قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ -١- الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ
خَاشِعُونَ -٢- وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ -٣- وَالَّذِينَ هُمْ
لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ -٤- وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ -٥- إِلَّا
عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ
-٦- فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاء ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ -٧- وَالَّذِينَ
هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ -٨- وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ
يُحَافِظُونَ -٩- أُوْلَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ -١٠- الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ
هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ -١١-
Artinya
:
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam
sembahyangnya,
3. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna,
4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak
yang mereka miliki ; Maka
Sesungguhnya mereka dalam hal ini
tiada terceIa.
7. Barangsiapa mencari yang di balik itu Maka mereka
Itulah orang-orang yang melampaui batas.
8. dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat
(yang dipikulnya) dan janjinya.
9. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.
10. mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi,
11. (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus.
mereka kekal di dalamnya. <script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6303669560088871"crossorigin="anonymous"></script> |
Keimanan adalah keyakinan secara totalitas, demikian kata Ibnu Mas’ud
ketika ditanya tentang makna iman. Seorang muslim haruslah beriman secara
menyeluruh, tidak boleh setengah-tengahnya. Karena iman adalah pondasi hidup
dan kehidupan untuk meraih masa depan yang lebih baik, meraih sukses di dunia
akhirat. Iman menjadikan hidup optimis menghadapi seluruh persoalan, tidak
mudah putus asa dan gampang menyerah. Iman membangkitkan motivasi dan
memunculkan kekuatan dan kepercayaan untuk menyongsong masa depan. Tanpa iman,
seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu yang belum tampak hasilnya. Tanpa keyakinan
seseorang tidak punya gairah untuk berjuang untuk masa depan. Surah Al
mu’minun (23) : 1 – 11. ini berisi tentang tujuh
sifat mulia, yaitu :
1. Beriman kepada Allah dan rukun iman yang enam.
Allah menjelaskan bahwa
sungguh bahagia dan beruntung orang-orang yang beriman, dan sebaliknya sangat
merugi orang-orang kafir yang tidak beriman, karena walaupun mereka menurut
perhitungan banyak mengerjakan amal kebajikan, akan tetapi semua amalnya itu akan
sia-sia saja di akhirat kelak, karena tidak berlandaskan iman kepada-Nya.
2. Khusyuk dalam shalat.
Sifat yang kedua seorang
mukmin yang beruntung adalah jika shalat benar-benar khusyuk dalam shalatnya.
Pikirannya selalu mengingat Allah dan memusatkan semua pikiran dan panca
inderanya untuk bermunajat kepada-Nya. Dia menyadari dan merasakan bahwa orang
yang shalat itu benar-benar sedang berhadapan dengan Tuhannya, oleh karena itu
seluruh anggota tubuh dan jiwanya dipenuhi kekhusyukan, kekhidmatan
dan keikhlasan, diselingi dengan rasa takut dan diselubungi dengan penuh
harapan kepada Tuhannya.
Untuk dapat memenuhi
syarat kekhusyukan dalam shalat, harus memperhatikan tiga perkara, yaitu :
a. Paham yang dibaca, supaya yang diucapkan lidahnya dapat dipahami dan
dimengerti.
b. Ingat kepada Allah.
c. Shalat berarti munajat
kepada Allah, pikiran dan perasaan orang yang shalat harus selalu mengingat dan
jangan lengah atau lalai. Para ulama berpendapat bahwa shalat yang tidak
khusyuk sama dengan tubuh yang tidak bernyawa.
3. Menjauhkan diri dari setiap perbuatan dan perkataan yang tidak berguna.
Sifat yang ketiga ialah
seorang mukmin yang selalu menjaga waktu dan umurnya supaya jangan sia-sia.
Sebagaimana ia khusyuk dalam shalatnya, berpaling dari segala sesuatu kecuali
dari Tuhan Penciptanya, demikian pula ia berpaling dari segala perkataan dan
perbuatan yang tidak berguna bagi dirinya atau orang lain.
4. Menunaikan zakat wajib dan derma yang dianjurkan.
Sifat yang keempat dari
orang mukmin yang beruntung ialah suka mengeluarkan zakat dan memberi derma yang
dianjurkan, yang oleh mereka dipandang sebagai usaha untuk membersihkan harta
dan dirinya dari sifat kikir, tamak serakah, hanya mementingkan diri sendiri
(egois) dan juga meringankan penderitaan orang lain yang kekurangan.
5. Menjaga kemaluan dari perbuatan keji.
Sifat yang kelima ialah
senantiasa menjaga kemaluannya dari setiap perbuatan keji seperti berzina,
homoseksual, onani, dan sebagainya. Hubungan yang diperbolehkan oleh agama
hanya dengan misteri yang telah dinikahi dengan sah atau dengan jariahnya
(budak perempuan) yang diperoleh dari jihad fi sabilillah. Akan tetapi barang siapa
yang berbuat di luar yang tersebut itu, mereka itulah orang-orang yang
melampaui batas. Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa kebahagiaan seorang hamba
Allah itu bergantung kepada pemeliharaan kemaluannya dari berbagai
penyalahgunaan supaya tidak termasuk orang yang tercela dan melampaui batas.
6. Memelihara amanat-amanat yang dipikulnya dan menepati janjinya.
Sifat yang keenam ialah
suka memelihara amanat-amanat yang dipikulnya, baik dari Allah, maupun dari
sesama manusia, yaitu bilamana kepada mereka dititipkan barang atau uang
sebagai amanat yang harus disampaikan kepada orang lain, maka mereka
benar-benar menyampaikan amanat itu sebagaimana mestinya dan tidak berbuat
khianat. Demikian pula apabila mereka mengadakan perjanjian, mereka memenuhinya
dengan sempurna. Mereka menjauhkan diri dari sifat kemunafikan, seperti
tersebut dalam sebuah hadits yang masyhur, yang menyatakan bahwa tanda-tanda
orang munafik itu ada tiga, yaitu kalau berbicara suka berdusta, jika
menjanjikan sesuatu suka menyalahi janji dan jika diberi amanat suka
berkhianat.
7. Memelihara shalat yang lima waktu.
Sifat yang ketujuh yaitu
orang mukmin yang berbahagia itu selalu memelihara dan memperhatikan shalat
lima waktu secara sempurna, tepat waktu serta memelihara segala syarat dan
rukun-rukunnya.
Kelompok ayat-ayat ini dimulai dengan menyebutkan shalat dan disudahi pula
dengan menyebut shalat, hal ini memberi peringatan betapa
pentingnya shalat yang telah dijadikan tiang agama . Rasulullah Saw. pernah
bersabda : “Barang siapa yang mendirikan shalat, sungguh ia telah
mendirikan agama, dan barang siapa yang meninggalkan shalat, sungguh ia telah
meruntuhkan agama”.
Mereka yang memiliki tujuh sifat mulia tersebut akan mewarisi surga,
disebabkan amal kebajikan mereka selama hidup di dunia, yaitu surga firdaus
yang paling tinggi yang di atasnya berada ‘Arsy Allah Yang Maha Pemurah, dan
mereka kekal di dalamnya. mau berbuat baik, kalau tidak punya keimanan.
Bagaimana mungkin seseorang mau bekerja kalau tidak beriman akan mendapatkan
kualitas diri dan balasan. Sungguh betapa pentingnya iman dalam hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar