Rabu, 29 Oktober 2014

Beriman Dengan Hari Kiamat


1.   QS. Al-Qari’ah ayat 1 - 11
الْقَارِعَةُ -١- مَا الْقَارِعَةُ -٢- وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ -٣- يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ -٤- وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنفُوشِ -٥- فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ -٦- فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ -٧- وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ -٨- فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ -٩- وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ -١٠- نَارٌ حَامِيَةٌ -١١-
Surat Al-Qari’ah ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surat-surat Makiyyah, diturunkan sesudah surah Quraisy. Nama Al-Qaari’ah diambil dari kata “Al-Qaari’ah yang terdapat pada ayat pertama, artinya yang mengetok dengan keras, kemudian kata ini dipakai untuk nama hari kiamat. Istilah Qari’ah bersumber dari kata Qar’ yang artinya memukulkan atau menghantamkan sesuatu pada sesuatu yang lain sehingga terdengar sebuah suara, lebih jauh maknanya untuk setiap peristiwa penting dan mengerikan kemudian disebut Qari’ah.
     Menyangkut makna-makna yang tercantum dalam ayat 2 dan 3, Rasulullah Saw sendiri bahkan ditanya ,”Tahukah kamu apakah hari kiamat itu ?”, ini merupakan bukti bahwa peristiwa tersebut sedemikian besar sehingga tak satu pun jangkauan pikiran bisa memahaminya. Selanjutnya untuk menggambarkan hari yang mengerikan tersebut, ayat berikut mengatakan, pada hari itu manusia laksana anai-anai yang bertebaran, Allah Swt, menyerupakan manusia dengan anai-anai adalah sebagai dalil bahwa keadaan anai-anai dalam suatu badai yang dahsyat memberikan gagasan pada kebingungan, kesedihan dan ketakberdayaan, hal serupa akan dialami oleh manusia pada hari kiamat nanti yang merupakan berita tentang hancurnya seluruh alam semesta. Pada ayat berikutnya “ Dan gunung-gunung seperti bulu-bulu yang dihambur-hamburkan “, hal itu juga mengisyaratkan kepada kita betapa dahsyat peristiwa hari kiamat tersebut, gunung yang kita anggap sangat kokoh dan kuat ketika itu tidak lebih hanya sekedar bulu-bulu yang berhamburan yang tidak memiliki kekuatan sedikitpun untuk bertahan, bahkan gunung-gunung itu akan bergerak, lalu terpecah dalam kepingan-kepingan kecil dan akhirnya hancur menjadi debu berhamburan di udara, keadaan seperti itu dalam ayat ini diibaratkan seperti bulu yang berhamburan , bulu-bulu yang tersapu badai itu hanya akan terlihat melalui warnanya, ini merupakaan tahapan akhir dalam penghancuran gunung-gunung dan merupakan petunjuk bahwa dunia ini telah berakhir.
         Pada ayat berikutnya Al-Qur’an mengatakan  Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (yaitu) api yang sangat panas. Mizan adalah neraca atau timbangan amal seseorang, sebagian mufasir percaya, pada hari itu perbuatan manusia akan menjelma dalam bentuk makhluk-makhluk berjisim yang bisa ditimbang dan mereka ditimbang dengan neraca perbuatan. Ada pula pandangan lain yaitu catatan amal perbuatan itu sendiri yang bisa ditimbang, jika neraca itu memuat perbuatan-perbuatan baik, ia akan berbobot berat, tapi jika sebaliknya ia akan ringan atau malah tidak berbobot. Dengan demikian keadilan Allah Swt, segenap perbuatan manusia akan ditimbang seadil-adilnya sesuai dengan perbuatan yang pernah mereka perbuat. Hasilnya akan memuaskan bagi mereka yang timbangan kebaikannya lebih banyak yakni akan dibalas dengan surga-Nya sebab ketenangan, kebaikan, kebahagian dan kedamaian yang sempurna itu hanya dapat dirasakan dikehidupan akhirat yang akan datang dan sebaliknya bagi mereka yang timbangan kebaikannya kecil atau lebih banyak yang jahatnya, mereka tidak mempunyai perlindungan dari siksa Allah Swt, maka bagi mereka Neraka Hawiyah yang merupakan salah satu jurang dari api neraka yang sangat dalam dengan api yang menyala-nyala yaitu api yang sangat panas.
      Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa nilai perbuatan dari para pelaku kebaikan tidaklah sama, sehingga keadaan dan martabat merekapun berbeda-beda satu sama lainnya, oleh sebab itu maka hendaklah kita senantiasa berbuat amal kebaikan dan berusahalah agar tidak melakukan perbuatan jahat, karena kita semua akan merasakan hasil apa yang telah kita perbuat.
2.   QS. Al-Zalzalah ayat 1 - 8
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا -١- وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا -٢- وَقَالَ الْإِنسَانُ مَا لَهَا -٣- يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا -٤- بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا -٥- يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتاً لِّيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ -٦- فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ -٧- وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ -٨-
Sementara pada Surah Al-Zalzalah  terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surah-surah Madaniyyah diturunkan sesudah surah An-Nisa. Nama “ Al-Zalzalah “ diambil dari kata “Zilzaal “ yang terdapat pada ayat pertama yang berarti goncangan. Surah Al-Zalzalah bersandar pada tiga hal : pertama, pembicaraan mengenai tanda-tanda pendahuluan  dari munculnya hari kiamat, kedua, penyampaian kepada manusia bahwa bumi menjadi saksi atas semua perbuatan manusia, dan yang ketiga, pembagian manusia menjadi dua golongan yaitu yang baik dan yang buruk, yang masing-masing dari mereka akan menerima hasil dari perbuatan masing-masing.
Kata Zilzalaha ( guncangannya ) merujuk pada pendapat bahwa pada hari itu seluruh bumi akan berguncang, bukan seperti gemba bumi yang kita kenal. Juga merujuk pada gempa yang dijanjikan yakni gempa bumi terakhir menjelang hari kiamat. Para mufasir telah menyampaikan beberapa pendapat yang berbeda mengenai istilah atsqal ( beban ). Sebagian menafsirkan bahwa maksud penggunaannya adalah untuk menandai manusia yang akan terlontar dari kubur-kubur mereka karena goncangan hari kiamat. Sebagian mufasir lain berpandangan bahwa bumi mengeluarkan material-material dan harta karun dari dalamnya yang menyebabkan para pemburu kekayaan menjadi ingkar kepada tuhannya. Juga ada yang berpendapat bahwa berbagai batu besar dan lava dibawah bumi akan keluar sebagaimana gunung berapi meletus yang mengeluarkan berbagai material, sehingga bumi ini menjadi hancur.
Bagaimanapun , pada hari itu setiap orang akan melihat peristiwa goncangan dunia yang luar biasa dan mengerikan mereka berkata : Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?", hal ini disebabkan oleh situasi bumi pada hari itu sangat menggemparkan dimana setiap orang akan terheran-heran.
Yang lebih penting dari hal ini adalah bahwa, Pada hari itu bumi menceritakan beritanya, pada hari perhitungan, bumi akan menjelmakan semua perbuatan baik dan buruk yang dipikul diatasnya. Bumi yang diatasnya kita tinggal dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu diatasnya merupakan salah satu saksi terbesar atas segenap perbuatan manusia . Setiap perbuatan yang dilakukan manusia benar-benar memiliki pengaruh pada lingkungan sekitarnya. Kendati perbuatan-perbuatan itu tidak nyata bagi kita, namun setiap perbuatan itu akan berwujud pada hari itu. Lagi pula berbicaranya bumi bukanlah apa-apa kecuali sebagai hujjah dari keagungan Allah Swt. Bagaimanapun juga, kejadian seperti itu bukanlah suatu masalah yang ganjil, karena dijaman sekarangpun dengan pesatnya kemajuan ilmu dan ekspremen manusia, ada temuan yang bisa merekam suara manusia atau mengambil foto-foto dan film-film yang dilakukan oleh siapapun, kapan dan dimanapun dan dapat dijaga sebagai sebuah dokumen sebagai barang bukti pada pengadilan dalam suatu bentuk yang tak seorangpun bisa menolak atau mengingkarinya. diilustrasikan bintang yang ada dilangit jatuh mengenai bumi sebagaimana firman Allah : “Dan apabila bintang-bintang berjatuhan” (QS. At-Takwir : 2), disini  baru jatuh satu apalagi semua…subhanallah, lalu apa yang terjadi apabila bintang tersebut jatuh ke bumi. setelah bintang jatuh mengenai bumi, ternyata hal tersebut jatuh mengenai lautan sebagaimana perkiraan para ahli dan tentunya Al-Qur’an ” Apabila bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan menjadikan meluap” (QS. Al-Infithar : 1-2).
Menurut para ahli apabila bintang jatuh mengenai bumi, maka kemungkinan terbesar bintang tersebut akan mengenai lautan yang merupakan 2/3 bagian dari bumi. Oleh sebab itu, dalam ilustrasi tersebut diperlihatkan bagaimana lautan yang terkena bintang, meluap dahsyat melebihi tsunami yang pernah terjadi di dunia ini.
Dalam ayat selanjutnya , bahwa tuhanmu telah mewahyukan   (memerintahkan) kepadanya. Dan bumi menaati perintah ini sepenuhnya. Istilah Auha digunakan di sini untuk menunjukkan tingkat wahyu Ilahi dan beberapa cara yang dimiliki bumi untuk menerima wahyu tersebut yang dengannya bumi akan mampu berbicara yang sebelumnya tak mampu berbicara.
Selanjutnya Allah berfirman, .  Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Istilah Asytat pengertiannya adalah bagian-bagian yang tersebar, pemisahan dan pembagian manusia ini terjadi karena pada hari pengadilan  itu para pengikut agama-agama akan tiba secara terpisah atau manusia diseluruh penjuru bumi akan datang atau berkelompok. Sebagian manusia akan muncul dengan wajah indah dan berseri-seri dan sebagian manusia lainnya muncul dengan wajah-wajah yang gelap, masam dan pucat .
Dalam sebuah hadits dijelaskan dari Mu’adz Ibnu Jabbal ra bahwa Rasulullah Saw bersabda : apabila telah datang hari kiamat ,hari kesedihan dan hari penyesalan, maka Allah Swt, mengumpulkan umatku dari kubur mereka menjadi dua belas kelompok : yang pertama yaitu dikumpulkan dari kubur mereka tanpa tangan dan kaki,mereka itulah orang-orang yang menyakiti tetangga dan mati sebelum bertaubat. Yang kedua yaitu dikumpulkan dari kubur mereka dalam bentuk hewan melata seperti babi-babi hutan, mereka itulah orang-orang yang lengah dalam menjalankan shalat dan mati sebelum bertaubat. Yang ketiga, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka dalam keadaan perut yang besar bagai gunung yang dipenuhi oleh ular-ular dan kalajengking sebesar bighal, mereka itulah orang-orang yang mencegah zakat dan mati sebelum bertaubat. Yang keempat, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka dalam keadaan mengalir darah dari mulut mereka,usus mereka menjulur ke tanah sedang api menjilat-jilat mulut mereka, mereka itulah orang yang berdusta dalam jual beli dan mati sebelum bertaubat. Yang kelima, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka dalam keadaan berlindung dari manusia dan bau tubuh mereka terlebih busuk dari bangkai, mereka itulah yang menyembunyikan maksiat dari manusia dan tidak takut mereka itu kepada Allah Swt, dan mati sebelum bertaubat.Yang keenam, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka dalam keadaan terputus leher mereka dari belakang, mereka itulah orang-orang yang tidak menyaksikan dan membuat kedustaan dan mati sebelum bertaubat. Yang ketujuh, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka tanpa lidah sedang darah dan nanah mengalir dari mulut mereka, mereka itulah orang-orang yang mencegah kesaksian yang benar lalu mati sebelum bertaubat. Yang kedelapan, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka dengan menyungkurkan kepala-kepala mereka sedang kaki mereka berada diatas kepala-kepala nanah dan nanah kental mengalir dari kelamin mereka, mereka itulah orang-orang yang berzina dan mati sebelum bertaubat. Yang kesembilan, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka dengan wajah yang hangus, kedua matanya melotot, sedang perut-perut mereka penuh dengan api, mereka itulah orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim dengan menganiaya lalu mati sebelum bertaubat. Yang kesepuluh, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka judam dan belang, mereka itulah orang-orang yang durhaka kepada kedua orang tua, lalu mati sebelum bertaubat. Yang kesebelas, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka  dalam keadaan buta mata hati mereka ,gigi-gigi mereka bagaikan tanduk, bulu mata mereka menjulur keperut, perut mereka seakan menggantung ke paha dan terus keluar kotoran-kotoran  dari perut mereka, mereka itulah orang-orang yang minum arak lalu mati sebelum bertaubat.Yang keduabelas, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka dalam keadaan wajah mereka bagai bulan purnama dan melewati titian shiratal mustaqiim bagai kilat yang menyambar, mereka itulah orang-orang yang berbuat kebaikan dan mencegah kemaksiatan, memelihara shalat lima waktu dengan berjama’ah, lalu mati dalam keadaan bertaubat. Orang-orang beriman berkelompok dengan sesama orang yang beriman, demikian juga orang kafir  akan berkelompok dengan orang kafir pula. Berbagai kelompok keluar dari kuburnya demi pelaksanaan perhitungan atas segala amal mereka, untuk diperlihatkan perbuatan-perbuatan mereka, maksudnya mereka akan menyaksikan  hasil dari perbuatan mereka atau mereka akan menyaksikan catatan amal perbuatan  yang mereka lakukan baik dan buruk akan terlihat dengan jelas.
Selanjutnya, nasib dua golongan manusia yakni orang yang beriman dan orang kafir, pelaku kebaikan dan pelaku keburukan dijelaskan pada ayat berikutnya yakni Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. Istilah Mitsqal berarti bobot, kadar berat ,yang dengannya berat sesuatu ditimbang. Adapun arti Dzarrah para mufassir berbeda pendapat, ada yang mengartikannya semut kecil, debu yang menempel ditangan ketika orang menaruh tangannya di atas tanah. Adapula yang yang mengartikannya partikel-partikel debu yang mengambang di udara yang terlihat ketika seberkas cahaya matahari melalui celah terbuka kedalam ruangan yang gelap. Kata Dzarrah dapat juga diartikan atom yang merupakan partikel kecil dari segala sesuatu. Dengan demikian arti Dzarrah adalah suatu bobot yang paling kecil.
Pada kesimpulannya, ayat ini merupakan satu dari banyak ayat yang mengguncang manusia dan menunjukkan bahwa perhitungan Allah Swt, pada hari pengadilan kelak sungguh luar biasa, tepat, halus, sensitif, dengan kata lain neraca ilahi untuk menghitung perbuatan atau amal manusia itu begitu halus dan adil, tak ada bobot terkecil apapun dari perbuatan manusia yang terlewatkan.

Nama-nama hari kiamat dan tanda-tandanya

          Hari kiamat banyak memiliki nama , yang disebutkan dalam Alqur’an ada 101 nama. Maksudnya dengan nama-nama itu sebagai peringatan bagi orang-orang yang berakal, yang mana didalamnya terkandung rahasia-rahasia, adapun nama-nama lain hari kiamat ialah sebagai berikut :

No.
Nama hari kiamat
Artinya
Dalam Al-Qur’an terdapat pada…
1.
Yaumul Qiamah
hari kiamat
QS. 75 : 1, 2 : 85,
2 : 113, 2 : 174
2.
Yaumul Hasrah
Hari  penyesalan
QS. 19 : 39
3.
Yaumul Nadaamah
Hari  menyesal
QS.10 : 54, 34 : 33
4.
Yaumul Mahaasabah
Hari  perhitungan
QS.69 : 20
5.
Yaumul Masaa-alah
Hari  pertanyaan
QS. 17 : 36
6.
Yaumul Masaabaqah
Hari  perlombaan
-
7.
Yaumul Munaaqasyah
Hari  perdepatan  
-
8.
Yaumul Munaafasah
Hari  perlombaan
-
9.
Yaumul Zilzalah
Hari kegoncangan
QS.99 : 1
10.
Yaumul Damdamah
Hari  kebinasaan
QS. 91 : 14
11.
Yaumush Shaa’iqah
Hari  halilintar
QS.41: 17,
12.
Yaumul Waaqi’ah
Hari  kejadian yang sukar
QS.56 : 1
13.
Yaumul Qaari’ah
Hari  peristiwa besar
QS. 101 : 1
14.
Yaumur Raajifah
Hari  bumi bergoncang
QS. 7 : 91
15.
Yaumur Raadifah
Hari  yang mengiringi kegoncangan itu
QS.27 : 72
16.
Yaumul Ghaasyiyah
Hari  kejadian yang menyelubungi
QS. 12 : 107, 88: 1
17.
Yaumud Daahiyah
Hari  bala bencana
QS. 54 : 46
18.
Yaumul Aazifah
Hari  yang sudah dekat waktunya
QS. 53 : 57
19.
Yaumul Haaqqah
Hari  keadaan yang sebenarnya
QS.69 : 1
20
Yaumuth Thaammah
Hari  bahaya
QS. 79 : 34
21.
Yaumush Shaakhkhah
Hari  suara yang memekikkan telinga
QS. 80 : 33
22.
Yaumut Talaaq
Hari  berjumpa dengan tuhan
QS. 40 : 15
23.
Yaumul Firaaq
Hari  perpisahan
QS. 75 : 28
24.
Yaumul Maasaq
Hari  yang dihalaukan
QS.75 :30
25.
Yaumul Qishash
Hari  mengambil pembelaan
QS. 2 : 179
26.
Yaumul Tanaad
Hari panggil memanggil
QS. 40 : 32
27
Yaumul Hisaab
Hari  perhitungan amal
QS. 14 : 41, 38 : 16, 26,53
28.
Yaumul Ma-aab
Hari  kembali
QS. 78 : 22, 39
29.
Yaumul Adzaab
Hari  siksaan
QS. 26 : 135,156
30.
Yaumul Firaar
Hari  lari
QS. 33 :  16
31.
Yaumul Qaraar
Hari  ketetapan
QS. 14 : 29, 40 : 39
32.
Yaumul Liqa’
Hari  pertemuan
QS. 18 :110, 23: 33
33.
Yaumul Baqa’
Hari  kekal
QS. 55: 27
34.
Yaumul Qadha
Hari  putusan
QS. 39 : 42, 6 : 2
35.
Yaumul Jazaa’
Hari  pembalasan
QS. 9 :95,32 :17
36.
Yaumul Balaa’
Hari  percobaan
QS. 2 :49, 7 : 141
37.
Yaumul Bukka’
Hari  tangisan
QS. 53 : 43
38.
Yaumul Haar
Hari  perkumpulan
QS. 9 : 109
39.
Yaumul Wa’iid
Hari  janji akan siksa
QS. 50 : 20
40.
Yaumul ‘Ardh
Hari  yang akan datang
QS. 14 : 48
41.
Yaumul Wazn
Hari  timbangan
QS. 7 : 8, 55 : 9
42.
Yaumul Haq
Hari  kebenaran
QS. 78 : 39
43.
Yaumul Hukm
Hari  hukuman
QS. 28 : 70, 88
44.
Yaumul Fashl
Hari  pemisahan
QS. 37 :21, 44 : 40
77 : 14
45.
Yaumul Jam’i
Hari  berkumpul
QS. 3 : 115, 11 : 103, 64 : 9
46.
Yaumul Ba’ats
hari kebangkitan
QS. 7 :14, 15 : 36,
16 : 89, 19 : 15,
30 : 56
47.
Yaumul Fath
hari kemenangan
QS. 32 : 29
48.
Yaumul Khizyi
hari kehinaan
QS. 16 : 27, 11 : 66
49.
Yaumul ‘Azhiim
hari yang besar kedudukannya
QS. 6 : 15, 7 : 59,
10 : 15, 19 : 37
50.
Yaumul ‘Aqiim
hari sial
QS. 22 : 55
51.
Yaumud ‘Asiir
hari yang sukar
QS. 54 : 8, 74 : 9
52.
Yaumud Diin
hari agama/ kemudian
QS. 1 : 4, 15 :35,
26 : 82, 37 : 20
53.
Yaumul Yaqiin
hari yakin
QS. 74 : 47,102:5,6
54.
Yaumun Nusyuur
hari berserak-serak
QS. 35 : 9
55.
Yaumul Mashiir
hari-hari tempat pengembalian
QS. 22 : 48, 67 : 6
56.
Yaumun Nafkhah
hari tiupan
QS. 69 : 13
57.
Yaumush Shaihah
hari pekikan keras
QS. 11 : 94, 38 :15
58.
Yaumur Rajfah
hari goncangan
QS. 7 : 78, 29 : 37
59.
Yaumush Rajjah
hari bergerak-gerak
QS. 56 : 4
60.
Yaumuz Zajrah
hari menakuti
QS. 37 : 19,79 : 13
61.
Yaumush Sakrah
hari bermabukkan
QS. 22 : 2, 50 : 19
62.
Yaumul Faja’
hari ketakutan
QS. 27 : 89
63.
Yaumul Jaza’
hari gundah gulana
QS. 17 : 63
64.
Yaumul Muntahaah
hari penghabisan
QS. 53 : 42
65.
Yaumul Ma’waa
hari tempat tinggal
QS. 79 :41
66.
Yaumul Miiqat
hari tepat waktu
QS. 26 : 38
67.
Yaumul Mii’aad
hari tempat kembali
QS.34 : 30
68.
Yaumul Mirshaad
hari tersedia menanti
QS.89 : 14,78 : 21
69.
Yaumul Qalaq
hari kekacauan
-
70.
Yaumul ‘Araq
hari keringat
-
71.
Yaumul Iftiqaar
hari keperluan
-
72.
Yaumul Inkidaar
hari kekeruhan
-
73.
Yaumul Intisyaar
hari bertebaran
QS.62 : 10
74.
Yaumul Insyiqaaq
hari terbelahnya langit
QS. 84 : 1
75.
Yaumul Wuquf
hari berhenti
QS. 6 : 27
76.
Yaumul Khuruuj
hari keluar
QS. 50 :42
77.
Yaumul Khuluud
hari kekal
QS. 50 : 34
78.
Yaumut Taghaabuun
hari terpedaya
QS. 64 : 9
79.
Yaumun ‘Abuus
hari kebesaran
QS. 76 : 10
80.
Yaumun Ma’luum
hari yang dimaklumi
QS. 15 : 38, 26 : 38
26 : 155, 38 : 81
81.
Yaumun mau’uud
hari yang sudah dijanjikan
QS. 85 : 2
82.
Yaumun Masyhuud
hari yang dsaksikan
QS. 11 : 103
83.
Yaumun Laa raiba Fiih
hari yang tidak diragukan
QS. 2 : 9, 25
84.
Yaumun Tublas Saraair
hari yang dipercobakan segala rahasia
QS. 86 : 9
85.
Yaumun Laa Tajzii Nafsun ‘Annafsin Syaian
hari yang tidak akan mampu mengganti dari seorang dengan orang lain
QS.36 : 54, 2 : 48
86.
Yaumun Tasykhashu Fiihil Bashaair    
hari yang  memandang  padanya segala mata
QS. 14 : 42,
87.
Yaumun Laa Yughnii Maulan ‘an Maulan Syaian
hari dimana seorang sahabat tidak mampu menolong sahabat yang lain
QS. 44 : 41
88.
Yaumun Yuda’uuna ‘Alaa Naari Jahannama Da’an
hari yang ditolakkan mereka  atas neraka jahannam
QS. 52 : 13
89.
Yaumun Yushabuuna Finnaari ‘Alaa Wujuhihim
hari dimana mereka mukanya akan ditarik kedalam neraka
QS. 54 : 48
90.
Yaumun Tuqallabu Wujuuhuhum Finnaari
hari dimana muka mereka akan ditelungkupkan ke dalam neraka
QS. 33 : 66
91.
Yaumun Laa Yajzii Waalidun ‘An Walaadihi
hari yang tidak akan bisa seorang ayah menolong anaknya
QS. 31 : 33
92.
Yaumun Yafirrul Mar-u Min Akhiihi wa ummihi wa abiihi
hari dimana manusia lari terbirit-birit dari saudaranya, lari dari ayahnya dan ibunya.
QS. 80 : 34
93.
Yaumun Laa Yanthiquuna Walaa Yu’dzanu Lahum Faya’tadziruuna
hari dimana mereka tidak bercakap-cakap karena tidak diijinkan lalu mereka minta maaf.
QS. 77 : 35
94.
Yaumun Laa Maradda lahu Minallah
hari yang tidak ada penolakan dari Allah.
QS. 30 : 43, 42 : 47
95.
Yaumun Hum baarizuuna :
hari dimana muka mereka akan didatangkan.
QS. 40 : 16
96.
Yaumun Hum ’alannari Yuftanuuna
hari yang mana mereka dicobakan kedalam neraka.
QS. 51 : 13
97.
Yaumun Laa Yanfa’u Maalun Banuuna
hari yang tidak bermanfaat akan harta dan anak-anak.
QS. 26 : 88
98.
Yaumun Laa Yanfa’uzh Zhaalimiina Ma’dziratuhum Walaa Humulla’natu Walahum Suu uddaari
hari dimana tidak akan bermanfaat dalihnya orang zhalim, bagi mereka suatu kutukan dan tempat yang buruk.
QS. 40 : 52
99.

Yaumun Turaddu Fiihil Maa’azd zdiru Wa Tublassarairu Watazh haruzhzhalamaa iru Watuk Syaful Astaaru
hari dimana semua dalih ditolak, ditahan segala rahasia, ditampakkan segala isi hati dan disingkap segala tirai
QS. 86 : 9
100.
Yaumun Takhsya’u Fiihil Abshaaru Wataskunul Aswaatu Wayaqillu Fiihil Tifaatu Watabruzul Khafiyyatu Watazhharul Khathiiatu
hari yang pada mereka penglihatannya tetap, segala suara tenang, sedikitpun tidak mengelak, keluar segala yang tersembunyi dan nampak semua kesalahan.
QS. 14 : 42
101.
Yaumun Yusaaqul ‘Ibaadu Wama’a Humul Asyhaadu Wayashiibush Shaqiiru Wayaskarul Kabiiru
hari yang semua hamba dihalau, bersama mereka anggota badan menjadi saksi, anak kecil sudah beruban dan orang tua menjadi mabuk.

QS. 40 : 51, 22 : 2
      Adapun tanda-tanda hari kiamat seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw dapat dibagi dua kelompok, yaitu :
a.  Tanda-tanda kiamat kecil, meliputi :
1.   Harta  dijadikan parameter utama
2.   Agama diperjualbelikan
3.   Masa bodoh terhadap uang haram
4.   obsesi terhadap dunia melebihi akhirat
5.   Orang dihormati karena hartanya
6.   Belajar tidak untuk agama
7.   Banyak orang telanjang
8.   Perlombaan membangun
9.   Orang mabuk terang-terangan
10.       Mereka mengambil idola artis dan musik
11.       Budaya hidup berfoya-foya dan adat berdisco
12.       Anak-anak pandai berzina
13.        Anak-anak dan remaja lebih dekat terhadap teman daripada orang tuanya
14.       Suami tunduk pada isteri
15.       Ulama menimbulkan fitnah
16.       Uang halal sulit ditemukan 
17.       Saudara yang dipercaya sulit ditemukan
18.       Suara-suara fasik lantang dimasjid
19.       Penyebaran kemungkaran lebih menonjol dibanding kebaikan
20.       Persoalan riba dan ghibah merajalela
21.       Kejahatan dan pembunuhan merajalela
22.       Mereka tidak tahu mengapa membunuh
23.       Banyak pemimpin tidak berwibawa
24.       Umat sekarang mencela umat dahulu
25.       Anak mendurhakai orang tua atau orang tua dijadikan pembantu
26.       Masjid beralih fungsi
27.       Budaya salam luntur
28.       Sedekah tidak dibutuhkan lagi
29.       Jumlah wanita- pria berbanding 50 : 1
30.       Menyebarnya fitnah bagaikan lautan
31.       Islam hanya sekedar simbol saja
32.       Al-Qur’an hanya dibaca tetapi tidak diamalkan
33.       Perdagangan tidak laku
34.       Jarang hujan dan maksiat menyebar
35.       Terjadi perang besar-besaran
36.        Prostitusi terang-terangan
37.       Orang-orang fasik dijadikan pemimpin
38.       Zakat dibisniskan
39.       Orang jahat dihormati dan dimuliakan
40.       Banyak terjadi bencana alam

b.  Tanda-tanda hari kiamat besar, meliputi :
     
1.   Ad- Dukhan yaitu asap atau kabut
2.   Munculnya Dajjal la’natullah
3.   Turunnya Nabi Isa Almasih putra Maryam
4.   Matahari terbit dari barat
5.   Gerhana di Timur
6.   Gerhana di Barat
7.   Gerhana diwilayah Arab
8.   Munculnya Ya’juj dan Ma’juj
9.   Munculnya Dabbah ( binatang yang pandai berbicara )
10.       Api keluar dari Yaman

Hal tersebut dijelaskan oleh Nabi Muhammad Saw  dalam sabdanya :
Artinya :” Apa yang sedang kalian perbincangkan ? para sahabat lalu menjawab, kami membicarakan mengenai hari  kiamat . kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda : kiamat tidak akan terjadi sebelum munculnya 10 macam tanda di hadapan manusia : pertama Addukhan, asap atau kabut, kedua Dajjal, ketiga Dabbah, keempat matahari terbit dari barat, kelima turunnya Isa Almasih, keenam Ya’juj wal Ma’juj ketujuh gerhana di timur, kedelapan gerhana di barat, kesembilan gerhana di wilayah Arab, kesepuluh Api menyala di Yaman menghalau umat manusia ke Makhsyar”. ( HR. Imam Muslim )
          Karakter yang dibagun dengan memahami surah Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah adalah sebagai berikut :
1.   Memiliki keyakinan yang kuat terhadap hari kiamat yang hanya Allah Swt, saja yang mengetahuinya.
2.   Jangan bersifat seperti anai-anai yang senantiasa menggeruguti sesuatu dari dalam ( bersifat  munafik ).
3.   Berpendirian teguh seperti gunung.
4.   Berbuat amal kebaikan.
5.   Bersifat jujur dan adil seperti mizan
6.   Bersifat ridho, tanpa keluh kesah
7.   Tidak bersifat api, yaitu sombong dan angkuh.
8.   Bersifat seperti bumi, yang selalu melayani orang berada diatasnya.
9.   Mengabarkan sesuatu yang benar.
10.       Menjadikan wahyu Allah sebagai petunjuk hidup.
11.       Memelihara hati dari sifat tercela.
12.       Menghindari perbuatan jahat
Dengan demikian, maka berhati-hatilah dalam hidup jangan sampai salah langkah karena setelah kehidupan dunia ini ada kehidupan akhirat yang kekal abadi maka berperilakulah sesuai tuntunan Al-Qur’an agar kita selamat dunia dan akhirat. Wallahu a’lam bishshawab.


·         Kiamat  adalah hari berakhirnya kehidupan dunia
·         Hawiyah adalah salah satu dari nama-nama neraka.
·         Dzarrah adalah sesuatu benda yang sangat kecil
·         Dabbah adalah binatang yang pandai berbicara yang akan muncul pada akhir zaman ketika hari kiamat sudah dekat.
·         Ya’juj Ma’juj adalah suatu makhluk yang kerdil dan sangat ganas yang akan muncul diakhir zaman.
·         Dajjal adalah seorang makhluk yang muncul di akhir zaman yang memiliki mata satu dan di keningnya tertulis ka-fi-r dan dapat di bunuh oleh Nabi Isa as.
·         Addukhan adalah kabut atau asap yang akan muncul di akhir zaman.


<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6303669560088871"crossorigin="anonymous"></script>

 


Selasa, 28 Oktober 2014

Beriman Dengan Yang Ghaib


         Kata ghoib, menurut beberapa kamus arab, seperti lisaanul arab berasal dari kata ghoba (tidak tampak, tidak hadir) kebalikan dari kata hadhoro atau zhoharo ( hadir atau nampak). Ghaib adalah sesuatu yang tidak tampak dengan panca indera seperti mata kita atau sesuatu yang tidak tampak secara kasat mata. Firmat Allah ta’ala dalam ( QS An Naml: 65) Allah Swt , menegaskan hal yang ghaib hanya diketahui oleh Allah Swt seperti pengetahuan kapan mereka dibangkitkan. Namun Allah Swt, tidak mengatakan apa yang diketahui oleh Allah Swt, seluruhnya tidak disampaikan kepada manusia karena Allah Swt, berfirman pada ( QS. Al- Jin : 26-27) yang artinya, “Tuhan Maha Mengetahui yang gaib. Maka Dia tidak akan membukakan kegaibannya itu kepada seorang pun, kecuali kepada Rasul yang di kehendaki”.
Dan dalam firman-Nya yang lain yang artinya “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit“.( QS.Al-Isra : 85 ).Dan dalam firmanya yang artinya, “Katakanlah: Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: “Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?” Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?” (QS Al- An’aam : 50 ) ketiga firmanNya tersebut dapat diketahui bahwa Allah Swt, memberikan pengetahuan tentang ghaib walaupun sedikit atau sebatas apa yang diwahyukan kepada Rasul yang dikehendaki-Nya, tentulah Rasul yang dikehendaki-Nya adalah Sayyidina Muhammad Saw. Rasulullah Saw  mengetahui tentang ghaib berdasarkan al-khabar as-sadiq (pemberitaan valid) dari Allah Azza wa Jalla seperti pengetahuan tentang malaikat, jin, adanya akhirat, dll. Juga Rasulullah mengetahui tentang ghaib berdasarkan pengalaman beliau “diperjalankan” hingga sampai kepada Allah Azza wa Jalla dengan peristiwa Isra Mi’raj.

Begitupula kita muslim pada umumnya akan mendapatkan pengetahuan tentang ghaib berdasarkan apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah Saw. Cuma untuk pengetahuan tentang ghaib yang lebih jauh, khusus untuk hamba Allah yang dikehendaki-Nya pula. Bagaimana seorang hamba Allah “diperjalankan” hingga sampai kepada Allah Azza wa Jalla dengan dzikrullah. Dzikrullah yang utama adalah sholat. Nabi Muhammad Saw bersabda, bahwa Ash-shalatul Mi’rajul Mu’minin, “sholat itu adalah mi’rajnya orang-orang mukmin“. Yaitu naiknya jiwa meninggalkan ikatan nafsu yang terdapat dalam fisik manusia menuju ke hadirat Allah. Contoh dalam urusan sholat yang berhubungan dengan ghaib adalah makna bersuci (thaharah) secara bathin.
Rasulullah Saw juga bersabda :”Kunci perkara ghaib itu ada lima, tidak ada seorangpun yang mengetahuinya melainkan Allah Ta’ala : ‘Tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok selain Allah Ta’ala, dan tidak ada seorangpun mengetahui apa yang ada di dalam kandungan selain Allah Ta’ala, dan tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat selain Allah Ta’ala, dan tidak ada seorangpun yang mengetahui di bumi mana dia akan mati selain Allah Ta’ala, dan tidak seorangpun yang mengetahui kapan hujan akan turun selain Allah Ta’ala”. (Hadis Riwayat Imam Bukhari dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar)
Ruh kita, karena berada di alam malakut, tidak dapat dilihat oleh mata lahir kita. Ruh adalah bagian batiniah dari diri kita. Ia hanya dapat dilihat oleh mata batin. Ada sebagian di antara manusia yang dapat melihat ruh dirinya atau orang lain. Mereka dapat menengok ke alam malakut. Kemampuan itu diperoleh karena mereka sudah melatih mata batinya dengan riyadhah kerohanian atau karena anugrah Allah Swt, ( al-mawahib al-rabbaniyyah ). Para Nabi, para wali Allah (shiddiqin), dan orang-orang sholeh seringkali mendapat kesempatan melihat ke alam malakut itu. Kesempatan ini yang disebut dengan kasyaf, terbukanya hijab atau tabir pemisah antara hamba dan Tuhan. Allah Azza wa Jalla membukakan tabir bagi kekasih-Nya untuk melihat, mendengar, merasakan, dan mengetahui hal-hal ghaib atau dapat memasuki alam malakut. Seperti tubuh, ruh mempunyai rupa yang bermacam-macam: buruk atau indah; juga mempunyai bau yang berbeda: busuk atau harum. Rupa ruh jauh lebih beragam dari rupa tubuh. Berkenaan dengan wajah lahiriah, kita dapat saja menyebut wajahnya mirip binatang, tapi pasti ia bukan binatang. Ruh dapat betul-betul berupa binatang -babi atau kera. Jadi ruh dibentuk dari amal kebaikan (amal sholeh) . Bentuk ruh manusia yang sempurna atau muslim yang berakhlakul karimah adalah serupa dengan bentuk jasadnya yang terbaik, mereka yang sudah dapat mengalahkan nafsu hewani atau nafsu syaitan. Imam Malik ra berkata: “Ruh manusia yang sholeh itu sama saja bentuknya dengan jasad lahirnya.”
Pada suatu hari Abu Bashir berada di Masjid A-Haram. ia terpesona mnenyaksikan ribuan orang yang bergerak mengelilingi Kabah, mendengarkan gemuruh tahlil, tasbih, dan takbir mereka. Ia membayangkan betapa beruntungnya orang-orang itu. Mereka tentu akan mendapat pahala dan ampunan Tuhan. Imam Ja’far Al-Shadiq ra, ulama besar dari keturunan cucu Rasulullah Saw, menyuruh Abu Bashir menutup matanya. Imam Ja’far mengusap wajahnya. Ketika ia membuka lagi matanya, ia terkejut. Di sekitar Ka’bah ia melihat banyak sekali binatang dalam berbagai jenisnya- mendengus, melolong, mengaum. Imam Ja’far berkata, “Betapa banyaknya lolongan atau teriakan; betapa sedikitnya yang haji.” Apa yang disaksikan Abu Bashir pada kali yang pertama adalah bentuk tubuh-tubuh manusia. Apa yang dilihat kedua kalinya adalah bentuk-bentuk ruh mereka.
Para wali Allah dan ulama yang sholeh dari kalangan habib atau sayyid, keturunan cucu Rasulullah Saw , ada di antara mereka dapat melihat ruh manusia. Kadang orang awam melihat seseorang begitu alim namun mereka dapat melihat keadaan orang tersebut sebenarnya dari bentuk ruhnya. Oleh karenanya untuk memperindah bentuk ruh kita, kita harus melatihnya dengan akhlak yang baik. Meningkatkan kualitas spiritual, berarti mernperindah akhlak kita. Kita dapat simpulkan dari doa ketika bercermin. “Allahumma kama ahsanta khalqi fa hassin khuluqi.’ ( Ya Allah, sebagaimana Engkau indahkan tubuhku, indahkan juga akhlakku ). Setelah manusia wafat ditetapkanlah apa yang telah dicapainya selama perjalanannya di dunia menjadi ruh manusia beriman atau ruh manusia durhaka.
Imam Ahmad dalam kitabnya Al-Musnad dari Al-Bara’ ibn ‘Azib berkata :Kabar tentang ruh manusia beriman,Rasulullah Saw bersabda “Allah berfirman: “Tulislah kitab hamba-Ku ini di dalam ‘Illiyyin lalu kembalikanlah dia ke bumi karena Kami telah menciptakan mereka dari bumi (tanah). Kepadanya Aku kembalikan mereka dan dari dalamnya Aku mengeluarkannya sekali lagi.” Ruhnya kemudian dikembalikan ke bumi, lalu datanglah dua orang malaikat yang kemudian mendudukkannya, Mereka lantas bertanya kepadanya, “Siapakah Tuhan Anda ?” Ia menjawab, “Tuhanku adalah Allah .”Kedua malaikat itu bertanya lagi, “Apakah agama Anda?” Ia menjawab,“Agamaku adalah Islam.”Kedua malaikat itu bertanya lagi, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada Anda?”Jawabnya, “Beliau adalah (Muhammad) Rasulullah.” Malaikat itu bertanya, “Dari mana Anda tahu ?” Ia menjawab, “Aku telah membaca Kitab Allah. Aku mengimani dan membenarkannya.” Lalu terdengarlah sebuah panggilan dari langit, “Jika memang hamba-Ku ini benar, maka hamparkanlah untuknya (permadani) dari surga, berilah ia pakaian dari surga, dan bukakanlah untuknya pintu yang menuju surga.” Kemudian ruh orang yang beriman dikembalikan ke jasadnya beserta bau wangi-wangiannya, lalu diluaskan kuburannya sejauh mata memandang. Selanjutnya datanglah seorang laki-laki tampan yang berpakaian bagus dan berbau harum. Ia berkata, “Berbahagialah dengan segala yang membahagiakan Anda. Ini adalah hari kebahagiaan Anda yang telah Allah janjikan.” Orang beriman tersebut bertanya, “Siapakah engkau? Wajahmu tampan sekali.” Ia menjawab, “Aku adalah amal saleh Anda.
Adapun kabar tentang ruh manusia durhaka, Rasulullah Saw, bersabda Allah berfirman “Tulislah buku catatan amalnya di Sijjin yang berada di bumi paling bawah.” Ruhnya kemudian dilemparkan begitu saja. Kemudian Rasulullah membacakan sebuah Firman Allah yang artinya, “Barangsiapa yang menyekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia adalah seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh seekor burung, atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh.” (QS. Al-Hajj : 31 ). Ruhnya kemudian dikembalikan ke jasadnya. Selanjutnya datanglah kepadanya dua orang malaikat lantas mendudukkannya. Mereka bertanya kepadanya, “Siapakah Tuhanmu?” Ia menjawab, “Ee..ee..ee.. saya tidak tahu.” Mereka bertanya lagi, “Apa agamamu?” Ia menjawab, “Ee..ee..ee.. saya tidak tahu.” Setelah itu terdedengar sebuah pamggilan dari langit, “Jika ia benar-benar berdusta, hamparkanlah untuknya sebuah hamparan yang terbuat dari api neraka, dan bukakanlah untuknya sebuah pintu yang menuju ke neraka.” Ketika pintu itu dibuka, maka panas dan racunnya langsung menembus badannya dan kuburannya pun menjadi semakin sempit dan menghimpit badannya sehingga tulng-tulangnya berserakan. Ia kemudian didatangi seorang laki-laki yang berwajah buruk, berpakaian buruk dan berbau busuk. Orang itu berkata kepadanya, “Berbahagialah kamu dengan sesuatu yang membinasakanmu. Hari ini adalah hari kesengsaraanmu yang telah Allah janjikan!” Orang yang mati durhaka itu kemudian bertanya, “Siapakah engkau? Wajahmu sangat buruk.” Ia menjawab, “Aku adalah amal burukmu”.
Mereka yang kasyaf , atas izin Allah ta’ala dapat melihat perjalanan ruh  sehingga masa dituliskan dalam ‘Illiyyin atau Sijjin.   Mereka yang kasyaf akan paham tentang tahlilan, yasinan, tawassul, tabarruk, istighotsah dll. Alam gaib bagi setiap orang tidak sama. Ada yang masih tebal dan ada yang sudah transparan (mukasyafah). Bagi mereka yang sudah berada di tingkat mukasyafah, sudah bisa berkomunikasi lintas alam. Mereka seperti hidup di alam yang bebas dimensi, tidak lagi terikat dengan ruang dan waktu. Mereka bisa berkomunikasi interaktif dengan makhluk dan para penghuni alam lain, baik di alam malakut, alam jabarut, maupun alam barzakh lainnya. Orang-orang yang memiliki batin bersih setelah menempuh suluk, mujahadah, dan riyadhah, maka sangat berpeluang bisa menjalin komunikasi interaktif dengan para penghuni alam-alam lain. Termasuk kemampuan berkomunikasi atau belajar dari arwah para auliya’ dan arwah kekasih Tuhan lainnya.
Di dalam sebuah hadis disebutkan, “Seandainya bukan karena dosa yang menutupi kalbu Bani Adam, niscaya mereka menyaksikan malaikat di langit.” (HR Ahmad dari Abi Hurairah). Sebaliknya, penghuni makhluk cerdas alam lain, yang diistilahkan dalam Al-Qur’an man fi al-sama’, juga bisa menyaksikan hamba-hamba kekasih Tuhan di bumi sebagaimana dinyatakan Rasulullah, “Sesungguhnya para penghuni langit mengenal penghuni bumi yang selalu mengingat dan berzikir kepada Allah bagaikan bintang yang bersinar di langit.”
Dalam Al-Qur’an dinyatakan dalam ayat, “Untuk mereka kabar gembira waktu mereka hidup di dunia dan di akhirat.” ( QS Yunus : 64 ). Para ulama tafsir mengomentari ayat ini sesuai dengan pengalaman sahabat Nabi Muhammad, Abu Darda’, yang menanyakan apa maksud ayat ini. Rasulullah menjelaskan, “Yang dimaksud ayat ini ialah mimpi baik yang dilihat atau diperlihatkan Allah Swt kepadanya.” Dalam ayat lain lebih jelas lagi Allah berfirman, “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan ( memegang ) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya.” (QS Az-Zumar : 42 ). Wallahu a’lam bishshawab.
Jadi kandungan isi  Surah As-Sajadah ayat 6 dan Surah Al-Hasyr ayat 22 menjelaskan bahwa : Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa tidak ada Tuhan selain Dia Yang mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata ,yang Maha Perkasa, Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Adapun hal-hal yang ghaib itu meliputi : alam akhirat , alam Malakut, alam Barzah, Alam Arwah, Kursi , ‘Arasy , Lauhul Mahfuzh, Mustawa , Sidratul Muntaha , Mizan , Shirathal Mustaqiim , Padang Mahsyar , Surga dan Neraka yang kesemuanya itu merupakan hal-hal yang ghaib yang wajib kita imani keberadaannya jangan sampai kita mengingkarinya.
Karakter atau perilaku orang yang mengimani hal-hal yang ghaib adalah sebagai berikut :
1.    Seseorang akan senantiasa hidup berhati- hati, karena setiap langkah kehidupan akan dicatat oleh malaikat-Nya.
2.   Tidak akan melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama karena Allah Maha Mengetahui segala apa yang kita kerjakan dan hal itu kelak akan kita pertanggungjawabkan dihadhirat Allah Swt, karena Dialah yang akan membalas segala amal perbuatan hamba-Nya baik perbuatan jahat maupun perbuatan baik.
3.   Senantiasa meningkatkan ibadah kepada Allah Swt.
4.   Memelihara  ruh agar senantiasa bersih dari segala dosa, karena ruh kitalah yang akan kembali dan bertemu dengan Allah Swt.

 Allah Swt, juga bersifat Maha Pemurah, dengan sifat-Nya itu Dia memberi rezki kepada segala makhluk-Nya tanpa memandang dia mu’min atau kafir, namun tidak semua makhluk di sayang-Nya, karena sifat Maha Penyayang-Nya itu hanya diberikan kepada orang-orang mu’min saja . Dengan demikian mengimani hal-hal yang ghaib itu akan membimbing kita  hidup teratur dan senantiasa dalam ketaatan kepada Allah Swt.


<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6303669560088871"crossorigin="anonymous"></script>

 



ADAB MEMBACA AL-QUR'AN

ADAB MEMBACA AL-QURA’AN

       فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ  
  وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُواْ لَهُ وَأَنصِتُواْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ -  


         Dalam QS. An-nahl ayat 98 Allah Swt memerintahkan kita berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk karena mereka akan senantiasa mengganggu orang mukmin yang ingin membaca Al-Qur’an agar mereka tidak jadi membacanya, oleh sebab itu setiap kali mau membaca Al-Qur’an mulailah dengan mengucap ta’awuzd agar senantiasa terpelihara dari gangguan syaitan tersebut.
   Dalam kitab Al Itqan karangan Imam Jalaluddin As Suyuthi, beliau menjelaskan tentang adab membaca Al-Qur’an antara lain:
a.    Di sunatkan membaca Al-Qur’an sesudah berwudhu, dalam keadaan bersih.
b. Di sunatkan membaca Al-Qur’an di tempat yang bersih,seperti di rumah, dimesjid,dimushalla dan tempat-tempat lain yang dianggap bersih.
c. Di sunatkan membaca Al-Qur’an menghadap kiblat,membacanya dengan khusyu’ dan tenang.
d.   Ketika membaca Al-Qur’an,mulut hendaknya bersih, tidak berisi makanan.
e.    Sebelum membaca Al-Qur’an disunatkan membaca ta’awwudz yaitu:
 اعوذ بالله من الشّيطان الرّجيم
      Baru disambung dengan membaca:
بسم الله الرحمن الرحيم
f.  Di sunatkan membaca Alqur’an denga tartil, yaitu bacaan yang pelan dan tenang.
g. Bagi orang yang sudah mengerti arti dan maksud ayat-ayat Alqur’an, di sunatkan membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang ayat-ayat yang dibacanya itu dan maksudnya.
h.   Di sunatkan membaca Al-Qur’an dengan suara yang bagus lagi merdu.
i.     Sedapat-dapatnya membaca Al-Qur’an janganlah di putuskan karena hendak berbicara dengan orang lain, hendaknya pembacaan diteruskan sampai kebatas yang telah ditentukan, barulah disudahi.
j.     Dalam membaca Al-Qur’an, jangan tertawa-tawa dan sambil bermain-main.
k.   Tutuplah bacaan Alqur’an dengan kalimat:
صدق الله العظيم

Sementara dalam QS. Al-A’raf ayat 204 Allah Swt menjelaskan  apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang supaya kalian mendapat rahmat. Maksudnya: jika dibacakan Al Quran kita diwajibkan mendengar dan memperhatikan sambil berdiam diri, baik dalam shalat maupun di luar shalat, terkecuali dalam shalat berjamaah ma'mum boleh membaca Al Faatihah sendiri waktu imam membaca ayat-ayat Al Quran.
Setelah Allah menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah bukti bagi manusia dan sebagai petunjuk serta rahmat , Allah memerintahkan untuk diam ketika dibacakan Al-Qur’an sebagai penghargaan dan pengehormatan kepadanya. Tidak seperti yang dilakukan oleh orang-orang kafir, mereka tidak mau mendengarkan ayat-ayat Allah, seperti yang dijelaskan dalam QS. Fushshilat : 26 yang artinya :”dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka".
Dari Abu Hurairah ra, meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda sebagai berikut : “ Barangsiapa yang mendengarkan sebuah ayat dari kitab Allah , maka ditulislah baginya kebaikan yang berlipat ganda. Dan barangsiapa yang membacanya maka ia akan mempunyai cahaya pada hari kiamat “ ( HR. Ahmad )
Intinya , barangsiapa yang mendengarkan dan diam ketika Al-Qur’an dibacakan , maka dialah yang lebih dekat untuk dapat memahami dan memikirkannya dan orang seperti itulah yang patut diberi rahmat.
Jadi sikap seorang mukmin yang baik apabila ia ingin membaca Al-Qur’an adalah sebagai berikut :
1.   Dalam keadaan suci lahir dan batin
2.   Memohon perlindungan kepada Allah Swt dari godaan syaitan yang terkutuk
3.   Meresapi makna yang ia baca, agar tumbuh kecintaan kepada Al-Qur’an
4.   Apabila dibacakan Al-Qur’an maka dengarkanlah dengan baik.
Banyak orang yang membaca Al-Qur’an, tetapi yang terpenting adalah sebagaimana yang Allah nyatakan dalam ayatnya yakni merenungkan tiap-tiap ayat Al-Qur’an , mengambil pelajaran dari ayat tersebut dan memperbaiki perilaku seseorang sesuai dengan pelajaran yang terkandung  didalamnya.

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6303669560088871"crossorigin="anonymous"></script>

 

KANDUNGAN QS. AL-ANFAL AYAT 2-4

MEMAHAMI KANDUNGAN QS. AL-ANFAL AYAT 2- 4
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ -٢- الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ -٣- أُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقّاً لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ -٤-
          Dalam QS. Al-Anfaal ayat 2-4 Allah SWT menjelaskan cirri-ciri orang mukmin itu, sebagaimana firman-Nya :” Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka ( karenanya ) dan kepada tuhanlah mereka bertawakkal”.
          Orang-orang beriman adalah mereka yang takut kepada Allah SWT karena keagungan dan kemuliaan-Nya,karena itulah, ketika ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan itu mengenai keadilan Allah SWT, hukuman dan kekuatan-Nya, mereka merasa ngeri dan bergetarlah hati mereka   . Dan ketika dibacakan ayat-ayat mengenai kemurahan, kasih sayang, rahmat dan pahala Allah SWT, mereka merasakan ketentraman dalam diri mereka dan bertambah keimanan mereka. Orang-orang yang beriman itu mereka senantiasa bertawakkal hanya kepada Allah SWT dalam berbagai keadaan apapun dan mereka menggantungkan diri kepada-Nya mengenai segala urusan dalam hidupnya.
          Sekali lagi, orang-orang yang beriman itu ialah mereka yang mendirikan shalat sebagai bukti hubungannya dengan Allah SWT dan membelanjakan hartanya tanpa mengharapkan imbalan dan bermurah hati terhadap apa yang Allah SWT berikan kepada mereka baik berupa makanan dan minuman dan harta benda lainnya, sebagaimana firman-Nya:” Yaitu orang-orang yang mendirikan sholat dan yang menafkahkan sebagaian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka”.
          Allah Yang Maha Mulia, menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki ciri-ciri seperti yang diungkapkan di atas adalah benar-benar memenuhi syarat untuk disebut sebagai orang beriman, ayat ini mengatakan :” Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya, mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki ( nikmat ) yang mulia”.
          Begitulah, orang-orang ini mempunyai kedudukan dan derajat yang tinggi berupa kehormatan di surge dan Allah SWT akan memberikan ampunan kepda mereka dan makanan lezat yang tiada habisnya. Itulah sebabnya beberapa penafsir Al-Qur’an mengatakan bahwa’ rezki yang mulia’ berarti makanan yang tiada habisnya yang sangat banyak dan suci dan diberikan kepada mereka tanpa cela, di hari pembalasan, rezki yang mulia itu akan berupa surga yang kekal abadi.
          Sebagai perbandingan dalam QS. At-Taubah ayat 71  Allah SWT menjelaskan ”Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Tanda-tanda orang mukmin, laki-laki dan perempuan yang disebutkan dalam ayat diatas, karakteristiknya dari orang beriman itu adalah :
1.   Ciri pertama menunjukkan bahwa mereka mengajak orang-orang pada kebaikan.
2.   Mereka mencegah orang-orang dari kebiasaan buruk, kekejian dan hal-hal yang melanggar syari’at agama.
3.   Bertentangan dengan munafiqin yang selalu melupakan Allah SWT, orang-orang mukmin itu selalu mendirikan sholat, terus mengingat Allah SWT dan dengan mengingat Allah SWT ini hati mereka menjadi bercahaya dan pikirannya sadar.
4.   Sekali lagi, berlawanan dengan munafiqin, yang kikir, orang mukmin mengeluarkan sebagian dari kekayaannya sebagai zakat dijalan Allah dan untuk Allah dan untuk mendukung hamba-hamba Allah SWT, demi untuk memperbauki kondisi masyarakat mereka.
5.   Orang-orang munafiq itu merugikan, membangkang dan berbuat di luar lingkaran perintah-perintah Allah SWT, tetapi orang-orang mukmin mematuhi perintah-perintah Allah SWT dan rasul-Nya.
Dengan demikian prilaku yang harus kita tampilkan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :
1.   Kerjakanlah shalat dengan khusyu’.
2.   Menjauhkan diri dari hal-hal yang sia-sia.
3.   Hendaklah mengeluarkan zakat atau sedekah.
4.   Menjaga diri dari berbuat zina.
5.   Menjaga amanah dan janji.
6.   Menjaga sholat lima waktu.
7.   Hendaklah kita senantiasa mengingat Allah SWT.
8.   Senantiasa membaca Ayat-ayat Allah yang Qauliyah ( Al-Qur’an ) atau ayat kauniyah yakni ayat-ayat Allah yang ada pada alam semesta.
9.   Saling menolong sesama umat.
10.        Berbuat baik dan mencegah berbuat munkar.

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6303669560088871"crossorigin="anonymous"></script>

 

SURGA FIRDAUS IMPIAN ORANG BERIMAN

                                                             SURGA FIRDAUS      Setiap muslim pasti ingin masuk kedalam surga dan mereka b...