soal terlampir)
   
Aspek afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia

INTERNALISASI AKHLAK MULIA
No
Pernyataan
setuju
tidak setuju
tidak tahu
alasan
1
Tauhid harus didahulukan dalam dakwah karena Allah Swt adalah pencipta alam semesta
……
……
…..
……
 2
Kemusyrikan termasuk dosa besar karena kemusyrikan mengandung kezhaliman terhadap sesama manusia
……
……
…..
……
 3
Mengajak manusia berbuat baik itu cukup dengan lisan yang fasih dan pandai ber-retorika
……
……
…..
……
4
Menasihati orang ( berdakwah ) sebenarnya tidak perlu menggunakan metode macam-macam yang penting punya keberanian untuk menyampaikannya
……
……
…..
……
5
Kebenaran harus disampaikan apa adanya, karena perintah Rasulullah Saw agar kita menyampaikannya
Meskipun itu pahit
…..
….
….
…..
 6
Saling menyayangi dan menghormati berlaku dalam segala urusan
……
……
…..
……
7
Dalam berdakwah tidak boleh ada yang ditutupi-tutupi, semua kebenaran harus disampaikan,walaupun mungkin akan berdampak buruk bagi yang menyampaikannya
……
……
…..
……
8
Ketika kalian bertukar argument dengan orang yang kalian nasehati, kemudian tidak terjadi titik temu maka hargai pendapat mereka
…..
….
….
…..
9
Apa yang kalian katakana seharusnya sama dengan apa yang kalian lakukan. Dengan keteladanan , kalian berharap orang yang kalian nasehati akan mau mengikuti
……
……
…..
……
10
Setiap orang memiliki kewajiban  untuk saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran dan mencegah perbuatan kemaksiatan serta kemungkaran
…..
….
….
…..

Lampiran 2 : Format Penilaian Proses bealajar
FORMAT PENGAMATAN SIKAP
No
Nama Siswa
Disiplin
Tanggung jawab
Peduli
Kerja keras
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
1
2
3
4
5

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2

1.      Disiplin
·         Selalu hadir di kelas tepat waktu
·         Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
·         Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
2.      Tanggung jawab
Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
·         Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
·         Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
·         Partisipasi dalam kelompok
3.      Peduli
·         Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
·         Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
·         Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di sekitarnya
·         Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
4.      Kerja keras
·         Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
·         Menunjukkan sikap pantang menyerah
·         Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan

PEDOMAN PENILAIAN:

·         Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
·         Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.
1.      Tugas
Menghafal Q.S. Luqman (31): 14, dan  hadits terkait dengan cara mengisi lis  ( lembar tugas hafalan).
2.      Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
·         isi diskusi (kandungan ayat dan hukum bacaan)
·         sikap yang ditunjukkan peserta didik terkait dengan  tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis.
3.      Portofolio
·         Melaporkan hasil obervasi berupa paparan tentang kandungan  Q.S. Luqman (31): 14  :, dan  hadits terkait;
·         Membuat paparan analisis dan identifikasi hukum bacaan yang ada pada  Q.S. Luqman (31): 14
·         Membuat laporan perkembangan hafalan Q.S. Luqman (31): 14, dan hadist terkait.
4.      Tes tulis
·         Menyalin Q.S. Luqman (31): 14 serta mengidentifikasi hukum bacaan tajwidnya;
·         Menjawab soal-soal tentang isi kandungan Q.S. Luqman (31): 14, dan hadist terkait.
5.      Tes lisan
Membaca dan menghafal Q.S. Luqman (31): 14, dan hadits terkait
Mengetahui
Kepala Sekolah



............................................
NIP.

Banjarbaru, ......................
Pendidik Bidang Studi



.........................................
NIP. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SURGA FIRDAUS IMPIAN ORANG BERIMAN

                                                             SURGA FIRDAUS      Setiap muslim pasti ingin masuk kedalam surga dan mereka b...