Senin, 16 Oktober 2023

SURGA FIRDAUS IMPIAN ORANG BERIMAN

                               


                             SURGA FIRDAUS

     Setiap muslim pasti ingin masuk kedalam surga dan mereka berusaha dengan beramal shaleh sebanyak-banyak agar Allah Swt meredhainya. Surga itu memiliki 8 tingkatan diantaranya adalah surga Firdaus, Allah Swt menciptakannya terbuat dari emas, menurut Sebagian ulama surga inilah surga yang paling tinggi karena orang yang memasuki surga Firdaus harus memenuhi persyaratan tertentu. Adapun mereka yang bakal menjadi penghuni surga Firdaus itu diantaranya :

1. 1.Orang-orang yang beriman kepada Allah  dan Rasul-Nya

2. 2.Mereka yang melakukan shalat dengan khusyu’

3. 3.Mereka yang mengindarkan diri dari segala hal yang tidak ada guna    dan manfaatnya

4. 4.Mereka yang membayar zakat

5. 5.Mereka yang mampu mengendalikan nafsu seknya kecuali terhadap        isteri-isterinya

6. 6.Merekan yang mengemban amanat dengan baik

7. 7.Mereka yang menepati janji

8. 8.Orang-orang yang memelihara dan menunaikan shalat dengan baik

Yang demikian itu sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah Swt berikut :

قَدۡ اَفۡلَحَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَۙ .الَّذِيۡنَ هُمۡ فِىۡ صَلَاتِهِمۡ خَاشِعُوۡنَ. وَالَّذِيۡنَ هُمۡ عَنِ اللَّغۡوِ مُعۡرِضُوۡنَۙ .وَالَّذِيۡنَ هُمۡ لِلزَّكٰوةِ فَاعِلُوۡنَۙ .وَالَّذِيۡنَ هُمۡ لِفُرُوۡجِهِمۡ حٰفِظُوۡنَۙ .اِلَّا عَلٰٓى اَزۡوَاجِهِمۡ اَوۡ مَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُهُمۡ فَاِنَّهُمۡ غَيۡرُ مَلُوۡمِيۡنَ.‌ۚ فَمَنِ ابۡتَغٰى وَرَآءَ ذٰ لِكَ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡعٰدُوۡنَ .وَالَّذِيۡنَ هُمۡ لِاَمٰنٰتِهِمۡ وَعَهۡدِهِمۡ رَاعُوۡنَ .وَالَّذِيۡنَ هُمۡ عَلٰى صَلَوٰتِهِمۡ يُحَافِظُوۡنَ‌ۘ. اُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الْوٰرِثُوْن. الَّذِيۡنَ يَرِثُوۡنَ الۡفِرۡدَوۡسَؕ هُمۡ فِيۡهَا خٰلِدُوۡنَ.

 Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna. Dan orang-orang yang menunaikan zakat. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara sholatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi. (Yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Surat Al Mu'minun:1-11)

Tafsir dari ayat diatas adalah sebagai berikut:

Qad aflahal mu’minūn (sesungguhnya beruntunglah orang-orang Mukmin), yakni sungguh sukses, selamat, dan berbahagialah orang-orang yang bertauhid dengan mengesakan Allah Ta‘ala. Mereka adalah orang-orang yang akan mewarisi surga, sedangkan orang-orang kafir tidak. Menurut yang lain, sungguh sukses dan selamatlah orang-orang Mukmin yang benar dalam keimanannya. Lafazh al-falāh (keberuntungan) menyiratkan dua hal, yakni: keselamatan dan kelanggengan.

Selanjutnya Allah Ta‘ala Menerangkan sifat orang-orang Mukmin yang beruntung itu dengan Firman-Nya:

Alladzīna hum fī shalātihim khāsyi‘ūn ([yaitu] orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya), yakni orang-orang yang merendahkan diri, tawaduk, tidak melirik ke kanan dan kiri, dan tidak pula meninggikan tangan mereka (mengangkat kedua sikut) dalam shalat.

Wal ladzīna hum ‘anil laghwi mu‘ridlūn (dan orang-orang yang menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak berguna), yakni orang-orang yang meninggalkan kebatilan dan sumpah yang tak perlu.

Wal ladzīna hum liz zakāti fā‘ilūn (dan orang-orang yang menunaikan zakat), yakni menunaikan zakat harta mereka.

Wal ladzīna hum li furūjihim hāfizhūn (dan orang-orang yang menjaga kemaluannya), yakni menjaga kemaluannya dari hal-hal yang haram.

Illā ‘alā azwājihim (kecuali terhadap istri-istri mereka), yakni empat orang istri.

Au mā malakat aimānuhum (atau [budak-budak] yang mereka miliki), dalam jumlah yang tidak terbatas.

Fa innahum ghairu malūmīn (maka sesungguhnya mereka itu tiada tercela), yakni halal. Fa manibtaghā warā-a dzālika (barangsiapa mencari di balik itu), yakni barangsiapa mencari cara selain cara yang halal.

Fa ulā-ika humul ‘ādūn (maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas), yakni orang-orang yang melanggar halal dan mengerjakan yang haram.

Wal ladzīna hum li amānātihim (dan orang-orang yang terhadap amanat-amanat), yakni terhadap perkara-perkara yang diamanatkan kepada mereka, seperti shaum, wudu, mandi janabat, titipan, dan sebagainya.

Wa ‘ahdihim (dan janjinya), baik terhadap Allah Ta‘ala maupun terhadap sesama manusia.

Rā‘ūn (memelihara), yakni menjaganya dengan cara menunaikannya.

Wal ladzīna hum ‘alā shalawātihim yuhāfizhūn (dan orang-orang yang senantiasa memelihara shalatnya), yakni senantiasa menunaikan shalat pada waktunya.

Ulā-ika (mereka itulah), yakni si pemilik sifat-sifat tersebut.

Humul wāritsūn (orang-orang yang akan mewarisi), yakni orang-orang yang akan menghuni.

Alladzīna yaritsūna ([yaitu] orang-orang yang akan mewarisi), yakni yang akan menghuni.

Al-firdausa (surga Firdaus), yakni istana-istana ar-Rahman. Dalam bahasa Romawi, Firdaus berarti taman.

Hum fīhā khālidūn (mereka langgeng di dalamnya), yakni mereka kekal di dalam surga, tidak akan pernah mati dan tidak akan pernah dikeluarkan darinya.

Dalam ayat yang Allah Swt berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلاً . خَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلاً .

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kesalehan-kesalehan, adalah bagi mereka surga Firdaus sebagai tempat tinggal.” Mereka kekal di dalamnya; mereka tidak menginginkan pindah darinya.” ( Qs. Al-Kahfi ayat 107-108)

tafsir  ayat ini :

Innal ladzīna āmanū (sesungguhnya orang-orang yang beriman) kepada Nabi Muhammad saw. dan al-Quran.

Wa ‘amilush shālihāti (dan mengerjakan kesalehan-kesalehan), yakni ber-bagai ketaatan yang hanya antara mereka dengan Rabb-nya semata.

Kānat lahum jannātul firdausi (bagi mereka surga Firdaus), yakni surga yang paling tinggi derajatnya. Nuzulā (sebagai tempat tinggal).

Khālidīna fīhā (mereka kekal di dalamnya), yakni mereka langgeng di dalamnya.

Lā yabghūna (mereka tidak menginginkan), yakni mereka tidak meminta.

‘Anhā hiwalā (pindah darinya).

 Para ulama berbeda-benda dalam memaknai kalimat Fidaus diantara mereka adalah Ka'ab berkata, "Yaitu kebun-kebun yang di dalamnya ada tanaman anggur." Al-Laits berkata, "Firdaus berarti kebun yang memiliki pohon anggur." Sementara Ibnu Qayyim al-Jauziyyah menjelaskan, kata mufardas berarti tanaman yang diberi anjang-anjang. Adh-Dhahhak berkata, "Firdaus berarti kebun yang dikelilingi pohon-pohon,
Pendapat ini dipilih Al-Mubarrad bahwa kata firdaus berasal dari bahasa Arab yaitu pohon yang lebat dan mayoritasnya berupa pohon anggur. Ada juga pendapat Abdullah Syafi'ie dalam buku Megahnya Surga turut menjelaskan mengenai Surga Firdaus. Ia menerangkan, asal kata Surga Firdaus adalah bustan yang artinya kebun.

Dikatakan, Surga Firdaus terletak persis di bawah Arsy atau singgasana Allah SWT. Oleh karena itu, Firdaus menjadi tempat yang sangat istimewa. Di dalamnya terdapat pemandangan yang sangat indah, karena di antara tingkat-tingkat surga itu terbuat dari emas dan perak. Dari singgasana Arsy, Allah SWT mengalirkan sungai-sungai dengan beragam air. Air dari sungai tersebut berupa susu murni yang tidak akan berubah warna dan kesegarannya juga terdapat madu. Imam Ibnu Majah dalam Sunan Ibnu Majah Jilid 3, menjelaskan hadits yang berkaitan dengan Surga Firdaus, seperti Sabda Nabi Muhammad Saw:                                               

حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا - حَفْصُ بْنُ مَيْسَرَةَ عَنْ رَيد أن أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْن يَسَارٍ أَنَّ مُعَادُ بن حَبَل قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "اَلْجَنَّةُ مِائَةُ دَرَجَةٍ. كُلُّ دَرَجَةٍ مِنْهَا مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَإِنَّ أَغْلَاهَا الْفِرْدَوْسِ وإِنَّ أَوْسَطَهَا الْفِرْدَوْسِ وإِنَّ الْعَرْشِ عَلَى الْفِرْدَوْسِ مِنْهَا تَفَجَّرَ أَنْهَارَ الْجَنَّةِ فَإِذَا مَا سَأَلْتُمُ اللهِ فَسْلُوْهُ الْفِرْدَوْسِ

Artinya: "Dari Suwaid bin Sa'id, dari Hafsh bin Maisarah, dari Zaid bin Aslam, dari Atha bin Yasar, dari Mu'adz bin Jabal ra, ia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Surga terdiri dari seratus tingkatan. Antar tiap tingkatan jaraknya seperti antara langit dan bumi. Surga yang tertinggi adalah Surga Firdaus, surga yang paling afdhal juga Firdaus, dan singgasana itu berada di atas Firdaus, dari dalamnya terpancar sungai-sungal surga, apabila kalian memohon surga kepada Allah maka mohonlah surga Firdaus" (Shahih: Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah, No. 922)

Ahmad Abi Al-Musabbih dalam buku Reuni Ahli Surga: Sejumlah Amalan Penting Penghuni Surga saat di Dunia mengatakan, banyaknya kriteria calon penduduk Surga al-Firdaus menandakan bahwa tidak mudah untuk mendapatkannya. Selain beribadah menjalankan syariat, ada juga larangan yang harus dipatuhi oleh seorang hamba. Seperti menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna dan tentunya hal ini juga berkaitan dengan mematuhi perintah Allah SWT. Dijelaskan lebih lanjut, karakteristik penghuni Surga Firdaus yaitu memiliki karakter yang sempurna sebagai hamba Allah SWT yang beriman dan bertakwa sehingga ia pantas untuk mendapatkan pahala berupa surga yang tingkatannya paling tinggi di antara surga-surga lainnya. wallahu A'lam.


 

SURGA FIRDAUS IMPIAN ORANG BERIMAN

                                                             SURGA FIRDAUS      Setiap muslim pasti ingin masuk kedalam surga dan mereka b...