RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
No. 05
Satuan Pendidikan : .........................................
Kelas /Semester : XII / Ganjil
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti
Topik :
Cerahkan Nurani dengan saling menasehati
Materi Pokok
: Q.S. Luqman (31): 14 dan Q.S.
Al-Baqarah (2): 83.
Alokasi Waktu :
2 X 3 Jam Pelajaran
Jumlah Pertemuan : 2 x
Pertemuan
A. Kompetensi Inti :
(K1) : Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya
(K2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- aktif) dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
(K3) :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
(K4) :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
2.4 Menunjukkan
perilaku saling menasihati dan berbuat baik (ihsan) sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Luqman (31) : 13-14
dan Q.S. Al-Baqarah (2): 83, serta hadits terkait.
3.2 Menganalisis Q.S. Luqman (31): 13-14 dan
Q.S. Al-Baqarah (2): 83, serta hadits tentang
saling menasihati dan berbuat baik (ihsan).
4.2.1 Membaca Q.S. Luqman
(31): 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah (2): 83 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
4.2.2 Mendemonstrasikan
hafalan Q.S. Luqman (31): 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah (2): 83 denagn lancar
A.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1.
Mampu menunjukkan perilaku saling
menasehati sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Luqman (31) : 14 dan hadits terkait
- Mampu
Menganalisis Q.S. Luqman (31): 14 dan hadits tentang saling
menasihati
- Mampu
Membaca Q.S. Luqman (31): 14 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul
huruf.
- Mampu
Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Luqman (31): 14 dengan lancar
- Mengembangkan
perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, gotong royong, kerjasama,
cinta damai, responsif dan pro- aktif)
B.
Tujuan Pembelajaran
Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran
melalui model pembelajaran Saintifik kooperatif rool
play,diskusi, ceramah Mengamati (Menyimak bacaan, membaca,
mengidentifikasi hukum bacaan (tajwid), dan mencermati kandungan Q.S.
Luqman (31): 14 dan hadits terkait.) Menanya ( Menanyakan cara membaca
Q.S. Luqman (31): 14. Mengajukan pertanyaan terkait hukum tajwid, asbabun
nuzul, dan isi kandungan Q.S. Luqman (31): 14 dan hadits terkait. ) siswa dapat
:
1.
Menganalisis Q.S. Luqman (31): 14 dan hadits tentang saling menasihati
2.
Membaca Q.S. Luqman (31): 14 sesuai dengan
kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
3.
Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Luqman (31);14 denagn lancar
4.
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,
tanggungjawab, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-
aktif)
C.
Materi Ajar
- Materi
Fakta (sesuatu yang dapat diindera)
Q.S. Luqman (31): 14 dan hadits tentang saling menasihati ..
- Materi Konsep (gabungan antar
fakta yang saling berhubungan)
1.
Pengertian saling menasihati
2.
Sederhana dalam nasehat
3. Materi Prinsip
(generalisasi hubungan antar konsep-konsep yang berkaitan: hukum, teori, azas)
Jenis Nasehat
Hikmah Nasehat Menasehati
- Materi Prosedur (sederetan
langkah yang sistematis dalam menerapkan prinsip)
Budayakan
Saling Menasehati dalam berbuat kebaikan
Cara
memberi nasehat dalam kebaikan
Nasehat
– Menasehati
Dunia akan stabil jika memiliki
empat sendi berikut ini :
1. Keberdayaan ulama dengan
ilmunya ulama : jama’ dari kata ‘alim’ yang berarti memiliki ilmu
yang pada akhirnya membawanya takut hanya kepada Allah.
“Sesungguhnya
yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” [ QS. Al - Fathir : 28]
Ulama bukan berarti terbatas hanya
orang – orang yang memiliki kafa’ah sya’iyah (bidang agama) saja melainkan
semua ilmu yang bermanfaat dan menguasainya hingga pada akhirnya menjadi orang
yang takut (khasyyah) hanya kepada Allah
2. Keadilan penguasa
3. Kedermawanan orang – orang kaya
4. Doa para fuqara
Di antara hak seorang muslim dengan
muslim lainnya adalah bila dimintai nasihat oleh saudaranya tentang sesuatu
maka ia harus memberinya, dalam artian ia harus menjelaskan kepada saudaranya
itu apa yang baik dan benar. Dalam sebuah hadits disebutkan: “Bila salah
seorang dari kamu meminta nasihat kepada saudaranya maka hendaknya (yang
diminta) memberi nasihat.” (HR Bukhari)
Para salafus shalih telah
memberikan contoh luar biasa dalam hal saling menasihati. Sebagai contoh adalah
Umar bin Al Khatab ra, pada suatu kesempatan ketika banyak pembesar sahabat
yang mengelilinginya tiba-tiba salah seorang sahabat berkata: “Ittaqillaha ya
Umar.” (Bertaqwalah kepada Allah wahai Umar!) Para sahabat yang mengetahui
kedudukan keislaman Umar marah kepadanya, namun Umar r.a mencegah kemarahan
sahabat-sahabatnya seraya berkata: Biarkanlah dia berkata demikian,
sesungguhnya tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak mau mengatakannya, dan
tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak mau mendengarnya.”
Itulah Umar yang termasuk dalam
golongan sepuluh orang yang mendapat kabar gembira dijamin masuk surga, beliau
sangat perhatian terhadap setiap nasihat yang benar yang ditujukan kepadanya.
Nasehat yang pada akhirnya dapat saling memberikan ishlah -perdamaian-,
tawaddud -cinta-, tarahum -kasih-sayang- antar sesama.
Sederhana
dalam nasehat
Abu Wa’il Syaqiq bin Salamah
berkata, Ibnu Mas’ud r.a. mengingatkan (berceramah) kami setiap hari Kamis.
Seseorang berkata, “Hai Abu Abdurrahman, aku ingin Anda mengingatkan kami
setiap hari.” Ia menjawab, “Yang menghalangi aku untuk hal itu adalah
karena aku tidak suka membuat kalian bosan. Aku memperjarang nasihat
untuk kalian sebagaimana Rasulullah juga memperjarang nasihatnya untuk kami
karena khawatir membosankan kami.” (Muttafaq Alaihi)
Abu Yaqdzan Ammar bin Yasir
meriwayatkan, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda :
“Lamanya shalat seseorang dan pendeknya khutbahnya adalah pertanda ilmunya. Maka, perlamalah shalat dan perpendeklah khutbah.” (Muslim)
“Lamanya shalat seseorang dan pendeknya khutbahnya adalah pertanda ilmunya. Maka, perlamalah shalat dan perpendeklah khutbah.” (Muslim)
Layaklah kalau dikatakan bahwa
“saling memberi menasihat “ adalah sebagai sebuah keniscayaan yang harus ada
pada setiap muslim. Namun sangatlah disayangkan jika ada di antara kita yang
menganggap sepele soal nasehat ini. Atau merasa dirinya sudah cukup, sudah
pintar, sudah berpengalaman sehingga tidak lagi butuh yang namanya nasehat dari
orang lain. Padahal dengan menerima nasehat dari orang lain pertanda adanya
kejujuran, kerendahan hati, keterbukaan dan menunjukkan kelebihan pada orang
tersebut.
Kalimat “nasaha” yang artinya
nasehat, makna dasarnya adalah menjahit atau menambal dari pakaian yang
sobek atau berlubang. Maka orang yang menerima nasehat artinya orang tersebut
siap untuk ditutupi kekeruangan, kesalahan, dan aib yang ada pada dirinya.
Sedangkan orang yang tidak mau menerima nasehat menunjukkan adanya sifat
kesombongan, keangkuhan, dan ketertutupan pada orang tersebut.
Jenis
Nasehat
Sejatinya yang dinamakan nasehat
adalah hal yang ditujukan untuk kebaikan,namun ternyata dari riwayat yang telah
kita ketahui bersama ternyata ada juga nasehat yang tidak baik,seperti kisahnya
Nabi Yusuf tentang saudara – saudaranya yang memberikan nasehat
menjeremuskan kepada ayahnda mereka,Nabi Ya’kub, agar bisa bermain bersama
mereka yang ternyata memiliki tujuan yang jahat.
Artinya :“Mereka berkata: “Wahai ayah kami,
apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya
kami adalah orang-orang yang memberi nasehat untuk kebaikannya.” ( QS. Yusuf:
11).
Kisah lain tentang nasehat buruk
adalah : Syaitan dalam memperdaya manusia terkadang menggunakan media nasehat
seakan-akan ia penasehat yang tulus seperti yang pernah berlaku terhadap Adam
dan Hawa yang diabadikan Allah dalam surah Al-A’raf: 21,
Artinya :“Dan
dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk
orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua”. ( QS. Al-A’raf: 21 )
Padahal nasehat menasehati termasuk
akhlak yang mulia yang tentunya harus dibingkai dan dikemas serta berlangsung
dalam suasana ukhuwwah dan koridor akhlak yang mulia juga. Jika tidak, maka
tradisi ini akan kehilangan signifikansi nilainya dalam konteks akhlak Islam.
Inilah arti nasehat yang sesungguhnya
menurut bahasa, yaitu mencari dan memilah sebuah perbuatan atau perkataan yang
mendatangkan maslahat bagi sahabatnya. Seperti ungkapan bahasa Arab, Nashihul
‘Asal yang artinya madu yang murni yang telah dipilah dari beberapa madu yang
banyak. Betapa nasehat yang baik hanya bermuatan positif dan melalui proses
pemilahan kata atau tindakan yang tepat dan bisa memberikan manfaat bagi si
penerima, bukan malah sebaliknya.
Jika
demikian, memang tidak mudah memberikan nasehat yang baik kepada seseorang. Agar
amaliah nasehat menasehati berlangsung dengan baik tanpa melahirkan su’u
dzan dan kebencian, atau berubah status menjadi media “ta’yir”, maka yang
harus diperhatikan dalam memberikan nasehat diantaranya adalah muatan
nasehat itu sendiri, cara, media dan adab menyampaikan
nasehat, suasana dan status sosial penerima nasehat, serta target yang hendak
dicapai dari penyampaian nasehat tersebut.
Sebagai ilustrasi bisa dikemukakan
disini bahwa pada ketika khalifah Harun Ar-Rasyid sedang melaksanakan
thawaf, tiba-tiba seseorang berkata kepadanya dengan nada agak ketus: “Hai
Amirul Mukminin, saya ingin menyampaikan sesuatu kepada engkau dengan bahasa
yang agak keras, maka terimalah dengan sabar!”. Amirul Mukminin menjawab: “Tidak,
ini bukan sesuatu yang baik dan bukan pula merupakan sebuah penghormatan.”Allah
telah mengutus seseorang yang lebih baik dari kamu yaitu Musa as kepada orang
yang lebih buruk dari saya yaitu Fir’aun, tetapi Allah memerintahkan Musa agar
menyampaikan pesan atau nasehat kepadanya justru dengan bahasa yang
lembut.
D.
Metode Pembelajaran
· 1. Saintifik
· 2. kooperatif
· 3. rool play,diskusi, ceramah
E.
Media Pembelajaran
Media
·
Video Pembelajaran
·
CD Pembelajaran Tajwid Interaktif
Alat
· Komputer / Laptop
· LCD Projector
F.
Sumber Belajar:
Sumber Belajar :
·
Buku PAI Kls XII Kemdikbud
·
Al-Quran dan Al-Hadits
·
Buku tajwid
·
Kitab tafsir Al-Qur’an
·
Buku lain yang menunjang
·
Multimedia interaktif dan Internet
G.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasiwaktu
|
Pendahuluan
|
|
10 menit
|
Inti
|
·
Mengamati
·
Menyimak bacaan, membaca, mengidentifikasi
hukum bacaan (tajwid), dan mencermati kandungan Q.S. Luqman (31): 14 dan
hadits terkait.
·
Menanya
·
Menanyakan cara membaca Q.S. Luqman (31): 14
·
Mengajukan pertanyaan terkait hukum tajwid,
asbabun nuzul, dan isi kandungan Q.S. Luqman (31): 14 dan hadits terkait.
·
Mengumpulkan data/eksplorasi
·
Mendiskusikan cara membaca Q.S. Luqman
(31): 14 sesuai dengan hukum bacaan tajwid;
·
Menterjemahkan Q.S. Luqman (31);14 dan hadits
terkait;
·
Menganalisis asbabun nuzul/wurud dan Q.S.
Luqman (31): 14 dan hadits terkait.
·
Mengasosiasi
·
Membuat kesimpulan dari kandungan Q.S. Luqman
(31): 14 dan hadits terkait.
·
Mengkomunikasikan:
Mendemonstrasikan bacaan (hafalan), menyampaikan hasil diskusi
tentang Q.S. Luqman (31): 14 dan hadits terkait secara individu maupun
kelompok
|
70 menit
|
Penutup
|
·
Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru
menyimpulkan materi
·
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran
·
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran
·
Mengucapkan salam
|
10 menit
|
J. Penilaian
1. Prosedur :
a.Penilaian proses belajar
mengajar oleh guru
b.Penilaian hasil belajar (tes
lisan/ tertulis berbentuk Esay)
2.Alat Penilaian (Soal terlampir)
Aspek
afektif
Isilah
pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya dengan cara
mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia
INTERNALISASI AKHLAK MULIA
|
|||||
No
|
Pernyataan
|
setuju
|
tidak
setuju
|
tidak
tahu
|
alasan
|
1
|
Tauhid
harus didahulukan dalam dakwah karena Allah Swt adalah pencipta alam semesta
|
……
|
……
|
…..
|
……
|
2
|
Kemusyrikan
termasuk dosa besar karena kemusyrikan mengandung kezhaliman terhadap sesama
manusia
|
……
|
……
|
…..
|
……
|
3
|
Mengajak
manusia berbuat baik itu cukup dengan lisan yang fasih dan pandai ber-retorika
|
……
|
……
|
…..
|
……
|
4
|
Menasihati
orang ( berdakwah ) sebenarnya tidak perlu menggunakan metode macam-macam
yang penting punya keberanian untuk menyampaikannya
|
……
|
……
|
…..
|
……
|
5
|
Kebenaran
harus disampaikan apa adanya, karena perintah Rasulullah Saw agar kita
menyampaikannya
Meskipun
itu pahit
|
…..
|
….
|
….
|
…..
|
6
|
Saling
menyayangi dan menghormati berlaku dalam segala urusan
|
……
|
……
|
…..
|
……
|
7
|
Dalam
berdakwah tidak boleh ada yang ditutupi-tutupi, semua kebenaran harus
disampaikan,walaupun mungkin akan berdampak buruk bagi yang menyampaikannya
|
……
|
……
|
…..
|
……
|
8
|
Ketika
kalian bertukar argument dengan orang yang kalian nasehati, kemudian tidak
terjadi titik temu maka hargai pendapat mereka
|
…..
|
….
|
….
|
…..
|
9
|
Apa
yang kalian katakana seharusnya sama dengan apa yang kalian lakukan. Dengan
keteladanan , kalian berharap orang yang kalian nasehati akan mau mengikuti
|
……
|
……
|
…..
|
……
|
10
|
Setiap
orang memiliki kewajiban untuk saling
menasehati dalam kebaikan dan kesabaran dan mencegah perbuatan kemaksiatan
serta kemungkaran
|
…..
|
….
|
….
|
…..
|
Lampiran 2 : Format Penilaian
Proses bealajar
FORMAT PENGAMATAN SIKAP
No
|
Nama
Siswa
|
Disiplin
|
Tanggung
jawab
|
Peduli
|
Kerja
keras
|
||||||||
a
|
b
|
c
|
a
|
b
|
c
|
a
|
b
|
c
|
a
|
b
|
c
|
||
1
|
|||||||||||||
2
|
|||||||||||||
3
|
|||||||||||||
4
|
|||||||||||||
5
|
INDIKATOR
KOMPETENSI INTI 1 DAN 2
1.
Disiplin
·
Selalu hadir di kelas tepat waktu
·
Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan
tepat waktu
·
Mentaati aturan main dalam kerja
mandiri dan kelompok
2.
Tanggung jawab
Berusaha menyelesaikan tugas dengan
sungguh-sungguh
·
Bertanya kepada teman/guru bila
menjumpai masalah
·
Menyelesaikan permasalahan yang
menjadi tanggung jawabnya
·
Partisipasi dalam kelompok
3.
Peduli
·
Menjaga kebersihan kelas, membantu
teman yang membutuhkan
·
Menunjukkan rasa empati dan simpati
untuk ikut menyelesaikan masalah
·
Mampu memberikan ide/gagasan
terhadap suatu masalah yang ada di sekitarnya
·
Memberikan bantuan sesuai dengan
kemampuannya
4.
Kerja keras
·
Mengerjakan LKS dengan
sungguh-sungguh
·
Menunjukkan sikap pantang menyerah
·
Berusaha menemukan solusi
permasalahan yang diberikan
PEDOMAN
PENILAIAN:
·
Penilaian dilakukan dengan cara
membandingkan karakter siswa pada kondisi awal dengan pencapaian dalam waktu
tertentu.
·
Hasil yang dicapai selanjutnya
dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.
1.
Tugas
Menghafal Q.S. Luqman (31): 14, dan hadits terkait dengan cara mengisi lis (
lembar tugas hafalan).
2.
Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi
dengan menggunakan lembar observasi yang memuat:
·
isi diskusi (kandungan ayat dan
hukum bacaan)
·
sikap yang ditunjukkan peserta
didik terkait dengan tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis.
3.
Portofolio
·
Melaporkan hasil obervasi berupa
paparan tentang kandungan Q.S. Luqman (31): 14 :, dan hadits terkait;
·
Membuat paparan analisis dan
identifikasi hukum bacaan yang ada pada Q.S. Luqman (31): 14
·
Membuat laporan perkembangan
hafalan Q.S. Luqman (31): 14, dan hadist terkait.
4.
Tes tulis
·
Menyalin Q.S. Luqman (31): 14 serta mengidentifikasi hukum bacaan
tajwidnya;
·
Menjawab soal-soal tentang isi
kandungan Q.S. Luqman (31): 14, dan hadist terkait.
5.
Tes lisan
Membaca dan menghafal Q.S. Luqman (31): 14,
dan hadits terkait
Mengetahui
Kepala Sekolah
............................................
NIP.
|
|
Banjarbaru, ......................
Pendidik Bidang Studi
.........................................
NIP.
|