Informasi
Umum: Elemen Sejarah dan Peradaban Islam
1. Identitas
Modul |
|
●
Nama Penyusun |
KAMRANI,
S.Ag |
●
Institusi |
SMKN 2
BANJARBARU |
●
Tahun |
2022/2023 |
●
Jenjang Sekolah |
SMK |
●
Kelas/Semester |
XI (Fase F) /
Ganjil |
●
Alokasi Waktu |
9 JP |
2.
Kompetensi Awal |
Peserta Didik telah memiliki kemampuan awal
mengetahui Sejarah Peradaban Islam. |
3. Profil
Pelajar Pancasila yang Berkaitan |
Peserta
didik Bernalar kritis dengan mengetahui Sejarah Peradaban Islam |
4. Sarana
dan Prasarana · Sumber Pelajaran · Bahan Pembelajan ·
Jumlah
Peserta didik ·
Metode
Pembelajaran ·
Alat Praktik Pembelajaran ·
Media Pembelajaran |
:
Buku Paket, Modul, Internet dan Lainnya. : Video Sejarah / film Sejarah Islam : 30 Orang : Ceramah ,Diskusi, presentasi, demonstrasi, Tanya Jawab : PC/ Laptop : LCD Projector, PPT, Video Pembelajaran, Internet |
5. Target
Peserta Didik |
Kategori siswa dalam proses
pembelajaran ini adalah siswa normal,
bukan berkebutuhan khusus. |
6. Model
Pembelajaran |
Sinkronus
dan Asinkronus |
- Komponen Inti
1. Tujuan
Pembelajaran |
Peserta
Didik mampu ·
Menganalisis peran dan keteladanan tokoh ulama Islam di
Indonesia: Hamzah al-Fansuri, Nuruddin bin Ali ar-Raniri, Syekh Abdurauf bin Ali
al-Singkili, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari, Abdus
Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari
al-Bantani, dan Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani. ·
Mempresentasikan paparan mengenai peran dan keteladaan ulama
Islam tersebut. ·
Mengakui keteladanan tokoh ulama Islam di Indonesia. ·
Membiasakan sikap gemar membaca, menulis, berprestasi, kerja
keras,tanggung jawab, literasi dan produktif dalam berkarya. |
2. Pemahaman
Bermakna |
Peserta didik dapat mengambil suri tauladan dari
tokoh-tokoh ulama Islam Indonesia. |
3. Pertanyaan
Pemantik |
Siapa tokoh ulama Islam Indonesia yang menjadi teladanmu |
4. Kegiatan
Pembelajaran |
Pertemuan
1 Kegiatan
awal 1.
Mempersiapkan alat peraga/
media/bahan berupa laptop, LCD projector, speaker active, laptop, handphone,
kamera, atau media lain. 2.
Memastikan bahwa ruang kelas
sudah bersih, aman dan nyaman 3.
Menyiapkan bahan tayang dan
multimedia pembelajaran interaktif Pendahuluan (10 menit) 4.
Meminta pengurus kelas (Rohis/rohaniawan kelas) untuk memimpin
doa memulai kegiatan pembelaran (guru dan peserta didik berdoa secara
bersamaan dipimpin Rohis/ rohaniawan kelas). 5.
Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan
kondisi masing- masing dan menyampaikan apersepsi. 6.
Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang terkait
dengan materi pelajaran, menyampaikan cakupan materi, tujuan pembelajaran,
dan kegiatan yang akan dilakukan, serta lingkup dan teknik penilaian. 7.
Tadarus Al-Qur’an Q.S. Yūsuf/12: 111, Q.S Al-Qashash/28: 25 Kegiatan Pembelajaran Inti ( 110 menit)
1.
Peserta didik diberi motivasi atau
rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi “ Peran Ulama di
Nusantara”. 2.
Guru menayangkan gambar/foto/video yang
relevan, Peserta didik mengamatiLembar kerja materi “Peran Ulama di
Nusantara”. 3.
Pemberian contoh-contoh materi “ Peran
Ulama di Nusantara” dari media interaktif, dsb. 4.
Kegiatan literasi ini dilakukan di
rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku
penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan “ Peran Ulama di
Nusantara”. 5.
Menulis rangkuman dari hasil pengamatan
dan bacaan terkait Peran Ulama di Nusantara”. 6.
Pemberian materi “ Peran Ulama di
Nusantara”.oleh guru. 7.
Penjelasan pengantar kegiatan secara
garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai materi : “ Peran Ulama
di Nusantara”. 8.
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar 9.
Mengajukan pertanyaan tentang materi : yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang
apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. 10. Peserta didik
dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai materi
“ Peran Ulama di Nusantara”. 11. Mencatat
semua informasi tentang materi “
Peran Ulama di Nusantara” yang telah diperoleh pada buku catatan
dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 12. Peserta didik
mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa
percaya diri “ Peran Ulama di
Nusantara” sesuai dengan pemahamannya. 13. Menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi “ Peran Ulama di Nusantara”. antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban
soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik. 14. Menyampaikan
hasil diskusi tentang materi “ Peran Ulama di Nusantara”. berupa kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan sopan. 15. Mempresentasikan
hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :“ Peran Ulama di Nusantara”. 16. Mengemukakan pendapat
atas presentasi yang dilakukan tentanag materi “ Peran Ulama di Nusantara”dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan. 17. Bertanya atas
presentasi tentang materi “ Peran
Ulama di Nusantara”.yang dilakukan dan peserta didik lain diberi
kesempatan untuk menjawabnya. 18. Menyimpulkan
tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa : Laporan
hasil pengamatan secara tertulis tentang materi : “ Peran Ulama di Nusantara”. 19. Menjawab
pertanyaan tentang materi “ Peran
Ulama di Nusantara”yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
lembar kerja yang telah disediakan. 20. Bertanya
tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan
kepada siswa berkaitan dengan materi “
Peran Ulama di Nusantara” yang akan selesai dipelajari Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi “ Peran Ulama di Nusantara” yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu
untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. KEGIATAN PENUTUP (10 Menit) 1.
Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru. 2.
Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama
mengerjakan 3.
Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru. 4.
Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama-sama. Pertemuan 2 Kegiatan awal Pesiapan (5 menit)\ 1. Mempersiapkan alat peraga/ media/bahan berupa laptop,
LCD projector, speaker active, laptop, handphone, kamera, atau media lain. 2. Memastikan bahwa ruang kelas sudah bersih, aman dan
nyaman. 3. Menyiapkan bahan tayang dan multimedia pembelajaran
interaktif. Pendahuluan ( 10 menit ) 4. Meminta
pengurus kelas (Rohis/rohaniawan kelas) untuk memimpin doa memulai kegiatan
pembelaran (guru dan peserta didik berdoa secara bersamaan dipimpin Rohis/
rohaniawan kelas). 5. Guru menyapa
setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan kondisi masing- masing dan
menyampaikan apersepsi. 6. Guru
memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan materi
pelajaran, menyampaikan cakupan materi, tujuan pembelajaran, dan kegiatan
yang akan dilakukan, serta lingkup dan teknik penilaian. 7. Tadarus
Al-Qur’an Q.S. Yūsuf/12: 111, Q.S Al-Qashash/28: 25 Kegiatan Pembelajaran Inti ( 110 menit)
8. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
perhatian pada topik materi “ Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul
Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi
al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. 9. Guru menayangkan gambar/foto/video yang relevan, Peserta didik
mengamati Lembar kerja materi Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul
Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi
al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. 10. Pemberian contoh-contoh materi Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu
ketokohan Abu Abdul
Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati
al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali
ar-Raniri dari media interaktif, dsb. 11. Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca
materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul
Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi
al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. 12. Menulis rangkuman dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Ulama
Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul
Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi
al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. 13. Pemberian materi Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul
Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi
al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. oleh guru. 14. Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi : “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul
Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi
al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. 15. Guru
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan
dijawab melalui kegiatan belajar. 16. Mengajukan
pertanyaan tentang materi : yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat. 17. Peserta didik
dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai materi
“Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu
ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh
Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah
al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. 18. Mencatat
semua informasi tentang materi “Ulama
Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi
al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati
al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali
ar-Raniri. yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang
rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 19. Peserta didik
mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa
percaya diri “Ulama Indonesia untuk
dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari
al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad
bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri sesuai dengan pemahamannya. 20. Menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi“Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu
ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh
Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah
al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri.. antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta
didik. 21. Menyampaikan
hasil diskusi tentang materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu
ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh
Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah
al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan. 22. Mempresentasikan
hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :“ Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu
ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh
Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah
al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. 23. Mengemukakan pendapat
atas presentasi yang dilakukan tentanag materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul
Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati
al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali
ar-Raniri. dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan. 24. Bertanya atas
presentasi tentang materi “Ulama
Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi
al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati
al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali
ar-Raniri. yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya. 25.
Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : 26. Laporan hasil
pengamatan secara tertulis tentang materi : “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul
Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati
al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali
ar-Raniri. 27. Menjawab
pertanyaan tentang materi “Ulama
Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari
al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad
bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan. 28. Bertanya
tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan
kepada siswa berkaitan dengan materi “Ulama
Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi
al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati
al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali
ar-Raniri. yang akan selesai dipelajari 29. Menyelesaikan
uji kompetensi untuk materi “Ulama
Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi
al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati
al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali
ar-Raniri. yang terdapat
pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan
secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. KEGIATAN PENUTUP (10 Menit) 1.
Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru. 2.
Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama
mengerjakan 3.
Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru. 4.
Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama-sama. Pertemuan 3 Kegiatan awal Pesiapan (5 menit)\ 1. Mempersiapkan alat peraga/ media/bahan berupa laptop,
LCD projector, speaker active, laptop, handphone, kamera, atau media lain. 2. Memastikan bahwa ruang kelas sudah bersih, aman dan
nyaman. 3. Menyiapkan bahan tayang dan multimedia pembelajaran
interaktif. Pendahuluan ( 10 menit ) 4. Meminta
pengurus kelas (Rohis/rohaniawan kelas) untuk memimpin doa memulai kegiatan
pembelaran (guru dan peserta didik berdoa secara bersamaan dipimpin Rohis/
rohaniawan kelas). 5. Guru menyapa
setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan kondisi masing- masing dan
menyampaikan apersepsi. 6. Guru
memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan materi
pelajaran, menyampaikan cakupan materi, tujuan pembelajaran, dan kegiatan
yang akan dilakukan, serta lingkup dan teknik penilaian. 7. Tadarus Al-Qur’an
Q.S. Yūsuf/12: 111, Q.S Al-Qashash/28: 25 Kegiatan Pembelajaran Inti ( 110 menit)
8. Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
perhatian pada topik materi “ Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar
Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri Guru menayangkan gambar/foto/video yang
relevan, Peserta didik mengamati Lembar kerja materi Ulama Indonesia untuk
dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili,
Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri. 9. Pemberian contoh-contoh materi Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu
ketokohan Syekh
Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah
Al-Fansuri dari media interaktif, dsb. 10. Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca
materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar
Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri. 11. Menulis rangkuman dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Ulama
Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar
Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri. 12. Pemberian materi Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar
Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri oleh guru. 13. Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi : “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar
Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri. 14. Guru
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan
dijawab melalui kegiatan belajar. 15. Mengajukan
pertanyaan tentang materi : yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat. 16. Peserta didik
dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai materi
“Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu
ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin
Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri. 17. Mencatat
semua informasi tentang materi “Ulama
Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali
al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri.
yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 18. Peserta didik
mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa
percaya diri “Syekh
Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah
Al-Fansuri. sesuai dengan
pemahamannya. 19. Menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi“Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu
ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin
Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik. 20. Menyampaikan
hasil diskusi tentang materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu
ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin
Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri
berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan. 21. Mempresentasikan
hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :“ Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu
ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin
Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri. 22. Mengemukakan pendapat
atas presentasi yang dilakukan tentanag materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf
bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri dan
ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan. 23. Bertanya atas
presentasi tentang materi “Ulama
Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali
al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri. yang
dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya. 24. Menyimpulkan
tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi
: “Ulama Indonesia untuk dunia ”
yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh
bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri. 25. Menjawab
pertanyaan tentang materi “Ulama
Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali
al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri. yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan. 26. Bertanya
tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan
kepada siswa berkaitan dengan materi “Ulama
Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali
al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri. yang
akan selesai dipelajari 27. Menyelesaikan
uji kompetensi untuk materi “Ulama
Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali
al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri. yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu
untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. KEGIATAN PENUTUP (10 Menit) 1.
Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru. 2.
Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama
mengerjakan 3.
Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru. 4.
Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama-sama. |
2. Asesmen |
|
●
Diagnostik |
1. Bagaimana perasaanmu saat ini?
Pilih salah satu emoticon dibawah ini! 2. Apa yg kamu lakukan pada saat
sedang marah/senang/sedih? 3. Apa saja hal yg
menyenangkan/tidak menyenangkan yg kamu lakukan selama berada di rumah? 4. Apa yg membuatmu merasa
cemas/khawatir? 5. Apa yg membuatmu merasa
marah/senang/sedih? 6. Siapa yg dapat membuatmu
bahagia/sedih? 7. Apa saja kejadian yg paling menyakitkan/
membahagiakan yg terjadi dalam hidupmu? 8. Apa yg kamu lakukan saat
menghadapi masalah 9. Siapa saja yg kamu ajak bicara
saat menghadapi masalah? 10.Bagaimana hubunganmu dengan
orangtua? |
●
Formatif |
Diskusi
kelas |
●
Sumatif |
Menjawab
soal tertulis |
3. Pengayaan
dan Remedial |
Pengayaan Terdapat 7 ulama Nusantara Indonesia yang memiliki reputasi
dunia, adakah di antara karya-karyanya yang pernah kalian pelajari dan
telaah, baik di lingkungan sekolah, rumah, lingkungan sekitar, atau di pondok
pesantren? Jawabannya harus jujur ya! Perkaya juga dengan tanggapan kalian
tentang peran dan karya-karya mereka untuk kemajuan Indonesia ke depan.Boleh
ditulis tangan, atau cara yang lain. Cukup 1-2 lembar saja. Jangan Remedial Bagi peserta didik yang belum menguasai materi Para
Ulama Indonesia yang tidak hanya memberi sumbangsih besar untuk Indonesia,
tetapi mewarnai wajah |
B.
Lampiran
1.
Lembar Kerja Peserta Didik
Tokoh-tokoh
ulama Indonesia yang mendunia
A. Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani
1. Riwayat Hidupnya
Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani Nama lengkap beliau
adalah Abu Abdul Mu’ti Muhammad bin Umar al-Tanara alJawi al-Bantani. Dikenal
juga dengan nama Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani. Lebih terkenal dengan nama
Syekh atau Imam Nawawi Banten. Ayahnya adalah Umar bin Arabi yang merupakan
seorang ulama di Banten. Dikisahkan juga, bahwa Syekh Nawawi masih keturunan
dari Sunan Gunung Jati (salah satu Wali Songo) dari Sultan Banten I, yakni
Maulana Hasanuddin. Imam Nawawi juga dikabarkan masih memiliki jalur nasab dari
Sayyidina Husein r.a, salah satu cucu Rasulullah Saw. selain Sayyidina Hasan
r.a.
2.Teladan yang dapat dicontoh
Syekh Nawawi pernah menjadi imam di
Masjidil Haram, mengajar di Haramain (sebutan lain dari Makkah Madinah), dan
karya-karyanya tersebar juga di Timur Tengah. Di kawasan Asia Tenggara,
khususnya di dunia pesantren, karya-karyanya masih dipelajari, dikaji, dan
ditelaah, bahkan sampai kini menjadi kurikulum tetap di pesantren. Gelar
Sayyidul Hijaz bukan sembarang gelar, dan itu diperoleh di wilayah Timur
Tengah, tepatnya di seputar Jazirah Arab (Makkah-Madinah saat itu), dan
Masjidil Haram, khususnya Ka’bah yang menjadi jantung atau pusatnya ajaran
Islam.
3.Karya Tulis beliau
Berikut ini, 10
nama kitab karya beliau dari total karya beliau yang berjumlah 115 yang
mengupas tentang Fiqh, Tasawuf, Tafsir, dan Hadis, yaitu: 1) Sullam al-Munājah
syarah Safīnah al-Shalāh 2) Bahjah al-Wasāil syarah al-Risālah al-Jāmi’ah bayn
al-Usūl wa al-Fiqh wa al-Tasawwuf 3) al-Tausyīh/Quwt al-Habīb al-Gharīb syarah
Fath al-Qarīb al-Mujīb 4) Marāqi al-‘Ubūdiyyah syarah Matan Bidāyah al-Hidāyah
5) Nashāih al-‘Ibād syarah al-Manbahātu ‘ala al-Isti’dād li yaum al-Mi’ād 6)
Qāmi’ al-Thugyān syarah Mandhūmah Syu’bu al-Imān 7) al-Tafsir al-Munīr li
al-Mu’ālim al-Tanzīl al-Mufassir ‘an wujūĥ mahāsin al-Ta΄wil musammā Marāh
Labīd li Kasyaf Ma’nā Qur΄an Majīd 8) Nur al-Dhalām ‘ala Mandhūmah al-Musammāh
bi ‘Aqīdah al-‘Awwām 9) Tanqîh al-Qaul al-Hatsîts syarah Lubâb al-Hadîts 10)
‘Uqūd al-Lujain fi Bayān Huqūq al-Zaujain.
B. Syaikh Yusuf
Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari
1.
Riwayat Hidupnya
Syaikh Yusuf
Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari Nama lengkapnya Syekh Yusuf Abul
Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari. Beliau dilahirkan di Gowa, Sulawesi
Selatan, pada tanggal 3 Juli 1626, sedangkan tempat wafatnya di Cape Town,
Afrika Selatan, pada tanggal 23 Mei 1699 pada usia 72 tahun. Beliau dijadikan
sebagai pahlawan nasional Indonesia. Sementara di kalangan rakyat Sulawesi
Selatan, mendapatkan gelar sebagai Tuanta Salamaka ri Gowa (“tuan guru
penyelamat kita dari Gowa”).
2.
Teladan yang dapat dicontoh
Ketekunan,
penjelajahan, dan ikhtiarnya dalam menuntut ilmu, dapat kita jadikan contoh.
Betapa tidak! Syekh Yusuf mempelajari Islam sekitar 20 tahun di Timur Tengah.
Pencapaian itu, sangat luar biasa, apalagi jika kita kaji dari sisi waktu,
Syekh Yusuf melakukan itu sekitar abad 17. Lagi-lagi, kalian sebagai penerus
bangsa, dapat meneladani jejak langkah Syekh Yusuf dalam ikhtiarnya saat
menuntut ilmu.
3.
Karya beliau
1)An-Nafhatu As
Sailaniyah. 2) Kaifiyāt alDzikir 3) Zubdād al-Asrār fī Tahqīq Ba’d Masyārib
al-Akhyār. 4) Tāj al-Asrar fī Tahqīq Masyrab Al ‘Ārifīn min Ahl al-Istibshār.
5) Mathālib as-Sālikīn, Fath Kaifiyyah az-Dzikr. 6) Safīnat an-Najah,
menjadi karyanya yang paling populer, yang hingga kini masih banyak diajarkan
di berbagai pesantren. Di Museum Pusat Jakarta, juga didapati sekitar 10
manuskrip Syekh Yusuf yang belum diterjemahkan.
C. Abdus
Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani
1.
Riwayat Hidupnya
Syekh Abdus
Samad dilahirkan di Palembang (kini masuk wilayah Sumatera Selatan) pada
tahun 1116 H/1704 M, dan wafat pada tahun 1203 H/1789 M dalam
usia 85 tahun. Beliau mendapat pendidikan dasar dari ayahnya sendiri di
Palembang atau Kedah (Malaysia). Jika ditelaah dari silsilah, nasab Syekh Abdus
Samad berketurunan Arab, dari jalur ayah. Nama ayahnya adalah Syeikh Abdul
Jalil, yang merupakan ulama yang berasal dari Yaman, yang dilantik menjadi
Mufti Negeri Kedah (kini Malaysia) pada awal abad ke-18. Sementara ibunya,
bernama Radin Ranti, adalah wanita asli Palembang.
2.
Teladan yang dapat dicontoh
Sesampai di
Makkah dan Madinah, semangat belajarnya semakin giat. Ia mmpelahari dan
menyerap beberapa ilmu yang belum dikuasai, dan memperdalam ilmu-ilmu yang
sudah dikuasainya dari guru dan ulama yang terkenal dengan sebutan Jazirah
Arab. Namun, beliau tidak melupakan negeri asalnya. Syekh Abdus Samad tetap
memberikan perhatian besar pada perkembangan sosial, politik, dan keagamaan di
Nusantara Indonesia.
3.
Karya Tulisnya
Syekh Abdus
Samad termasuk pengarang yang produktif. Karyanya yang terkenal dan sampai saat
ini masih dipergunakan adalah : 1)Hidayatus Salikin 2) Siyarus Salikin 1)
Zahratul Murīd fi Bayāni Kalimah al-Tauhīd, 1178 H/1764 M. 3) Risalah Pada
Menyatakan Sebab Yang Diharamkan Bagi Nikah, 1179 H/1765 M. 4) Hidāyatus
Sālikīn fī Sulūki Maslakil Muttaqīn, 1192 H/1778 M. 5) Siyārus Sālikīn ilā
‘Ibādati Rabbil ‘Alamīn, 1194 H/1780 M-1203 H/1788 M. 6) Al-‘Urwatul Wutsqā wa
Silsilatu Waliyil Atqā. 7) Ratib Sheikh ‘Abdus Shamad al-Falimbani. 8)
Nashīhatul Muslimīna wa Tazkiratul Mu’minīna fi Fadhāilil Jihādi wa Karāmatil
Mujtahidīna fī Sabīlillah. 9) Ar-Risālatu fī Kaifiyatir Rītib Lailatil Jum’ah
10) Mulhiqun fī Bayāni Fawaidin Nafi’ah fī Jihādi fī Sabīlillah 11) Zātul
Muttaqin fī Tauhidi Rabbil ‘Alamīn 12) ‘Ilmut Tasawuf 13) Mulkhishut Tuhbatil
Mafdhah minar Rahmatil Mahdah ‘Alaihis Shalātu was Salām 14) Kitab Mi’raj 15)
Anisul Muttaqin 16) Puisi Kemenangan Kedah.
D.
Nuruddin bin Ali ar-Raniri
1.
Riwayat Hidupnya
Nuruddin bin
Ali ar-Raniri Nama lengkapnya Syekh Nuruddin Muhammad bin ‘Ali bin Hasanji bin
Muhammad Hamid ar-Raniri al-Quraisyi. Jika ditelaah dari namanya, beliau
memiliki darah keturunan (nasab) dari suku Quraisy, suku yang juga menurunkan
Nabi Muhammad Saw. Ayahnya adalah seorang pedagang Arab yang bergiat dalam
pendidikan agama, sedangkan nama populernya adalah Syekh Nuruddin Ar-Raniri
atau Syekh Nuruddin, beliau adalah ulama penasehat Kesultanan Aceh pada masa
kepemimpinan Sultan Iskandar Tsani (Iskandar II). Syekh Nuruddin diperkirakan
lahir sekitar akhir abad ke-16 di kota Ranir, wilayah Gujarat India, dan wafat
pada 21 September 1658 M. Pada tahun 1637 M, ia datang ke Aceh, dan kemudian
menjadi penasehat kesultanan di daerah tersebut sampai tahun 1644 M.
2.
Teladan yang dapat dicontoh Pengetahuan Syekh Nuruddin tak terbatas
dalam satu cabang ilmu saja, namun sangat luas yang meliputi bidang sejarah,
politik, sastra, filsafat, fikih, BAB 5: Meneladani Jejak Langkah Ulama
Indonesia yang Mendunia 156 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk
SMA/SMK Kelas XI dan mistisisme (tasawuf). Beliau adalah negarawan, ahli fikih,
teolog, sufi, sejarawan dan sastrawan penting dalam sejarah Melayu pada abad
ke-17. Peranan Syekh Nuruddin dalam perkembangan Islam di Nusantara tidak dapat
diabaikan. Dia berperan membawa tradisi besar Islam sembari mengurangi masuknya
tradisi lokal ke dalam tradisi yang dibawanya. Tanpa mengabaikan peran ulama
lain yang lebih dulu menyebarkan Islam di wilayah ini, beliau berupaya
menghubungkan satu mata rantai tradisi Islam di Timur Tengah dengan tradisi
Islam Nusantara.
3.
Karya Tulisnya
Secara
keseluruhan, Nuruddin Ar-Raniri menulis sekitar 30 naskah buku, di antaranya
adalah: 1) Al-Shirāth al-Mustaqīm 2) Durrat al-Farāid bi syarh al-‘Aqāid an-Nasafiyah
3) Hidāyat al-Hābib fi al Targhib wa’l-Tarhib 4) Bustanus al-Shalathin fī Dzikr
al-Awwālin wa al-Ākhirīn 5) Nubdzah fi Da’wah al-Dzill ma’a Shāhibihi 6)
Lathā’if al-Asrār 7) Asrāl an-Insān fī Ma’rifāt al-Rūh wa al-Rahmān 8) Tibyān
fī Ma’rifat al-Adyān 9) Akhbār al-Ākhirah fi Ahwāl al-Qiyāmah 10) Hill
al-Dzhill 11) Ma’u’l Hayat li Ahl al-Mamāt 12) Jawāhir al-‘Ulūm fī Kasyfi’
al-Ma’lūm 13) Aina’l-‘Alam Qabl an-Yukhlaq 14) Syifā’ al-Qulūb 15) Hujjat
al-Shiddīq li daf’i al-Zindīq 16) Al-Fat-hu’l-Mubīn ‘a’l-Mulhiddīn 17)
Al-Lama’an fi Takfir Man Qala bi Khalg al-Qur’an 18) Shawarim al-Shiddīq li
Qath’i al-Zindīq 19) Rahīq al-Muhammadiyyah fī Tharīq al-Shufiyyah 20) Ba’du
Khalq al-samawāt wa al-Ardh 21) Kaifiyat al-Shalāt BAB 5: Meneladani Jejak
Langkah Ulama Indonesia yang Mendunia 158 Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI 22) Hidāyat al-Īmān bi Fadhli al-Manān 23)
‘Aqā’id al-Shufiyyat al-MuwahhiddĪn 24) ‘Alaqat Allah bi al-‘Alam 25)
Al-Fat-hu’l-Wadūd fī Bayān Wahdat al-Wujūd 26) ‘Ain al-Jawād fī Bayān Wahdāt
al-Wujūd 27) Awdhah al-Sabīl wa al-Dalil laisal li Abathil al-Mulhiddīn Ta’wīl
28) Awdhah al-Sabīl laisan li Abathil al-Mulhiddīn Ta’wīl. 29) Syadar al-Mazīd.
E.
Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili
1.
Riwayat Hidupnya
Nama populernya
adalah Syekh Abdurrauf bin Ali al-Fansuri as-Singkili (Singkil, Aceh). Tahun
lahirnya adalah 1024 H/1615 M, sementara wafatnya di Kuala Aceh, Aceh Tahun
1105 H/1693 M). Beliau adalah ulama besar Aceh, dan memiliki pengaruh besar
dalam penyebaran agama Islam di Sumatra dan Nusantara pada umumnya. Sebutan
gelarnya yang juga terkenal ialah Tengku Syiah Kuala (bahasa Aceh, artinya
Syekh Ulama di Kuala). Gambar 5.9 Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili Adapun
nama lengkapnya ialah Aminuddin Abdul Rauf bin Ali al-Jawi Tsumal Fansuri
as-Singkili.
2.
Teladan yang dapat dicontoh
Diperkirakan
Syekh Abdul Rauf kembali ke Aceh sekitar tahun 1083 H/1662 M, dan mengajarkan
serta mengembangkan Tarekat Syathariah yang diperolehnya. Banyak santri dan
murid yang berguru kepadanya, dan berasal dari Aceh serta wilayah Nusantara
lainnya. Beberapa yang menjadi ulama terkenal ialah Syekh Burhanuddin Ulakan
(dari Pariaman, Sumatra Barat) dan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan (dari
Tasikmalaya, Jawa Barat). Syekh Abdul Rauf menjadi rujukan penting para mubalig
yang merintis dakwah ke berbagai daerah di Nusantara. Hal itu sejalan dengan
sifat strategis Aceh sebagai poros peradaban Islam di Kepulauan Indonesia. Saat
itu, Aceh merupakan tempat persinggahan para calon jamaah haji asal Sumatra,
Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain.
3.
Karya Tulisnya
Menurut
Azyumardi Azra (Akademisi UIN Jakarta) menyatakan bahwa banyak karya-karya
Syekh Abdurrauf Singkil yang sempat dipublikasikan melalui murid-muridnya. Di
antaranya adalah: 1) Mir’at al-Thullāb fī Tasyil Mawā’iz al-Badî’rifat al-Ahkām
al-Syar’iyyah li Mālik al-Wahhāb, karya ini berisi tentang bidang fiqh atau
hukum Islam, yang ditulis atas permintaan Sultanah Safiyatuddin. 2) Tarjuman
al-Mustafīd, merupakan naskah pertama Tafsir Al-Qur’an yang lengkap berbahasa
Melayu. 3) Terjemahan Hadits Arba’in karya Imam al-Nawawi, ditulis atas
permintaan Sultanah Zakiyyatuddin. 4) Mawā’iz al-Badī’, berisi sejumlah nasihat
penting dalam pembinaan akhlak. 5) Tanbīh al-Masyi, merupakan naskah tasawuf
yang memuat pengajaran tentang martabat tujuh. 6) Kifāyat al-Muhtajin ilā
Masyrah al-Muwahhidīn al-Qāilīn bi Wahdatil Wujūd, memuat penjelasan tentang
konsep wahdatul wujud. 7) Daqāiq al-Hurf, pengajaran mengenai tasawuf dan ilmu
kalam (akidah).
F.
Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani
1.
Riwayat Hidupnya
Muhammad Sholeh
bin Umar al-Samarani Di kalangan ulama atau masyarakat awam, orang sering
menyebutnya dengan nama Mbah Sholeh Darat. Kata “Darat” pada akhir nama beliau,
disebabkan beliau tinggal di daerah yang bernama Darat, yaitu suatu daerah di
pantai utara Semarang. Saat ini, daerah Darat termasuk wilayah Semarang Barat.
Mbah Sholeh Darat dilahirkan di desa Kedung Cumpleng, Kecamatan Mayong,
Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sekitar 1820 M. Sementara, informasi yang lain
menyebutkan, beliau lahir di Dukuh Kedung Cumpleng, Desa Ngroto, Kecamatan
Mayong, Jepara. Beliau wafat di Semarang pada 28 Ramadan 1321 H/18 Desember
1903 M. Nama lengkapnya adalah Al-’Alim Al-’Allamah Asy-Syaikh Muhammad
Sholeh bin Umar al-Samarani al-Jawi asy-Syafi’i.
2.
Teladan yang dapat dicontoh
banyak hal yang
dapat dicontoh dari Syekh Shaleh Darat, antara lain: a) Pengembaraan ilmunya
melalui guru atau ulama yang sudah masyhur, berguru kepada ulama yang bukan
sekedar dalam ilmunya, tetapi juga memiliki sangat baik amal ibadah dan akhlak
yang dimiliki guru-gurunya. b) Tidak puas hanya menimba ilmu ulama dari
Nusantara, tetapi sampai ke mancanegara, khususnya negara-negara di kawasan
Timur Tengah, karena pusat Islam pada waktu adalah di wilayah-wilayah tersebut.
c) Beliau juga mendidik wanita-wanita muslim, terbukti beliau berhasil
melambungkan nama RA. Kartini menjadi tokoh emansipasi wanita Indonesia,
padahal pada waktu itu Nusantara masih di bawah 163 cengkeraman penjajah
Belanda yang umumnya menjadikan wanita sebagai warga “‘kelas dua”.
3.
Karya Tulisnya
Syekh Kyai
Sholeh Darat termasuk ulama yang produktif, banyak karya lahir darinya. Di
antara kitab atau karya tulis beliau adalah: 1) Kitab Munjiyat, tentang
tasawuf, ringkasan dari penjelasan kitab Ihya’ `Ulum ad-Din karangan Imam
al-Ghazali. 2) Syarh Kitab al-Hikam, juga tentang tasawuf, merupakan penjelasan
dari kitab al-Hikam karangan Syekh Ibnu Atha’illah al-Askandari. 3) Latha’if
at-Thaharah tentang hukum bersuci. 4) Kitab ash-Shalah, membicarakan tata cara
mengerjakan shalat. 5) Tarjamah Sabil al-`Abid `ala Jauharah at-Tauhid,
menjelasakan akidah Ahli Sunnah wal Jamaah dengan mengacu Imam Abul Hasan
al-Asy`ari dan Imam Abu Manshur al-Maturidi. 6) Mursyid al-Wajiz, kandungannya
membicarakan tasawuf atau akhlak. 7) Minhaj al-Atqiya’, juga tentang tasawuf
dan akhlak. 8) Kitab Hadis al-Mi’raj, tentang perjalanan Nabi Muhammad s.a.w
untuk menerima perintah shlata fardhu. 9) Kitab Asrar al-Shalah, kandungannya
membicarakan rahasia-rahasia shalat. 10) Faid ar-Rahman fi Tarjamah Tafsir
al-Kalam al-malik al-Dayyan yang merupakan tafsir pertama di Nusantara
dalam bahasa Jawa dengan aksara Arab. Dan kitab ini pula yang dihadiahkannya
kepada R.A. Kartini pada saat dia menikah dengan R.M. Joyodiningrat, seroang
Bupati Rembang. 11) Kitab Manasik al-Haj wa al-Umrah wa Adab al-Ziyarah li
Sayyid alMursalin. Kitab ini, membahas ibadah haji dan umrah yang berisi 64
halaman dengan 17 topik yang dikupas dimulai dari bab Kitab Haj wa al-Umrah
hingga al-Khatimah (penutup). Kitab ini diterbitkan di Bombai India pada tahun
1340 H/1922 M. 12) Kitab Majmu’ah al-Syari’ah al-Kafiyah li al-’Awam. Isinya
hampir mirip dengan karyanya yang terdahulu, yakni tentang haji. Kitab ini
diterbitkan oleh penerbit Karya Toha Putra Semarang, sayangnya tidak ditemukan
tahun kapan diterbitkan.
G.
Hamzah al-Fansuri
1.
Riwayat Hidupnya
Hamzah
al-Fansuri Nama populernya Syekh Hamzah Fansuri, atau Hamzah al-Fansuri. Nama
al-Fansuri sendiri berasal dari Arabisasi kata Pancur, sebuah kota kecil di
pantai Barat Sumatra yang kini terletak antara Singkil (Aceh) dan Sibolga
(Sumatra Utara). Merujuk zaman Kerajaan Aceh Darussalam, kampung Fansur itu
terkenal sebagai pusat pendidikan Islam di bagian Aceh Selatan.
2.
Teladan yang dapat dicontoh
Sepanjang
hayatnya, Syekh Hamzah Fansuri tidak hanya fasih berbahasa Melayu, tetapi juga
Jawa, Siam, Hindi, Arab, dan Persia. Bahasa Arab dan Persia, merupakan bahasa
penting pada abad ke-16, termasuk mengenai tasawuf Islam. ‘’Seorang penyair
Melayu, Hamzah Pansur, adalah sosok terkemuka di lingkungan orang-orang Melayu,
karena syair dan puisinya yang menakjubkan. Kita dibuat dekat kembali dengan
kota kelahiran sang penyair, jika mengangkat naik timbunan debu kebesaran dan
kemegahan masa lampau,’’ tulis Valentijn.
3.
Karya Tulisnya
Syekh Hamzah
Fansuri merupakan figur penting dalam sejarah kebudayaan Melayu-Indonesia.
Kemasyhurannya meliputi banyak bidang, yakni kesusastraan, tasawuf, dan dakwah
Islam. Namun, sedikit sekali yang dapat memastikan detail riwayat hidup sang
perintis tradisi penulisan syair berbahasa Melayu itu.
Adapun
karya-karya Syekh Hamzah Fansuri yang sampai saat ini masih dapat ditelaah,
dikaji dan dinikmati adalah: Syair Hamzah Fansuri Hamzah Fansuri di dalam
Makkah Mencari Tuhan di Bait-Ka’bah Di Barus ke Qudus terlalu payah Akhirnya
dijumpa di dalam rumah Kelompok Puisi 1) Syair Burung Unggas 2) Syair Dagang 3)
Syair Perahu 4) Syair Si Burung pipit 5) Syair Si Burung Pungguk 6) Syair
Sidang Fakir Kelompok Prosa 1) Asrār al-‘Ārifīn 2) Sharab al-‘Āsyikīn 3) Kitab
al-Muntahi/Zinat al-Muwahidīn.
Soal sumatif
Penilainan
Pengetahuan
Berilah tanda
silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E pada pernyataan di bawah ini sebagai jawaban
yang paling tepat!
1. Saat
jayanya kerajaan Islam, peran ulama sangat menonjol sebagai bagian dari pejabat elite. Adapun perannya yang paling
penting adalah … .
A. duduk
menemani para pemimpin yang membidangi pemerintahan
B. berbeda-beda
peran sesuai wilayah atau daerah yang dikuasai
C. menjadi
penasehat di bidang keagamaan bagi kerajaan
D. mempengaruhi
pemimpin agar menegakkan aturan
E. dikembalikan
aturan bernegara yang menyimpang
2. Syekh Nawawi
pernah menjadi imam di Masjidil Haram, mengajar di Haramain, dan mendapatkan
gelar Sayyidul Hijaz. Saat itu, yang termasuk Hijaz adalah wilayah … .
A. Timur Tengah
seluruhnya
B. Makkah,
Madinah, dan Damaskus
C. Palestina,
Yordania dan Yaman
D. Saudi
Arabia, Irak dan Iran
E. Jazirah
Arab, Makkah, Madinah
3. Sampai saat
ini, karya-karya beliau masih dipelajari, dikaji, dan ditelaah di pesantren.
Misalnya kitab Sullam al-Munâjah syarah Safînah alShalâh dan Nashâih al-‘Ibâd
syarah al-Manbaĥâtu ‘ala al-Isti’dâd li yaum al-Mi’âd. Itu adalah karya tulis
dari … .
A. Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari
al-Bantani
B. Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati
al-Makasari
C. Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi
al-Palimbani
D. Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani
E. Nuruddin bin Ali ar-Raniri
4. Setiap tanah
yang dipijak, selalu melakukan dakwah, bahkan saat diasingkan, beliau bahkan
diberi gelar oleh Nelson Madela (Presiden Afrika Selatan) sebagai ‘Salah
Seorang Putra Afrika Terbaik’. Beliau adalah … .
A. Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati
al-Makasari
B. Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi
al-Palimbani
C. Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani
D. Nuruddin bin Ali ar-Raniri
E. Hamzah Fansuri
5. Syekh Abdus
Samad merupakan tokoh kunci pembuka dan pelopor perkembangan intelektualisme
Nusantara Indonesia. Jumlah karyanya + 20 kitab/buku. Namun, karyanya yang
terkenal dan sampai saat ini masih dipergunakan adalah … .
A. Kaifiyāt al-Dzikir
B. Al-Tafsir al-Munîr li al-Mu’âlim
C. Al-Tausyîh/Quwt al-Habîb al-Gharîb
D. Hidayatus Salikin dan Siyarus Salikin
E. An-Nafhatu As Sailaniyah.
6. Beliau
adalah negarawan, ahli fikih, teolog, sufi, sejarawan dan sastrawan penting
dalam sejarah Melayu pada abad ke-17. Perannya dalam perkembangan Islam di
Nusantara tidak dapat diabaikan. Beliau adalah … .
A. Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari
al-Bantani
B. Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati
al-Makasari
C. Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi
al-Palimbani
D. Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani
E. Syekh Nuruddin bin Ali ar-Raniri
7. Syekh Abdul
Rauf dapat dikatakan sebagai poros sejumlah ulama Nusantara. Adapun nama
muridnya yang paling berjasa, sehingga mampu mendakwahkan Islam kepada kaum
bangsawan Kerajaan Pagaruyung adalah … .
A. Abu Abdul Mu’thi Nawawi
B. Abul Mahasin Tajul Khalwati
C. Syekh Burhanudin Ulakan
D. Sholeh bin Umar
E. Ali ar-Raniri
8. Kiai Sholeh
Darat menjadi salah satu pengajar di Makkah. Muridnya berasal dari seluruh
penjuru dunia, termasuk dari Jawa dan Melayu. Berikut ini, murid dan santrinya
yang berhasil di didik, kecuali … .
A. Hadratu Syekh KH Hasyim Asy’ari
B. KH Ahmad Dahlan
C. RA. Kartini D. Iskandar Zulkarnain
E. KH Amir Idris
9. Sepanjang
hayatnya, beliau tidak hanya fasih berbahasa Melayu, tetapi juga Jawa, Siam
(Thailand), Hindi, Arab, dan Persia. Namun, karya tulisnya menggunakan Bahasa
Melayu. Beliau adalah … .
A. Mbah Sholeh Darat
B. Muhammad Arsyad
C. Bukhari al-Jauhari
D. Syekh Hamzah Fansuri
E. KH Dahlan Tremas
10. Ajaran
pokok tarekat Syekh Yusuf berkisar pada usaha manusia untuk
mendekatkan diri kepada Allah Swt. Di antara risalah yang ditulisnya
berjudul an-Nafhatu as-Sailaniyah yang pokok isinya tentang … .
A. memohon (berdoa) itu semestinya hanya
kepada Allah Swt
B. petunjuk-petunjuk bagi orang yang akan
mulai memasuki tarekat
C. berdiam diri tidak bicara, kecuali mengucapkan
kalimat dzikir
D. berwudhu terlebih dahulu, jika ada
hadas (besar dan kecil)
E. ada 20 macam adab berdzikir
2.
Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik
Ahmad Taufik,
Nurwastuti Setyowati, 2021, Buku Paket PAI, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
dan Kementrian Agama Republik Indonesia
Agama RI, Kementerian.
2019. Al-Qur’an dan Terjemah Kemenag Edisi Penyempurnaan.
3.
Glosarium
faqih:
Orang yang faham terhadap aturan atau Syariah Islam. Kumpulan orang faqih,
biasa disebut Ulama.
hakiki: Sesungguhnya.
ihsan:
Mencurahkan kebaikan dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain. Makna
lainnya seseorang yang menyembah Allah Swt. solah-olah ia melihat-Nya, dan jika
tidak mampu melihat-Nya, maka bayangkanlah bahwa sesungguhnya Allah Swt.
Melihat-Nya.
sirah:
Kebiasaan, cara, jalan, dan tingkah laku. Perincian hidup seseorang. Biasanya
disandingkan dengan Rasulullah Saw.
thaifah:
Kelompok orang yang berjuang di dalam kebenaran; para ahli hukum agama; atau
para ahli ibadah yang tidak terlalu mementingkan dunia zahid: Orang yang Zuhud
4.
Daftar Pustaka
Abdullah, Mal
An, Syaikh Abdus Samad al-Palimbani: Biografi dan Warisan, Pustaka Pesantren
Hadi W.M, Abdul dan L.K.Ara, Hamzah Fansuri Penyair Sufi Aceh,
Lotkala Hafiun, Muhammad. Zuhud dalam Ajaran Tasawuf. HISBAH: Jurnal Bimbingan
Konseling dan Dakwah Islam Vol. 14 No. 1 Juni 2017.
Labbiri, Tusalama: Menguak Kisah Inspiratif Syekh Yusuf al-Makasari
yang Penuh Makna Bagi Generasi Zaman Now”. Jakarta: LIPI.
Ulum, Amirul. Syaikh Nawawi al-Bantani: Penghulu Ulama di Negeri
Hijaz, Global Press. -------------------- Syekh Yusuf al-Makasari: Mutiara
Indonesia di Afrika Selatan, Global Press. -------------------- KH Muhammad
Sholeh Darat al-Samarani: Maha Guru Ulama Nusantara, Semarang: Global Prees.
Yatim, Badri.
2018. Sejarah Peradaban Islam. Depok: Rajawali Press
Banjarbaru, 17 Juli 2022
Kepala Sekolah Guru
Mata Pelajaran
......................................... ..........................................
NIP. NIP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar