Kamis, 13 Oktober 2016

QS. ALBAYYINAH TENTANG IKHLAS DALAM BERAMAL

IKHLAS BERAMAL

لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ -١- رَسُولٌ مِّنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفاً مُّطَهَّرَةً -٢- فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ -٣- وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِن بَعْدِ مَا جَاءتْهُمُ الْبَيِّنَةُ -٤- وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ -٥- إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُوْلَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ -٦- إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُوْلَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ -٧- جَزَاؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ -٨-
Pada permulaan Surah Al-Bayyinah ini disebut-sebut tentang situasi sebelum Islam, Ahlul Kitab dan musyrikin Arab, ayat itu berbunyi :  Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata, (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran), Di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus.
Benar, mereka mengatakan bahwa mereka diberitahu perihal kedatangan Nabi Muhammad Saw , namun belakangan ketika kitab sucinya yakni Al-Quran  diturunkan , keadaan berubah dan mereka berselisih dalam gagasan mereka mengenai agama Allah, ayat itu mengatakan : Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.
Dengan demikian klaim para Ahlul Kitab dan orang-orang yang musyrik yang meminta seorang nabi atau utusan Allah Swt dengan membawa bukti yang jelas untuk diakui, seperti yang ditunjukkan pada ayat diatas, ternyata dusta. Sebab, ketika bukti nyata itu yaitu Islam dan nabi yang ditunggu itu, seluruh kreteria sempurnya ada pada pribadi Nabi Muhammad Saw telah dating, mereka malah menolak mentah-mentah agama Islam dan melawan Nabi Muhammad Saw, kecuali sebagian kecil saja dari mereka.
Kita tahu bahwa Ahlul Kitab mengharapkan kedatangan nabi tersebut, demikian pula para kaum musyrikin Arab yang mengetahui bahwa Ahlul Kitab lebih berilmu ketimbang mereka, biasanya mengikuti gagasan yang sama dan menerimanya sebagai gagasan mereka sendiri. Namun setelah mencapai tujuan, mereka mengubah cara tersebut dan bergabung bersama para pembangkang.
Bagaimanapun juga arti Bayyinah disini adalah bukti yang nyata, yang menurut ayat kedua, contoh konkretnya adalah Rasulullah Saw sendiri yang siap mengajarkan Al-Quran kepada mereka.
Istilah shuhuf merupakan bentuk jamak dari shahifah yang artinya selembar daun atau halaman sebuah buku atau lembaran-lembaran kertas yang diatasnnya sesuatu ditulis disini ia berarti isi lembaran-lembaran.
Penggunaan istilah muthahharah menunjukkan bukti bahwa bukti yang nyata itu merupakan kebenaran yang sesungguhnya, firman Allah yang asli dalam kesucian, tanpa ada penyimpangan apapun yang mengotorinya dan ia dijauhkan dari tangan-tangan jahat bangsa jin dan manusia.
Pada ayat ketiga yang berbunyi Di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus, merujuk pada fakta bahwa kitab-kitab ini niscaya mengandung perintah dan larangan yang lurus dan benar. Yang dimaksud dengan isi kitab-kitab yang lurus ialah isi kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi seperti Taurat, Zabur dan Injil yang murni. Sehingga ada sebuah istilah yang menyatakan kegilaan adalah menyakini kesalahan namun lebih gila lagi Al-Quran yang nyata benar tidak diimani.
Karena itu pula, arti kutub di sini adalahapa yang ditulis atau ia berartihukum-hukum yang diturunkan oleh Allah, karena kitaabat dalam bahasa Arab telah digunakan dalam pengertianmenetapkan sebuah perintah.
Adapun istilah qayyimah berartilembut, lurus, benar, kuat, kukuh, bernilai, berharga, atau seluruh pengertian ini secara bersamaan.
Sesuatu yang mungkin juga, karena Al-Quran mengandung substansi semua kitab suci sebelumnya ditambah dengan berbagai hal penting lainnya, maka ia juga dikatakan memiliki aturan-aturan yang benar dimasa lalu.
Penting untuk diperhatikan , bahwa penyebutan Ahlul Kitab sebelumkaum musyrik itu hanya tercantum pada ayat pertama. Sedang pada ayat yang keempat, hanya Ahlul Kitab saja yang disebutkan, tapi meskipun kaum musyrik tidak disinggung, ayat tersebut tetap mengacu kepada keduanya yakni Ahlul Kitab dan kaum musyrik.
Tampaknya perbedaan ini terjadi karena dalam hal ini, Ahlul Kitab merupakan para pembangkang utama dan kaum musyrik adalah para pengikut mereka, atau karena Ahlul Kitab lebih pantas mendapat kesalahan. Sebab, terdapat banyak cendekiawan di antara mereka yang mempunyai standar teologi yang lebih tinggi ketimbang kaum musyrik, sehingga karena itu pengingkaran mereka jauh lebih hina dan tercela.
Selanjutnya ,Al-Quran mengecam Ahlul Kitab dan kaum musyrik dengan mengatakan: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
Mengenai frase Wa maa umiruu ( padahal mereka tidak diperintahkan ) sebagian pendapat menyatakan , bahwa tujuan penggunaan frase ini menerangkan, bahwa Ahlul Kitab telah mempunyai tiga prinsif abadi dalam agama mereka yaitu tauhid, sholat dan zakat. Tiga prinsip ini sebenarnya telah dibakukan, tetapi mereka tidak menepati janji meskipun terhadap prinsip-prinsip yang mereka akui sendiri. 
Di dalam Islam juga dikenal memiliki yang sama terhadap tiga hal tersebut yakni tauhid, sholat dan zakat yang juga merupakan prinsip-prinsip abadi. Tetapi , mengapa mereka menolak ajaran-ajaran yang sama tersebut ?
Maka menggunakan frase ini tampak lebih sesuai, sebab kata umiruu ( diperintahkan) menunjuk kepada penerimaan atas agama baru, yakni agama yang disebutkan dalam ayat-ayat sebelumnya, yang terhadapnya mereka berpecah belah. Di pihak lain, sebagaian juga ada yang berpendapat bahwa kata Diin di sini berarti ibadah dimana frase kecuali agar mereka menyembah Allah saja, turut membenarkan pemahaman ini.
Istilah hunafaa merupakan bentuk jamak dari haniif yang diturunkan dari hanaf, yang artinyasuci dalam iman atau beralih dari jalan menyimpang menuju jalan yang lurus.
Adapun fraseagama yang lurus dimaksudkan untuk menegaskan bahwa prinsip-prinsip tauhid, holat dan zakat itu bersifat abadi dan tidak berubah pada seluruh agama samawi, karena arti lurus itu adalah jauh dari syirik ( mempersekutukan Allah ) dan jauh dari kesesatan. Dengan kata lain , prinsip-prinsip tersebut bisa ditemukan dalam watak seluruh generasi manusia.
Dengan demikian, nasib manusia sebenarnya telah mengarahkannya kepada tauhid dan wataknya mengajak kepada rasa syukur terhadap Allah Swt, mengetahui zat-Nya dan lebih jauh, ruh sosial manusia menyerunya untuk berkhidmat dalam melakukan amal sholeh dan suka bederma ( zakat ).
Jadi, akar dari karakteristik tersebut secara umum tentu telah bersemayam dalam diri manusia. Sebab itu, kita menjumpai hukum-hukum tersebut dalam intisari ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.
Pada ayat-ayat sebelumnya disebutkan bahwa Ahlul Kitab dan kaum musyrik tengah menantikan bukti yang nyata dari utusan Allah, namun ketika terjadi, mereka berselisih dan setiap orang mengambil jalannya sendiri-sendiri. Maka pada ayat-ayat selanjutnya, dari perspektif keimanan yang benar, Al-Quran membagi manusia pada dua golongan: golongan beriman dan golongan kafir. Setelah itu, nasib dari setiap golongan itu disebutkan.
Pada ayat keenam Allah menjelaskan: Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Istilah kafaruu ( orang-orang kafir ) di sini merujuk pada fitnahan oleh orang-orang kafir terhadap umat Islam dan kekufuran mereka sebelum itu bukanlah persoalan baru.
Frase mereka itulah seburuk-buruknya makhluk merupakan sebuah pernyataan yang mengejutkan yang memperlihatkan bahwa diantara semua makhluk hidup dan tak hidup tidak ada sesuatu yang lebih buruk  daripada orang-orang yang meninggalkan jalan kebenaran dan tersesat setelah cahaya kebenaran datang, argumen dan alasan telah jelas  dan sempurna  datang kepada mereka, penolakan ini tidak lain disebabkan oleh kesombongan, tipu daya dan kebencian mereka semata. Ayat yang senada dengan penjelasan diatas adalah QS. Al-Araf : 179 berbunyi yang artinya :179.  Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.

Alam saja menyatakan dirinya bertuhankan Allah, mengapa manusia yang punya akal masih saja mengingkari Allah Swt ! 

Dalam ayat ini sekali lagi fraseAhlul Kitab disebutkan lebih dahulu ketimbang orang-orang musyrik. Barangkali ,alasannya adalah karena mereka mempunyai kitab-kitab suci dan sebagai orang-orang yang terdidik di tengah-tengah masyarakat, serta memiliki banyak fakta dan penjelasan-penjelasan. Jadi penolakan mereka sungguh lebih buruk dan tidak senonoh.
Ayat selanjutnya menyebutkan tentang kelompok yang berada dalam posisi lebih tinggi, yaitu : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Dan ganjaran bagi mereka pun ditunjukkan Allah Swt dengan firman-Nya: Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Penting untuk dicatat, ketika membicarakan orang-orang sholeh, ayat ini juga menyebutkan tentang melakukan amal sholeh, yang merupakan buah dari iman itu sendiri . Dengan kata lain, hanya mengklaim beriman saja itu tidak cukup, karena keimanan itu harus sesuai dengan amal perbuatannya. Jadi bukti konkrit orang beriman adalah beramal sholeh, maka pantaslah ia menyandang mereka itulah sebaik-baik makhluk.
Allah Swt mengganjar apa yang mereka kerjakan dengan Surga-Nya yang penuh kenikmatan, karena mereka begitu ridho kepada Allah Swt dan Allah Swt pun ridho terhadap mereka dan apabila mereka melakukan suatu kesalahan Allah senantiasa membukakan pintu maaf-Nya untuk mereka. Maka kebahagian apalagi yang lebih baik dan lebih tinggi daripada merasakan keridhoan Sang Kekasih yakni Allah Swt, sehingga membuat ia terus semakin mendekati-Nya. Mereka hanya takut kepada Allah Swt dan hanya bertujuan semata-mata karena-Nya pula, itulah hakekat tujuan hidup manusia yang senantiasa dicari oleh abdi-abdi-Nya yang ingin mendapatkan ridho Allah Swt.
Ikhlas adalah semata-mata karena Allah S W T  Seperti seseorang yang lari dari binatang  buas dan tiada yang menakutkannya selain binatang tersebut. Niatnya murni tanpa campur lainnya. Orang ikhlas itu menyembunyikan kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan kejelekannya. Dan salah satu tanda ikhlas ialah, beramal tak ingin dipuji orang lain.
Adapun keutamaan dari sifat ikhlas adalah sebagai berikut :
1.      Pahalanya dilipatgandakan, walaupun sedikit (An Nisa : 40)
“Sesungguhnya Allah tidak Menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar”.
               Maksudnya: Allah tidak akan mengurangi pahala orang-orang yang mengerjakan kebajikan walaupun sebesar zarrah, bahkan kalau Dia berbuat baik pahalanya akan dilipat gandakan oleh Allah.
2.      Allah SWT hanya menerima amalan yang ikhlas.
3.      Dapat berjumpa dengan Allah SWT, seperti yang dijelaskan dalam QS. Al Kahfi : 110 : “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
4.      Ikhlas adalah Zuhud di dunia.
5.      Allah SWT akan menjadikan diamnya orang ikhlas sebagai tafakur dan bicaranya sebagai dzikir
6.      Amalan yang ikhlas, dapat dijadikan tawassul do’a (Bukhari, Muslim)
                Sebuah amalan tidak akan diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala jika pelakunya tidak melakukan amalan tersebut secara ikhlas, yaitu karena ketaqwaannya pada Allah subhanahu wata’ala. Beberapa keutamaan dan buah yang bisa dipetik dari keikhlasan kepada Allah subhanahu wata’ala, di antaranya adalah:
1.       Mendapatkan syafa’at Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam
Shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam: “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling bahagia dengan mendapatkan syafa’at engkau pada hari kiamat nanti?” Beliau menjawab:
“Orang yang mengucapkan Laa Ilaha Illallah dengan ikhlas dari lubuk hatinya.”
(HR.AlBukhari)
            Makna ikhlas di sini adalah dia mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan sekaligus menjalankan konsekuensi-konsekuensi dari kalimat tersebut, yakni dia harus benar-benar mempersembahkan amal ibadahnya kepada Allah Swt dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.AllahSwt berfirman yang artinya:“Dan beribadahlah hanya kepada Allah dan jangan engkau menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” (QS. An Nisaa’: 36)
2.       Dibukakan baginya pintu-pintu langit
Hal ini berdasarkan sebuah hadist Nabi Saw beliau bersabda:  “Tidaklah seorang hamba mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan ikhlas, kecuali pasti akan dibukakan baginya pintu-pintu langit, sampai dia dibawa ke ‘Arsy (tempat beristiwa’nya Allah), selama dia menjauhi perbuatan dosa-dosa besar.” ( HR. At Tirmidzi )
3.       Diharamkan baginya An Nar ( Neraka )
Sesungguhnya An Nar itu haram dimasuki oleh orang-orang yang ikhlas kepada Allah subhanahu wata’ala sebagaimana sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam: “Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala menolong umat ini dengan adanya kaum yang lemah di antara mereka, dengan doa mereka, dengan shalat mereka, dan dengan keikhlasan yang ada pada mereka.” ( HR. An Nasa’i )
4.       Dilapangkan dari masalah yang sedang menghimpitnya
Terkadang seorang muslim dihadapkan pada suatu masalah yang sangat pelik yang terkadang menjadikan dia berputus asa dalam mengatasinya. Tetapi, tahukah anda bahwa amalan-amalan yang dilakukan dengan ikhlas dapat dijadikan sebagai wasilah ( perantara ) dalam berdo’a kepada Allah subhanahu wata’ala untuk dihilangkannya berbagaimasalahyangsedangmenghimpitnya?
5.       Husnul Khatimah
Orang yang beribadah semata-mata ikhlas karena Allah Swt, insya Allah ia akan wafat dalam keadaan husnul khatimah yaitu meninggal dalam keadaan baik.
6.       Benteng dari godaan setan
Setan dan bala tentaranya akan senantiasa menggoda umat manusia seluruhnya sampai hari kiamat. Namun hanya orang-orang yang ikhlaslah yang akan selamat dari godaan mereka ini. Hal ini diakui sendiri oleh pimpinan para setan yaitu iblis, sebagaimana Allah Swt sebutkan pengakuannya itu dalam Al-Qur’an dengan firman-Nya yang artinya:“Iblis berkata: “Wahai Tuhanku, oleh sebab Engkau telah menyesatkanku, pasti aku akan menjadikan mereka (anak cucu Adam) memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlas di antara mereka.” ( QS.Al- Hijr: 39-40)
7.       Selamat dari jurang kemaksiatan kepada Allah Swt
Tercatat dalam sejarah, bagaimana dahsyatnya godaan yang dialami Nabi Yusuf ? ketika diajak berzina oleh seorang istri pejabat negeri waktu itu. Namun Allah Swt selamatkan dia dan Allah Swt palingkan dia dari perbuatan tersebut,hal tersebut Allah jelaskan dalam Al-Qur’an yang artinya :“Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian.”( QS.Yusuf:24 ) Apa sebabnya?“Sesungguhnya dia (Yusuf) itu termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas.” ( QS.Yusuf: 24 )
8.       Senantiasa di atas kebaikan
Diriwayatkan oleh Ja’far bin Hayyan dari Al Hasan, bahwa beliau berkata: “Senantiasa seorang hamba itu berada dalam kebaikan, jika berkata, (ikhlas) karena Allah subhanahu wata’ala, dan jika beramal, (ikhlas) karena Allah subhanahu wata’ala.”
Karakter yang ingin dibangun setelah memahami surah diatas adalah sebagai berikut :
1.      Janganlah bersifat kufur, karena kekufuran itu membuat hati menjadi mati.
2.      Bacalah Al-Qur’an, karena ia adalah bukti kebenaran yang paling nyata.
3.      Jangan berpecah belah seperti berpecah belahnya orang kafir ketika Al-Qur’an datang kepada mereka.
4.      Mengabdi  kepada Allah dengan tulus ikhlas, dengan cara mendirikan sholat dan menunaikan zakat.
5.      Berhindarlah dari perbuatan yang menyebabkan masuk ke neraka, yaitu perbuatan kafir dan musyrik.
6.      Beramal sholehlah agar termasuk ahli surga.
7.      Kejarlah keridhoan Allah Swt, baik dunia maupun akhirat.
Jadi ! jika merasa dirinya manusia hendaklah mengimani Allah Swt dan mengabdi kepada-Nya dengan ikhlas, karena sesungguhnya asal kita semua menyatakan diri sebagai ISLAM dengan ucapan :
لا اله الا الله محمد رسول الله

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6303669560088871"crossorigin="anonymous"></script>



TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH,MUHAMMAD RASUL ALLAH


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SURGA FIRDAUS IMPIAN ORANG BERIMAN

                                                             SURGA FIRDAUS      Setiap muslim pasti ingin masuk kedalam surga dan mereka b...