Minggu, 28 Agustus 2022

Mudol PABP semester Ganjil kelas XI elemen Peradaban Islam

 

Informasi Umum: Elemen Sejarah dan Peradaban Islam

1.      Identitas Modul

 

       Nama Penyusun

KAMRANI, S.Ag

       Institusi

SMKN 2 BANJARBARU

       Tahun

2022/2023

       Jenjang Sekolah

SMK

       Kelas/Semester

XI (Fase F) / Ganjil

       Alokasi Waktu

9 JP

2.      Kompetensi Awal

 

Peserta Didik telah memiliki kemampuan awal mengetahui Sejarah Peradaban Islam.

3.      Profil Pelajar Pancasila yang Berkaitan

Peserta didik Bernalar kritis dengan mengetahui Sejarah Peradaban Islam

4.      Sarana dan Prasarana

·         Sumber Pelajaran

·         Bahan Pembelajan

·         Jumlah Peserta didik

 

·         Metode Pembelajaran

 

·         Alat Praktik Pembelajaran

·         Media Pembelajaran

 

 

: Buku Paket, Modul, Internet dan Lainnya.

: Video Sejarah / film Sejarah Islam

: 30 Orang

: Ceramah ,Diskusi, presentasi, demonstrasi, Tanya Jawab

: PC/ Laptop

: LCD Projector, PPT, Video Pembelajaran, Internet

5.      Target Peserta Didik

Kategori siswa dalam proses pembelajaran ini adalah siswa   normal, bukan berkebutuhan khusus.

6.      Model Pembelajaran

Sinkronus dan Asinkronus

 

  1. Komponen Inti

1.      Tujuan Pembelajaran

Peserta Didik mampu

·         Menganalisis peran dan keteladanan tokoh ulama Islam di Indonesia: Hamzah al-Fansuri, Nuruddin bin Ali ar-Raniri, Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari, Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, dan Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani.

·         Mempresentasikan paparan mengenai peran dan keteladaan ulama Islam tersebut.

·         Mengakui keteladanan tokoh ulama Islam di Indonesia.

·         Membiasakan sikap gemar membaca, menulis, berprestasi, kerja keras,tanggung jawab, literasi dan produktif dalam berkarya.

2.      Pemahaman Bermakna

Peserta didik dapat mengambil suri tauladan dari tokoh-tokoh ulama Islam Indonesia.

3.      Pertanyaan Pemantik

Siapa tokoh ulama Islam Indonesia yang menjadi teladanmu

4.      Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Kegiatan awal

Pesiapan (5 menit)\

 

1.        Mempersiapkan alat peraga/ media/bahan berupa laptop, LCD projector, speaker active, laptop, handphone, kamera, atau media lain.

2.        Memastikan bahwa ruang kelas sudah bersih, aman dan nyaman

3.        Menyiapkan bahan tayang dan multimedia pembelajaran interaktif

Pendahuluan (10 menit)

4.        Meminta pengurus kelas (Rohis/rohaniawan kelas) untuk memimpin doa memulai kegiatan pembelaran (guru dan peserta didik berdoa secara bersamaan dipimpin Rohis/ rohaniawan kelas).

5.        Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan kondisi masing- masing dan menyampaikan apersepsi.

6.        Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran, menyampaikan cakupan materi, tujuan pembelajaran, dan kegiatan yang akan dilakukan, serta lingkup dan teknik penilaian.

7.        Tadarus Al-Qur’an Q.S. Yūsuf/12: 111, Q.S Al-Qashash/28: 25

Kegiatan Pembelajaran Inti ( 110 menit)

1.        Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi “ Peran Ulama di Nusantara”.

2.        Guru menayangkan gambar/foto/video yang relevan, Peserta didik mengamatiLembar kerja materi “Peran Ulama di Nusantara”.

3.        Pemberian contoh-contoh materi “ Peran Ulama di Nusantara” dari media interaktif, dsb.

4.        Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan “ Peran Ulama di Nusantara”.

5.        Menulis rangkuman dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Peran Ulama di Nusantara”.

6.        Pemberian materi “ Peran Ulama di Nusantara”.oleh guru.

7.        Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai materi : “ Peran Ulama di Nusantara”.

8.        Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar

9.        Mengajukan pertanyaan tentang materi : yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

10.    Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai materi “ Peran Ulama di Nusantara”.

11.    Mencatat semua informasi tentang materi “ Peran Ulama di Nusantara” yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

12.    Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri “ Peran Ulama di Nusantara” sesuai dengan pemahamannya.

13.    Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi

“ Peran Ulama di Nusantara”. antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

14.    Menyampaikan hasil diskusi  tentang materi “ Peran Ulama di Nusantara”. berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.

15.    Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :“ Peran Ulama di Nusantara”.

16.    Mengemukakan  pendapat  atas presentasi yang dilakukan tentanag materi “ Peran Ulama di Nusantara”dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.

17.    Bertanya atas presentasi tentang materi “ Peran Ulama di Nusantara”.yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan  untuk menjawabnya.

18.    Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi : “ Peran Ulama di Nusantara”.

19.    Menjawab pertanyaan tentang materi “ Peran Ulama di Nusantara”yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.

20.    Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi “ Peran Ulama di Nusantara” yang akan selesai dipelajari

Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi “ Peran Ulama di Nusantara” yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)

1.      Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru.

2.      Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan

3.      Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.

4.      Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama-sama.

 

Pertemuan 2

Kegiatan awal

Pesiapan (5 menit)\

 

1.      Mempersiapkan alat peraga/ media/bahan berupa laptop, LCD projector, speaker active, laptop, handphone, kamera, atau media lain.

2.      Memastikan bahwa ruang kelas sudah bersih, aman dan nyaman.

3.      Menyiapkan bahan tayang dan multimedia pembelajaran interaktif.

Pendahuluan ( 10 menit )

4.      Meminta pengurus kelas (Rohis/rohaniawan kelas) untuk memimpin doa memulai kegiatan pembelaran (guru dan peserta didik berdoa secara bersamaan dipimpin Rohis/ rohaniawan kelas).

5.      Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan kondisi masing- masing dan menyampaikan apersepsi.

6.      Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran, menyampaikan cakupan materi, tujuan pembelajaran, dan kegiatan yang akan dilakukan, serta lingkup dan teknik penilaian.

7.      Tadarus Al-Qur’an Q.S. Yūsuf/12: 111, Q.S Al-Qashash/28: 25

Kegiatan Pembelajaran Inti ( 110 menit)

8.      Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi “ Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri.

9.      Guru menayangkan gambar/foto/video yang relevan, Peserta didik mengamati Lembar kerja materi Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri.

10.  Pemberian contoh-contoh materi Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri  dari media interaktif, dsb.

11.  Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri.

12.  Menulis rangkuman dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri.

13.  Pemberian materi Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. oleh guru.

14.  Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai materi : “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri.

15.  Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar.

16.  Mengajukan pertanyaan tentang materi : yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

17.  Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri.

18.  Mencatat semua informasi tentang materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

19.  Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri sesuai dengan pemahamannya.

20.  Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi“Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri.. antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

21.  Menyampaikan hasil diskusi  tentang materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.

22.  Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :“ Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri.

23.  Mengemukakan  pendapat  atas presentasi yang dilakukan tentanag materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.

24.  Bertanya atas presentasi tentang materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan  untuk menjawabnya.

25.  Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :

26.  Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi : “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri.

27.  Menjawab pertanyaan tentang materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.

28.  Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. yang akan selesai dipelajari

29.  Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari,Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri. yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)

1.      Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru.

2.      Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan

3.      Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.

4.      Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama-sama.

 

Pertemuan 3

Kegiatan awal

Pesiapan (5 menit)\

 

1.      Mempersiapkan alat peraga/ media/bahan berupa laptop, LCD projector, speaker active, laptop, handphone, kamera, atau media lain.

2.      Memastikan bahwa ruang kelas sudah bersih, aman dan nyaman.

3.      Menyiapkan bahan tayang dan multimedia pembelajaran interaktif.

Pendahuluan ( 10 menit )

4.      Meminta pengurus kelas (Rohis/rohaniawan kelas) untuk memimpin doa memulai kegiatan pembelaran (guru dan peserta didik berdoa secara bersamaan dipimpin Rohis/ rohaniawan kelas).

5.      Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan kondisi masing- masing dan menyampaikan apersepsi.

6.      Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran, menyampaikan cakupan materi, tujuan pembelajaran, dan kegiatan yang akan dilakukan, serta lingkup dan teknik penilaian.

7.      Tadarus Al-Qur’an Q.S. Yūsuf/12: 111, Q.S Al-Qashash/28: 25

Kegiatan Pembelajaran Inti ( 110 menit)

8.      Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi “ Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri Guru menayangkan gambar/foto/video yang relevan, Peserta didik mengamati Lembar kerja materi Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri.

9.      Pemberian contoh-contoh materi Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri dari media interaktif, dsb.

10.  Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri.

11.  Menulis rangkuman dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri.

12.  Pemberian materi Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri oleh guru.

13.  Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai materi : “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri.

14.  Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar.

15.  Mengajukan pertanyaan tentang materi : yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

16.  Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri.

17.  Mencatat semua informasi tentang materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri. yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

18.  Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri. sesuai dengan pemahamannya.

19.  Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi“Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

20.  Menyampaikan hasil diskusi  tentang materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.

21.  Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :“ Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri.

22.  Mengemukakan  pendapat  atas presentasi yang dilakukan tentanag materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.

23.  Bertanya atas presentasi tentang materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri. yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan  untuk menjawabnya.

24.  Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi : “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri.

25.  Menjawab pertanyaan tentang materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri. yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.

26.  Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri. yang akan selesai dipelajari

27.  Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi “Ulama Indonesia untuk dunia ” yaitu ketokohan Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar Al-Samarani, Hamzah Al-Fansuri. yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

KEGIATAN PENUTUP (10 Menit)

1.      Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru.

2.      Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan

3.      Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.

4.      Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama-sama.

 

2.      Asesmen

 

       Diagnostik

1.      Bagaimana perasaanmu saat ini? Pilih salah satu emoticon dibawah ini!

     Sering Salah Kaprah, ini Makna 25 Emoji yang Sebenarnya20 Arti Emoji yang Populer dalam Pesan Singkat. Awas, Salah Kaprah!

2. Apa yg kamu lakukan pada saat sedang      marah/senang/sedih?

3. Apa saja hal yg menyenangkan/tidak menyenangkan yg kamu lakukan selama berada di rumah?

4. Apa yg membuatmu merasa cemas/khawatir?

5. Apa yg membuatmu merasa marah/senang/sedih?

6. Siapa yg dapat membuatmu bahagia/sedih?

7. Apa saja kejadian yg paling menyakitkan/ membahagiakan yg terjadi dalam hidupmu?

8. Apa yg kamu lakukan saat menghadapi masalah

9. Siapa saja yg kamu ajak bicara saat menghadapi masalah?

10.Bagaimana hubunganmu dengan orangtua?

       Formatif

Diskusi kelas

       Sumatif

Menjawab soal tertulis

3.      Pengayaan dan Remedial

Pengayaan

Terdapat 7 ulama Nusantara Indonesia yang memiliki reputasi dunia, adakah di antara karya-karyanya yang pernah kalian pelajari dan telaah, baik di lingkungan sekolah, rumah, lingkungan sekitar, atau di pondok pesantren? Jawabannya harus jujur ya! Perkaya juga dengan tanggapan kalian tentang peran dan karya-karya mereka untuk kemajuan Indonesia ke depan.Boleh ditulis tangan, atau cara yang lain. Cukup 1-2 lembar saja. Jangan
lupa, sertakan sumber rujukannya ya!

 

 

Remedial

 

Bagi peserta didik yang belum menguasai materi  Para Ulama Indonesia yang tidak hanya memberi sumbangsih besar untuk Indonesia, tetapi mewarnai wajah
dunia sampai saat ini. Mereka itu, antara lain: Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani, Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari, Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani, Nuruddin bin Ali ar-Raniri,
Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili, Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani, Hamzah al-Fansuri
tersebut, dan melakukan penilaian dengan soal yang sejenis atau setara. Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan.

 

 

B.     Lampiran

1.         Lembar Kerja Peserta Didik

Tokoh-tokoh ulama Indonesia yang mendunia

 

  

 

 

 

A.  Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani

1. Riwayat Hidupnya

 

                

 

Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani Nama lengkap beliau adalah Abu Abdul Mu’ti Muhammad bin Umar al-Tanara alJawi al-Bantani. Dikenal juga dengan nama Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani. Lebih terkenal dengan nama Syekh atau Imam Nawawi Banten. Ayahnya adalah Umar bin Arabi yang merupakan seorang ulama di Banten. Dikisahkan juga, bahwa Syekh Nawawi masih keturunan dari Sunan Gunung Jati (salah satu Wali Songo) dari Sultan Banten I, yakni Maulana Hasanuddin. Imam Nawawi juga dikabarkan masih memiliki jalur nasab dari Sayyidina Husein r.a, salah satu cucu Rasulullah Saw. selain Sayyidina Hasan r.a.

        2.Teladan yang dapat dicontoh

Syekh Nawawi pernah menjadi imam di Masjidil Haram, mengajar di Haramain (sebutan lain dari Makkah Madinah), dan karya-karyanya tersebar juga di Timur Tengah. Di kawasan Asia Tenggara, khususnya di dunia pesantren, karya-karyanya masih dipelajari, dikaji, dan ditelaah, bahkan sampai kini menjadi kurikulum tetap di pesantren. Gelar Sayyidul Hijaz bukan sembarang gelar, dan itu diperoleh di wilayah Timur Tengah, tepatnya di seputar Jazirah Arab (Makkah-Madinah saat itu), dan Masjidil Haram, khususnya Ka’bah yang menjadi jantung atau pusatnya ajaran Islam.

         3.Karya Tulis beliau

Berikut ini, 10 nama kitab karya beliau dari total karya beliau yang berjumlah 115 yang mengupas tentang Fiqh, Tasawuf, Tafsir, dan Hadis, yaitu: 1) Sullam al-Munājah syarah Safīnah al-Shalāh 2) Bahjah al-Wasāil syarah al-Risālah al-Jāmi’ah bayn al-Usūl wa al-Fiqh wa al-Tasawwuf 3) al-Tausyīh/Quwt al-Habīb al-Gharīb syarah Fath al-Qarīb al-Mujīb 4) Marāqi al-‘Ubūdiyyah syarah Matan Bidāyah al-Hidāyah 5) Nashāih al-‘Ibād syarah al-Manbahātu ‘ala al-Isti’dād li yaum al-Mi’ād 6) Qāmi’ al-Thugyān syarah Mandhūmah Syu’bu al-Imān 7) al-Tafsir al-Munīr li al-Mu’ālim al-Tanzīl al-Mufassir ‘an wujūĥ mahāsin al-Ta΄wil musammā Marāh Labīd li Kasyaf Ma’nā Qur΄an Majīd 8) Nur al-Dhalām ‘ala Mandhūmah al-Musammāh bi ‘Aqīdah al-‘Awwām 9) Tanqîh al-Qaul al-Hatsîts syarah Lubâb al-Hadîts 10) ‘Uqūd al-Lujain fi Bayān Huqūq al-Zaujain.

 

 

B. Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari

 

1.      Riwayat Hidupnya


Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari Nama lengkapnya Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari. Beliau dilahirkan di Gowa, Sulawesi Selatan, pada tanggal 3 Juli 1626, sedangkan tempat wafatnya di Cape Town, Afrika Selatan, pada tanggal 23 Mei 1699 pada usia 72 tahun. Beliau dijadikan sebagai pahlawan nasional Indonesia. Sementara di kalangan rakyat Sulawesi Selatan, mendapatkan gelar sebagai Tuanta Salamaka ri Gowa (“tuan guru penyelamat kita dari Gowa”).

2.      Teladan yang dapat dicontoh

Ketekunan, penjelajahan, dan ikhtiarnya dalam menuntut ilmu, dapat kita jadikan contoh. Betapa tidak! Syekh Yusuf mempelajari Islam sekitar 20 tahun di Timur Tengah. Pencapaian itu, sangat luar biasa, apalagi jika kita kaji dari sisi waktu, Syekh Yusuf melakukan itu sekitar abad 17. Lagi-lagi, kalian sebagai penerus bangsa, dapat meneladani jejak langkah Syekh Yusuf dalam ikhtiarnya saat menuntut ilmu.

3.      Karya beliau

1)An-Nafhatu As Sailaniyah. 2) Kaifiyāt alDzikir 3) Zubdād al-Asrār fī Tahqīq Ba’d Masyārib al-Akhyār. 4) Tāj al-Asrar fī Tahqīq Masyrab Al ‘Ārifīn min Ahl al-Istibshār. 5) Mathālib as-Sālikīn, Fath Kaifiyyah az-Dzikr. 6) Safīnat an-Najah, menjadi karyanya yang paling populer, yang hingga kini masih banyak diajarkan di berbagai pesantren. Di Museum Pusat Jakarta, juga didapati sekitar 10 manuskrip Syekh Yusuf yang belum diterjemahkan.

C.   Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani

1.      Riwayat Hidupnya

    


 

Syekh Abdus Samad dilahirkan di Palembang (kini masuk wilayah Sumatera Selatan) pada tahun 1116 H/1704 M, dan wafat pada tahun 1203 H/1789 M dalam usia 85 tahun. Beliau mendapat pendidikan dasar dari ayahnya sendiri di Palembang atau Kedah (Malaysia). Jika ditelaah dari silsilah, nasab Syekh Abdus Samad berketurunan Arab, dari jalur ayah. Nama ayahnya adalah Syeikh Abdul Jalil, yang merupakan ulama yang berasal dari Yaman, yang dilantik menjadi Mufti Negeri Kedah (kini Malaysia) pada awal abad ke-18. Sementara ibunya, bernama Radin Ranti, adalah wanita asli Palembang.

2.      Teladan yang dapat dicontoh

Sesampai di Makkah dan Madinah, semangat belajarnya semakin giat. Ia mmpelahari dan menyerap beberapa ilmu yang belum dikuasai, dan memperdalam ilmu-ilmu yang sudah dikuasainya dari guru dan ulama yang terkenal dengan sebutan Jazirah Arab. Namun, beliau tidak melupakan negeri asalnya. Syekh Abdus Samad tetap memberikan perhatian besar pada perkembangan sosial, politik, dan keagamaan di Nusantara Indonesia.

3.      Karya Tulisnya

Syekh Abdus Samad termasuk pengarang yang produktif. Karyanya yang terkenal dan sampai saat ini masih dipergunakan adalah : 1)Hidayatus Salikin 2) Siyarus Salikin 1) Zahratul Murīd fi Bayāni Kalimah al-Tauhīd, 1178 H/1764 M. 3) Risalah Pada Menyatakan Sebab Yang Diharamkan Bagi Nikah, 1179 H/1765 M. 4) Hidāyatus Sālikīn fī Sulūki Maslakil Muttaqīn, 1192 H/1778 M. 5) Siyārus Sālikīn ilā ‘Ibādati Rabbil ‘Alamīn, 1194 H/1780 M-1203 H/1788 M. 6) Al-‘Urwatul Wutsqā wa Silsilatu Waliyil Atqā. 7) Ratib Sheikh ‘Abdus Shamad al-Falimbani. 8) Nashīhatul Muslimīna wa Tazkiratul Mu’minīna fi Fadhāilil Jihādi wa Karāmatil Mujtahidīna fī Sabīlillah. 9) Ar-Risālatu fī Kaifiyatir Rītib Lailatil Jum’ah 10) Mulhiqun fī Bayāni Fawaidin Nafi’ah fī Jihādi fī Sabīlillah 11) Zātul Muttaqin fī Tauhidi Rabbil ‘Alamīn 12) ‘Ilmut Tasawuf 13) Mulkhishut Tuhbatil Mafdhah minar Rahmatil Mahdah ‘Alaihis Shalātu was Salām 14) Kitab Mi’raj 15) Anisul Muttaqin 16) Puisi Kemenangan Kedah.

D.    Nuruddin bin Ali ar-Raniri

1.      Riwayat Hidupnya


Nuruddin bin Ali ar-Raniri Nama lengkapnya Syekh Nuruddin Muhammad bin ‘Ali bin Hasanji bin Muhammad Hamid ar-Raniri al-Quraisyi. Jika ditelaah dari namanya, beliau memiliki darah keturunan (nasab) dari suku Quraisy, suku yang juga menurunkan Nabi Muhammad Saw. Ayahnya adalah seorang pedagang Arab yang bergiat dalam pendidikan agama, sedangkan nama populernya adalah Syekh Nuruddin Ar-Raniri atau Syekh Nuruddin, beliau adalah ulama penasehat Kesultanan Aceh pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Tsani (Iskandar II). Syekh Nuruddin diperkirakan lahir sekitar akhir abad ke-16 di kota Ranir, wilayah Gujarat India, dan wafat pada 21 September 1658 M. Pada tahun 1637 M, ia datang ke Aceh, dan kemudian menjadi penasehat kesultanan di daerah tersebut sampai tahun 1644 M.

2.      Teladan yang dapat dicontoh Pengetahuan Syekh Nuruddin tak terbatas dalam satu cabang ilmu saja, namun sangat luas yang meliputi bidang sejarah, politik, sastra, filsafat, fikih, BAB 5: Meneladani Jejak Langkah Ulama Indonesia yang Mendunia 156 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI dan mistisisme (tasawuf). Beliau adalah negarawan, ahli fikih, teolog, sufi, sejarawan dan sastrawan penting dalam sejarah Melayu pada abad ke-17. Peranan Syekh Nuruddin dalam perkembangan Islam di Nusantara tidak dapat diabaikan. Dia berperan membawa tradisi besar Islam sembari mengurangi masuknya tradisi lokal ke dalam tradisi yang dibawanya. Tanpa mengabaikan peran ulama lain yang lebih dulu menyebarkan Islam di wilayah ini, beliau berupaya menghubungkan satu mata rantai tradisi Islam di Timur Tengah dengan tradisi Islam Nusantara.

3.      Karya Tulisnya

Secara keseluruhan, Nuruddin Ar-Raniri menulis sekitar 30 naskah buku, di antaranya adalah: 1) Al-Shirāth al-Mustaqīm 2) Durrat al-Farāid bi syarh al-‘Aqāid an-Nasafiyah 3) Hidāyat al-Hābib fi al Targhib wa’l-Tarhib 4) Bustanus al-Shalathin fī Dzikr al-Awwālin wa al-Ākhirīn 5) Nubdzah fi Da’wah al-Dzill ma’a Shāhibihi 6) Lathā’if al-Asrār 7) Asrāl an-Insān fī Ma’rifāt al-Rūh wa al-Rahmān 8) Tibyān fī Ma’rifat al-Adyān 9) Akhbār al-Ākhirah fi Ahwāl al-Qiyāmah 10) Hill al-Dzhill 11) Ma’u’l Hayat li Ahl al-Mamāt 12) Jawāhir al-‘Ulūm fī Kasyfi’ al-Ma’lūm 13) Aina’l-‘Alam Qabl an-Yukhlaq 14) Syifā’ al-Qulūb 15) Hujjat al-Shiddīq li daf’i al-Zindīq 16) Al-Fat-hu’l-Mubīn ‘a’l-Mulhiddīn 17) Al-Lama’an fi Takfir Man Qala bi Khalg al-Qur’an 18) Shawarim al-Shiddīq li Qath’i al-Zindīq 19) Rahīq al-Muhammadiyyah fī Tharīq al-Shufiyyah 20) Ba’du Khalq al-samawāt wa al-Ardh 21) Kaifiyat al-Shalāt BAB 5: Meneladani Jejak Langkah Ulama Indonesia yang Mendunia 158 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI 22) Hidāyat al-Īmān bi Fadhli al-Manān 23) ‘Aqā’id al-Shufiyyat al-MuwahhiddĪn 24) ‘Alaqat Allah bi al-‘Alam 25) Al-Fat-hu’l-Wadūd fī Bayān Wahdat al-Wujūd 26) ‘Ain al-Jawād fī Bayān Wahdāt al-Wujūd 27) Awdhah al-Sabīl wa al-Dalil laisal li Abathil al-Mulhiddīn Ta’wīl 28) Awdhah al-Sabīl laisan li Abathil al-Mulhiddīn Ta’wīl. 29) Syadar al-Mazīd.

E.     Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili

1.      Riwayat Hidupnya


Nama populernya adalah Syekh Abdurrauf bin Ali al-Fansuri as-Singkili (Singkil, Aceh). Tahun lahirnya adalah 1024 H/1615 M, sementara wafatnya di Kuala Aceh, Aceh Tahun 1105 H/1693 M). Beliau adalah ulama besar Aceh, dan memiliki pengaruh besar dalam penyebaran agama Islam di Sumatra dan Nusantara pada umumnya. Sebutan gelarnya yang juga terkenal ialah Tengku Syiah Kuala (bahasa Aceh, artinya Syekh Ulama di Kuala). Gambar 5.9 Syekh Abdurauf bin Ali al-Singkili Adapun nama lengkapnya ialah Aminuddin Abdul Rauf bin Ali al-Jawi Tsumal Fansuri as-Singkili.

2.      Teladan yang dapat dicontoh

Diperkirakan Syekh Abdul Rauf kembali ke Aceh sekitar tahun 1083 H/1662 M, dan mengajarkan serta mengembangkan Tarekat Syathariah yang diperolehnya. Banyak santri dan murid yang berguru kepadanya, dan berasal dari Aceh serta wilayah Nusantara lainnya. Beberapa yang menjadi ulama terkenal ialah Syekh Burhanuddin Ulakan (dari Pariaman, Sumatra Barat) dan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan (dari Tasikmalaya, Jawa Barat). Syekh Abdul Rauf menjadi rujukan penting para mubalig yang merintis dakwah ke berbagai daerah di Nusantara. Hal itu sejalan dengan sifat strategis Aceh sebagai poros peradaban Islam di Kepulauan Indonesia. Saat itu, Aceh merupakan tempat persinggahan para calon jamaah haji asal Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain.

3.      Karya Tulisnya

Menurut Azyumardi Azra (Akademisi UIN Jakarta) menyatakan bahwa banyak karya-karya Syekh Abdurrauf Singkil yang sempat dipublikasikan melalui murid-muridnya. Di antaranya adalah: 1) Mir’at al-Thullāb fī Tasyil Mawā’iz al-Badî’rifat al-Ahkām al-Syar’iyyah li Mālik al-Wahhāb, karya ini berisi tentang bidang fiqh atau hukum Islam, yang ditulis atas permintaan Sultanah Safiyatuddin. 2) Tarjuman al-Mustafīd, merupakan naskah pertama Tafsir Al-Qur’an yang lengkap berbahasa Melayu. 3) Terjemahan Hadits Arba’in karya Imam al-Nawawi, ditulis atas permintaan Sultanah Zakiyyatuddin. 4) Mawā’iz al-Badī’, berisi sejumlah nasihat penting dalam pembinaan akhlak. 5) Tanbīh al-Masyi, merupakan naskah tasawuf yang memuat pengajaran tentang martabat tujuh. 6) Kifāyat al-Muhtajin ilā Masyrah al-Muwahhidīn al-Qāilīn bi Wahdatil Wujūd, memuat penjelasan tentang konsep wahdatul wujud. 7) Daqāiq al-Hurf, pengajaran mengenai tasawuf dan ilmu kalam (akidah).

F.      Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani

1.      Riwayat Hidupnya


Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani Di kalangan ulama atau masyarakat awam, orang sering menyebutnya dengan nama Mbah Sholeh Darat. Kata “Darat” pada akhir nama beliau, disebabkan beliau tinggal di daerah yang bernama Darat, yaitu suatu daerah di pantai utara Semarang. Saat ini, daerah Darat termasuk wilayah Semarang Barat. Mbah Sholeh Darat dilahirkan di desa Kedung Cumpleng, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sekitar 1820 M. Sementara, informasi yang lain menyebutkan, beliau lahir di Dukuh Kedung Cumpleng, Desa Ngroto, Kecamatan Mayong, Jepara. Beliau wafat di Semarang pada 28 Ramadan 1321 H/18 Desember 1903 M.  Nama lengkapnya adalah Al-’Alim Al-’Allamah Asy-Syaikh Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani al-Jawi asy-Syafi’i.

2.      Teladan yang dapat dicontoh

banyak hal yang dapat dicontoh dari Syekh Shaleh Darat, antara lain: a) Pengembaraan ilmunya melalui guru atau ulama yang sudah masyhur, berguru kepada ulama yang bukan sekedar dalam ilmunya, tetapi juga memiliki sangat baik amal ibadah dan akhlak yang dimiliki guru-gurunya. b) Tidak puas hanya menimba ilmu ulama dari Nusantara, tetapi sampai ke mancanegara, khususnya negara-negara di kawasan Timur Tengah, karena pusat Islam pada waktu adalah di wilayah-wilayah tersebut. c) Beliau juga mendidik wanita-wanita muslim, terbukti beliau berhasil melambungkan nama RA. Kartini menjadi tokoh emansipasi wanita Indonesia, padahal pada waktu itu Nusantara masih di bawah 163 cengkeraman penjajah Belanda yang umumnya menjadikan wanita sebagai warga “‘kelas dua”.

3.      Karya Tulisnya

Syekh Kyai Sholeh Darat termasuk ulama yang produktif, banyak karya lahir darinya. Di antara kitab atau karya tulis beliau adalah: 1) Kitab Munjiyat, tentang tasawuf, ringkasan dari penjelasan kitab Ihya’ `Ulum ad-Din karangan Imam al-Ghazali. 2) Syarh Kitab al-Hikam, juga tentang tasawuf, merupakan penjelasan dari kitab al-Hikam karangan Syekh Ibnu Atha’illah al-Askandari. 3) Latha’if at-Thaharah tentang hukum bersuci. 4) Kitab ash-Shalah, membicarakan tata cara mengerjakan shalat. 5) Tarjamah Sabil al-`Abid `ala Jauharah at-Tauhid, menjelasakan akidah Ahli Sunnah wal Jamaah dengan mengacu Imam Abul Hasan al-Asy`ari dan Imam Abu Manshur al-Maturidi. 6) Mursyid al-Wajiz, kandungannya membicarakan tasawuf atau akhlak. 7) Minhaj al-Atqiya’, juga tentang tasawuf dan akhlak. 8) Kitab Hadis al-Mi’raj, tentang perjalanan Nabi Muhammad s.a.w untuk menerima perintah shlata fardhu. 9) Kitab Asrar al-Shalah, kandungannya membicarakan rahasia-rahasia shalat. 10) Faid ar-Rahman fi Tarjamah Tafsir al-Kalam al-malik al-Dayyan yang merupakan  tafsir pertama di Nusantara dalam bahasa Jawa dengan aksara Arab. Dan kitab ini pula yang dihadiahkannya kepada R.A. Kartini pada saat dia menikah dengan R.M. Joyodiningrat, seroang Bupati Rembang. 11) Kitab Manasik al-Haj wa al-Umrah wa Adab al-Ziyarah li Sayyid alMursalin. Kitab ini, membahas ibadah haji dan umrah yang berisi 64 halaman dengan 17 topik yang dikupas dimulai dari bab Kitab Haj wa al-Umrah hingga al-Khatimah (penutup). Kitab ini diterbitkan di Bombai India pada tahun 1340 H/1922 M. 12) Kitab Majmu’ah al-Syari’ah al-Kafiyah li al-’Awam. Isinya hampir mirip dengan karyanya yang terdahulu, yakni tentang haji. Kitab ini diterbitkan oleh penerbit Karya Toha Putra Semarang, sayangnya tidak ditemukan tahun kapan diterbitkan.

G.    Hamzah al-Fansuri

1.      Riwayat Hidupnya


Hamzah al-Fansuri Nama populernya Syekh Hamzah Fansuri, atau Hamzah al-Fansuri. Nama al-Fansuri sendiri berasal dari Arabisasi kata Pancur, sebuah kota kecil di pantai Barat Sumatra yang kini terletak antara Singkil (Aceh) dan Sibolga (Sumatra Utara). Merujuk zaman Kerajaan Aceh Darussalam, kampung Fansur itu terkenal sebagai pusat pendidikan Islam di bagian Aceh Selatan.

2.      Teladan yang dapat dicontoh

Sepanjang hayatnya, Syekh Hamzah Fansuri tidak hanya fasih berbahasa Melayu, tetapi juga Jawa, Siam, Hindi, Arab, dan Persia. Bahasa Arab dan Persia, merupakan bahasa penting pada abad ke-16, termasuk mengenai tasawuf Islam. ‘’Seorang penyair Melayu, Hamzah Pansur, adalah sosok terkemuka di lingkungan orang-orang Melayu, karena syair dan puisinya yang menakjubkan. Kita dibuat dekat kembali dengan kota kelahiran sang penyair, jika mengangkat naik timbunan debu kebesaran dan kemegahan masa lampau,’’ tulis Valentijn.

3.      Karya Tulisnya

Syekh Hamzah Fansuri merupakan figur penting dalam sejarah kebudayaan Melayu-Indonesia. Kemasyhurannya meliputi banyak bidang, yakni kesusastraan, tasawuf, dan dakwah Islam. Namun, sedikit sekali yang dapat memastikan detail riwayat hidup sang perintis tradisi penulisan syair berbahasa Melayu itu.

Adapun karya-karya Syekh Hamzah Fansuri yang sampai saat ini masih dapat ditelaah, dikaji dan dinikmati adalah: Syair Hamzah Fansuri Hamzah Fansuri di dalam Makkah Mencari Tuhan di Bait-Ka’bah Di Barus ke Qudus terlalu payah Akhirnya dijumpa di dalam rumah Kelompok Puisi 1) Syair Burung Unggas 2) Syair Dagang 3) Syair Perahu 4) Syair Si Burung pipit 5) Syair Si Burung Pungguk 6) Syair Sidang Fakir Kelompok Prosa 1) Asrār al-‘Ārifīn 2) Sharab al-‘Āsyikīn 3) Kitab al-Muntahi/Zinat al-Muwahidīn.

 

Soal sumatif

Penilainan Pengetahuan

Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E pada pernyataan di bawah ini sebagai jawaban yang paling tepat!

1. Saat jayanya  kerajaan Islam, peran ulama sangat menonjol sebagai bagian dari  pejabat elite. Adapun perannya yang paling penting adalah … .

A. duduk menemani para pemimpin yang membidangi pemerintahan 

B. berbeda-beda peran sesuai wilayah atau daerah yang dikuasai

C. menjadi penasehat di bidang keagamaan bagi kerajaan

D. mempengaruhi pemimpin agar menegakkan aturan

E. dikembalikan aturan bernegara yang menyimpang

2. Syekh Nawawi pernah menjadi imam di Masjidil Haram, mengajar di Haramain, dan mendapatkan gelar Sayyidul Hijaz. Saat itu, yang termasuk Hijaz adalah wilayah … .

A. Timur Tengah seluruhnya

B. Makkah, Madinah, dan Damaskus 

C. Palestina, Yordania dan Yaman

D. Saudi Arabia, Irak dan Iran

E. Jazirah Arab, Makkah, Madinah

3. Sampai saat ini, karya-karya beliau masih dipelajari, dikaji, dan ditelaah di pesantren. Misalnya kitab Sullam al-Munâjah syarah Safînah alShalâh dan Nashâih al-‘Ibâd syarah al-Manbaĥâtu ‘ala al-Isti’dâd li yaum al-Mi’âd. Itu adalah karya tulis dari … .

    A. Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani  

    B. Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari

    C. Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani

    D. Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani

    E. Nuruddin bin Ali ar-Raniri

4. Setiap tanah yang dipijak, selalu melakukan dakwah, bahkan saat diasingkan, beliau bahkan diberi gelar oleh Nelson Madela (Presiden Afrika Selatan) sebagai ‘Salah Seorang Putra Afrika Terbaik’. Beliau adalah … . 

    A. Syaikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari

    B. Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani

    C. Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani

     D. Nuruddin bin Ali ar-Raniri

     E. Hamzah Fansuri

5. Syekh Abdus Samad merupakan tokoh kunci pembuka dan pelopor perkembangan intelektualisme Nusantara Indonesia. Jumlah karyanya + 20 kitab/buku. Namun, karyanya yang terkenal dan sampai saat ini masih dipergunakan adalah … .

     A. Kaifiyāt al-Dzikir

     B. Al-Tafsir al-Munîr li al-Mu’âlim

     C. Al-Tausyîh/Quwt al-Habîb al-Gharîb

     D. Hidayatus Salikin dan Siyarus Salikin

     E. An-Nafhatu As Sailaniyah.

6. Beliau adalah negarawan, ahli fikih, teolog, sufi, sejarawan dan sastrawan penting dalam sejarah Melayu pada abad ke-17. Perannya dalam perkembangan Islam di Nusantara tidak dapat diabaikan. Beliau adalah … .

    A. Abu Abdul Mu’thi Nawawi al-Tanari al-Bantani  

    B. Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari

    C. Abdus Samad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani

    D. Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani

    E. Syekh Nuruddin bin Ali ar-Raniri

7. Syekh Abdul Rauf dapat dikatakan sebagai poros sejumlah ulama Nusantara. Adapun nama muridnya yang paling berjasa, sehingga mampu mendakwahkan Islam kepada kaum bangsawan Kerajaan Pagaruyung adalah … .

     A. Abu Abdul Mu’thi Nawawi  

     B. Abul Mahasin Tajul Khalwati

     C. Syekh Burhanudin Ulakan

     D. Sholeh bin Umar

     E. Ali ar-Raniri

8. Kiai Sholeh Darat menjadi salah satu pengajar di Makkah. Muridnya berasal dari seluruh penjuru dunia, termasuk dari Jawa dan Melayu. Berikut ini, murid dan santrinya yang berhasil di didik, kecuali … .

    A. Hadratu Syekh KH Hasyim Asy’ari

    B. KH Ahmad Dahlan

    C. RA. Kartini D. Iskandar Zulkarnain

    E. KH Amir Idris

9. Sepanjang hayatnya, beliau tidak hanya fasih berbahasa Melayu, tetapi juga Jawa, Siam (Thailand), Hindi, Arab, dan Persia. Namun, karya tulisnya menggunakan Bahasa Melayu. Beliau adalah … .

    A. Mbah Sholeh Darat

    B. Muhammad Arsyad

    C. Bukhari al-Jauhari

    D. Syekh Hamzah Fansuri

    E. KH Dahlan Tremas

10. Ajaran pokok tarekat Syekh Yusuf berkisar pada usaha manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Di antara risalah yang ditulisnya berjudul an-Nafhatu as-Sailaniyah yang pokok isinya tentang … .

    A. memohon (berdoa) itu semestinya hanya kepada Allah Swt

     B. petunjuk-petunjuk bagi orang yang akan mulai memasuki tarekat

     C. berdiam diri tidak bicara, kecuali mengucapkan kalimat dzikir

     D. berwudhu terlebih dahulu, jika ada hadas (besar dan kecil)

     E. ada 20 macam adab berdzikir

 

2.      Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik

Ahmad Taufik, Nurwastuti Setyowati, 2021, Buku Paket PAI, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementrian Agama Republik Indonesia

       Agama RI, Kementerian. 2019. Al-Qur’an dan Terjemah Kemenag Edisi Penyempurnaan.

3.      Glosarium

faqih: Orang yang faham terhadap aturan atau Syariah Islam. Kumpulan orang faqih, biasa disebut Ulama.

hakiki: Sesungguhnya.

ihsan: Mencurahkan kebaikan dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain. Makna lainnya seseorang yang menyembah Allah Swt. solah-olah ia melihat-Nya, dan jika tidak mampu melihat-Nya, maka bayangkanlah bahwa sesungguhnya Allah Swt. Melihat-Nya.

sirah: Kebiasaan, cara, jalan, dan tingkah laku. Perincian hidup seseorang. Biasanya disandingkan dengan Rasulullah Saw.

thaifah: Kelompok orang yang berjuang di dalam kebenaran; para ahli hukum agama; atau para ahli ibadah yang tidak terlalu mementingkan dunia zahid: Orang yang Zuhud

4.      Daftar Pustaka

Abdullah, Mal An, Syaikh Abdus Samad al-Palimbani: Biografi dan Warisan, Pustaka Pesantren

Hadi W.M, Abdul dan L.K.Ara, Hamzah Fansuri Penyair Sufi Aceh, Lotkala Hafiun, Muhammad. Zuhud dalam Ajaran Tasawuf. HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol. 14 No. 1 Juni 2017.

Labbiri, Tusalama: Menguak Kisah Inspiratif Syekh Yusuf al-Makasari yang Penuh Makna Bagi Generasi Zaman Now”. Jakarta: LIPI.

Ulum, Amirul. Syaikh Nawawi al-Bantani: Penghulu Ulama di Negeri Hijaz, Global Press. -------------------- Syekh Yusuf al-Makasari: Mutiara Indonesia di Afrika Selatan, Global Press. -------------------- KH Muhammad Sholeh Darat al-Samarani: Maha Guru Ulama Nusantara, Semarang: Global Prees.

Yatim, Badri. 2018. Sejarah Peradaban Islam. Depok: Rajawali Press

Banjarbaru, 17 Juli 2022

Kepala Sekolah                                                                                 Guru Mata Pelajaran

 

.........................................                                                         ..........................................

NIP.                                                                                                       NIP.

 

 


Rabu, 15 Juni 2022

KHOTBAH HARI RAYA IDUL ADHA 1443 H TENTANG PENGORBAN

 

KHOTBAH IDUL ADHA TENTANG PENGORBANAN

Khutbah I

   اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَاتَ وَ أَحْيَى. اَلْحَمْدُ للهِ الًّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَ نَهَانَا عَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ لَنَا عِيْدَ الْفِطْرِ وَ اْلأَضْحَى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ نِعْمَ الْوَكِيل وَنِعْمَ الْمَوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَ مَنْ يُنْكِرْهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا. وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَ حَبِيْبِنَا الْمُصْطَفَى، مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الْهُدَى، الَّذِيْ لاَ يَنْطِقُ عَنْ الْهَوَى، إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوْحَى، وَ عَلَى اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدقِ وَ الْوَفَا. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ اِتَّبَعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْجَزَا. أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ .

Jamaah shalat Idul Adha hadâkumullâh,  Segala puji bagi Allah swt, Tuhan alam semesta, yang telah menganugerahkan berjuta kenikmatan kepada kita di antaranya adalah kenikmatan beridul adha tahun 1443 H dengan penuh suka cita, Semua ini harus kita syukuri sebagai hamba yang tahu diri, karena segala yang terjadi di muka bumi ini, Allahlah yang paling mengerti. Pada tahun ini, kita kembali merayakan Idul Adha dalam bebas namun kita tetap waspada akan bahaya covid 19 . Begitu juga ibadah kurban yang selalu mengiringi hari raya ini pun tidak serta merta bisa dilaksanakan dengan leluasa karena berjangkitnya penyakit mulut dan kuku pada binatang korban . Sekali lagi, ini adalah wujud ikhtiar kita bersama untuk menjaga diri, sehingga negeri ini mampu melewati takdir yang telah didatangkan oleh Allah yang maha tinggi.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ ولله الحمد  

Berkurban merupakan syiar Islam yang hampir semua orang mengetahui akan anjuran dan pahala besar yang didapatkan oleh muslim yang melaksanakannya. Anjuran berkurban tentu saja hanya bagi orang yang mampu secara finansial. Namun demikian, tidak semua orang kaya melaksanakan kurban; bisa jadi karena mempersiapkan untuk kebutuhan tertentu, prioritas hal lain, keengganan, dan lain sebagainya. Bagaimanakah pandangan fiqih Islam perihal orang mampu secara finansial namun tidak melaksanakan kurban?  Hukum berkurban diperselisihkan oleh para ulama. Menurut pendapat mayoritas ulama dari kalangan Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hambaliyah hukumnya sunah. Artinya sesuatu yang apabila dilakukan mendapat pahala, bila ditinggalkan tidak berdosa. Di antara argumen mayoritas ulama adalah hadits Ibnu Abbas, beliau mendengar Nabi bersabda:

 ثَلَاثٌ هُنَّ عَلَيَّ فَرَائِضُ وَهُنَّ لَكُمْ تَطَوُّعٌ اَلْوِتْرُ وَالنَّحَرُ وَصَلَاةُ الضُّحَى.

Artinya :“Tiga hal yang wajib bagiku, sunah bagi kalian yaitu shalat witir, kurban, dan shalat Dhuha” (HR Ahmad dan al-Hakim).

Dalam riwayat Imam al-Tirmidzi disebutkan sabda Nabi:

 أُمِرْتُ بِالنَّحَرِ وَهُوَ سُنَّةٌ لَكُمْ

Artinya: “Aku diperintahkan berkurban, dan hal tersebut sunah bagi kalian” (HR al-Tirmidzi).

Dalam haditsnya Ummu Salamah disebutkan bahwa Nabi bersabda:

 إِذَا رَأَيْتُمْ هِلَالَ ذِيْ الْحِجَّةِ  وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ، فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعَرِهِ وَأظْفَارِهِ .

Artinya:“Bila kalian melihat hilal Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian menghendaki berkurban, maka tahanlah rambut dan kukunya (untuk tidak dipotong)” (HR. Muslim dan lainnya).

Di antara argumen Abu Hanifah adalah haditsnya Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda:

 مَنْ وَجَدَ سَعَةً لِأَنْ يُضَحِّيَ فَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَحْضُرْ مُصَلَّانَا

Artinya:“Barang siapa mampu berkurban dan ia tidak melaksanakannya, maka janganlah ia menghadiri tempat shalat kami(HR. al-Baihaqi).

Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt,  Dalam situasi sulit yang sedang melanda, Hari Raya Idul Adha tak boleh kehilangan makna dan esensinya. Idul Adha mengajarkan kepada kita bagaimana berani berkurban dengan apa yang kita punya untuk membatu orang lain yang membutuhkan uluran tangan kita. Di antaranya adalah dengan ibadah kurban yang merupakan wujud pengorbanan untuk kemanusiaan pada sesama. Kita harus bisa mengambil hikmah mulia, ketika Allah Swt memerintahkan Nabi Ibrahim as untuk menyembelih putra semata wayangnya, Nabi Ismail as. Perintah suci ini mengandung makna bahwa hidup perlu pengorbanan untuk memperkuat tali persaudaraan antarsesama.  Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia merupakan makhluk yang membutuhkan orang lain dalam mewujudkan eksistensi. Maka ketika kita ada kelebihan rezeki dan bisa berkorban dengan korban bagi orang lain di tengah pandemi, alangkah baiknya tidak ditunda-tunda lagi. Yakinlah, bahwa korban kita akan diterima Allah Swt dan akan dilipatgandakan pahalanya karena benar-benar mampu membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan dan duka. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah ra Rasulullah bersabda:

 مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ 

Artinya: “Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat.

  اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ ولله الحمد 

Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt, Kisah keteguhan iman dan kerelaan Nabi Ibrahim dalam mengorbankan sesuatu yang paling dicintainya, patut dicontoh oleh kita semua. Ketika kita mengorbankan sesuatu bagi sesama, maka marilah kita berikan yang terbaik untuk mereka. Kita tak perlu khawatir jika harta yang kita berikan di jalan Allah akan berkurang jumlahnya. Malah sebaliknya, Allah telah berjanji bahwa siapa saja memberikan yang terbaik dari hartanya dalam rangka kepatuhan menjalankan perintah-Nya, maka akan dilipatgandakan dengan jumlah yang tidak terduga-duga bagi siapa saja yang dikehendaki Allah swt. Hal ini ditegaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 261 berbunyi:

  مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيم .

Artinya:"Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan harta mereka di jalan Allah adalah dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada setiap butir seratus biji. Allah (terus-menerus) melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki.Dan Allah Mahaluas (karuniaNya) laga Maha Mengetahui."   

 اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ  

Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt,  Ibadah kurban yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as juga memiliki makna ajaran untuk menjunjung tinggi kemanusiaan dalam beragama. Kita perlu merenungkan mengapa Allah swt mengganti Nabi Ismail as dengan seekor domba. Hal ini mengandung hikmah di antaranya tidak diperbolehkannya mengorbankan dan meneteskan darah manusia. Penggantian “objek kurban” dari manusia ke binatang juga mengandung makna bahwa manusia memiliki hak untuk hidup di dunia. Siapa pun atas nama apa pun tidak boleh menghilangkannya. Kedisiplinan kita dalam menjaga diri, yang dimulai dari diri sendiri, akan berdampak kepada keselamatan orang lain sehingga kemanusiaan pun bisa kita junjung tinggi. Allah Swt berfirman dalam QS Al Maidah ayat 32:

 مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا

Artinya: “Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia.”  

 اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ

Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt, Seorang mukmin yang telah ridha Allah Ta’ala sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulnya, yang hatinya telah merasakan manisnya iman, pasti akan menyambut seruan Allah Ta’ala untuk berkurban dan mencurahkan segala sesuatu dalam rangka mendapatkan keridhaan-Nya.

Pengorbanan itu bisa berupa apa saja, jiwa, harta, waktu, umur, tenaga dan apa saja yang seseorang miliki baik yang berharga maupun tidak. Bahkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam pun sampai pada tingkatan mengorbankan anaknya dalam rangka memenuhi perintah Allah Ta’ala.

Di dalam Al-Quran banyak dikisahkan pengorbanan orang-orang shalih dan para nabi ‘alaihimus salam. kisah-kisah mereka memberikan contoh terbaik untuk diteladani dalam masalah berkorban karena Allah. Sebagian dari kisah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kisah Kurban kedua anak Adam

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang kisah kedua Anak Adam yaitu Habil dan Qobil,

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ .لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ ۖ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِين.

Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.

“Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam”. [Al-Maidah: 27-28}

Dalam ayat ini Allah mengatakan bahwa Anak Adam yang Shalih itu tidak mau melakukan tindak pembelaan diri untuk balas menyerang saudaranya saat diancam hendak dibunuh. Dia bersedia berkorban nyawa agar tidak melakukan dosa pembunuhan kepada saudara kandungnya sendiri yang dengki kepadanya karena kurbannya diterima Allah Ta’ala. Padahal dia bukanlah orang yang lemah. Justru lebih kuat dari saudaranya yang zhalim tersebut. Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menukil perkataan sahabat Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma yang berkata,:“Demi Allah, sesungguhnya dia (yaitu anak Adam yang terbunuh) adalah orang yang terkuat di antara keduanya. Tetapi dia tidak ingin membunuh saudaranya karena takut dosa dan karena sifat wara’nya.”

2. Kisah Pengorbanan Nabi Nuh ‘alaihis salam dalam berdakwah kepada Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengisahkan betapa kerasnya perjuangan dan pengorbanan Nabi Nuh ‘alaihis salam dalam mendakwahi kaumnya agar beriman kepada Allah selama 950 tahun. Allah Ta’ala berfirman,

قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلًا وَنَهَارًا. فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلَّا فِرَارًا. وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا .ثُمَّ إِنِّي دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا.ثُمَّ إِنِّي أَعْلَنْتُ لَهُمْ وَأَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا

Artinya:Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang,maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan,kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam, [Nuh: 5-9]

Dari paparan singkat tersebut sudah bisa terbayangkan pengorbanan, waktu, tenaga, pikiran, dan perasaan, yang dicurahkan oleh Nabi Nuh ‘alaihis salam dalam upaya dakwahnya dalam kurun waktu yang sangat panjang. Namun demikian qadarullah hasilnya tidak sebagaimana yang beliau harapkan.

3. Kisah Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail ‘alaihimas salam.

Mengenai kisah pengorbanan nabi Ibrahim dan Nabi ismail sudah sedemikian terkenalnya dan sudah sangat sering kita dengarkan. Silahkan dibaca di surat Ash-Shaffat : 99-111.

4. Kisah Pengorbanan Nabi Musa ‘alaihis salam dalam mendakwahi Firaun

 

 Fir’aun adalah raja paling zalim dalam sejarah Mesir kuno. Kisah nabi Musa merupakan kisah paling panjang dalam Al-Qur’an. Jumlah ayat yang menyebut nama Nabi Musa di dalam al-Qur’an jauh lebih banyak dari jumlah nama Nabi Muhammad . Begitu banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah tersebut, terutama kesabaran dan kelapangan dada Nabi Musa as dalam berdakwah kepada Firaun dan Bangsa Israel yang keras kepala. Tidak mengherankan bila beliau memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ  

5. Kisah Jihad dan pengorbanan Nabi Muhammad dan para sahabatnya.

         Rasulullah Muhammad  merupakan Nabi yang paling besar capaiannya dalam mendakwahkan risalah Allah Subhanahu wa Ta’ala di muka bumi ini. Tidak ada nabi dan rasul yang diutus Allah Ta’ala di dunia ini yang pengikutnya melebihi jumlah pengikut Nabi Muhammad . Prestasi yang sangat luar biasa ini, setelah rahmat Allah Ta’ala, pasti merupakan buah dari perjuangan keras dan pengorbanan yang sangat besar dari beliau , keluarganya dan para sahabatnya. Sejarah Islam banyak mengisahkan usaha keras dan pengorbanan beliau dalam dakwah dan jihad.

Dalam bidang jihad di jalan Allah, tercatat dalam sejarah bahwa beliau berperang secara langsung sebanyak 27 kali dalam kurun 8 tahun setelah hijrah ke Madinah sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Syaikh Wahid Abdussalam Bali. Artinya dalam setahun beliau berperang minimal 2 sampai tiga kali. Dari sekian peperangan tersebut, ada beberapa perang besar yang diabadikan dalam al-Quran sebagai panduan dan pelajaran bagi kaum Muslimin hingga hari kiamat.

Kisah Jihad dan pengorbanan Nabi Muhammad  yang diabadikan dalam al-Qur’an adalah perang Badar, perang Uhud, perang Ahzab, perang Hunain dan perang Tabuk.Semua ini menggambarkan besarnya pengorbanan Nabi Muhammad  dan kaum Muslimin generasi pertama. Kita sebagai generasi Islam masa kini bisa mengambil teladan dari mereka dalam masalah berkorban di jalan Allah Swt. Yang menjadi renungan kita sekarang , apa yang bisa kita korbankan untuk menegakkan agama Islam yang dibawa baginda Nabi Muhammad Saw, kalau Rasulullah Saw berkorban dengan jiwa dan hartanya untuk umatnya , setidak-tidak kita berkorban menjaga  dan memelihara agama ini dan mengamalkan apa yang telah diwariskannya kepada kita , agar Rasulullah Saw berbangga hati melihat umatnya taat dalam menjalankan ibadahnya. Ya Rasulullah maafkan kami yang masih kurang berkorban, yang belum maksimal mengamalkan ajaranmu, yang belum maksimal menjaga agamamu, ya Allah ampunilah segala dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami, dosa-dosa kaum muslimin dan muslimat, wafatkan kami dalam keadaan husnul khatimah dan kumpulkan kami didalam syurga-Mu bersama kekasih kami Nabi Muhammad Saw.

  Demikianlah khotbah yang dapat kami sampaikan ,semoga pengorbanan kita dalam rangka menjunjung tinggi kemanusiaan diterima oleh Allah Swt. Semoga kita akan menjadi sosok yang membawa kemaslahatan bagi sesama dan kehidupan kita senantiasa mendapatkan ridha dan keberkahan dari Allah swt. Amin

  بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم 

<head><script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6303669560088871"     crossorigin="anonymous"></script></head>

 


  Khutbah II

 اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ  اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ  اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ 


WIRID SHALAT PANJANG DAN SANADNYA

             Dikalangan ulama Ahli Sunnah Waljama'ah sudah menjadi kebiasaan setelah selesai shalat selalu berwirid baik yang pendek maupun yang panjang, karena wirid ini dikerjakan oleh ulama-ulama kita, maka jangan heran kalau wirid shalat ini dikerjakan atau diamalkan, lebih khusus kami yang berada ditanah Banjar Kalimantan Selatan, berwirid setelah shalat menjadi suatu keharusan, dari sekian banyak ulama yang ada di Martapura Kabupaten Banjar diantara mereka ada yang memiliki sanad sampai kepada para shahabat Rasulullah Saw, untuk menunjukkan bahwa berwirid itu bukanlah suatu yang bid'ah, jadi kepada para saudaraku yang memiliki paham yang sama silahkan mengamalkan wirid ini setelah shalat dan kami ijazahkan, semoga ada manfaat dan berkahnya. Aamiin ya rabbal 'Aalamiin.

WIRID SHALAT PANJANG

 

لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ , لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ ١٠كلي . اللّٰهُمَّ أَجِرْنِيْ مِنَ النَّارِ ٧ كلي. اللّٰهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَاذَالْجَلَالِ وَاْلإِكْرَامِ ١ كالي سمبيل مݞوبه كاكي.  أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ . الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. الرَّحْمٰـنِ الرَّحِيْمِ . مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ . إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ . اِهْدِنَــــا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ . صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ المَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّٓالِّٓيْنَ . وَإِلٰهُكُمْ إِلٰهٌ وَاحِدٌ لاَّ إِلٰهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ . اللهُ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمٰوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلاَ يَؤُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ . آمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُوْنَ كُلٌّ آمَنَ بِاللّهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهِ وَقَالُواْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ . لاَ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْراً كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ . شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لاَ إِلٰـهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَأُوْلُواْ الْعِلْمِ قَآئِمَاً بِالْقِسْطِ لاَ إِلٰـهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ . إِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللهِ الْإِسْلاَمُ . قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَآءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَآءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ . تُوْلِجُ اللَّيْلَ فِي الْنَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الَمَيَّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ. إِلٰهِيْ يَا رَبِّ سُبْحَانَ الله:

 بݘاء سُبْحَانَ اللهِ ٣٣ كالى سُبْحَانَ اللهِ اْلعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ دَائِمًا أَبَدًا اَلْحَمْدُ للهِ .

بݘاء اَلْحَمْدُ للهِ ٣٣  كالى اَلْحَمْدُ للهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَنِعْمَةٍ اللهُ أَكْبَرُ.

بݘاء اللهُ أَكْبَرُ ٣٣  كالى كمودين بݘاء: اللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا. لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ,لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ, أَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمِ. اللّٰهُمَّ لَامَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا رٓادَّ لِمَا قَضَيْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ اْلأُمِّى وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. كُلَّمَا ذَكَرَ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ اْلغَافِلُوْنَ وَسَلَّمَ وَرَضِيَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالىٰ عَنْ سَادَاتِنَا أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ, حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ أَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمِ. يَالَطِيْفُ يَاكَافِي يَا حَفِيْظُ يَا شَافِي ٢ كالي اللهُ يَالَطِيْفُ يَاوَافِي اللهُ يَاكَرِيْمُ أَنْتَ اللهُ, لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ ١٠ كالي لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ كَلِمَةُ حَقٍّ عَلَيْهَا  نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَبها نُبْعَثُ إِنْ شَآءَ اللهُ تَعَالَى بِرَحْمَتِهِ اللهِ وَكَرَمِهِ مِنَ اْلأٰمِنِيْنَ, اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ . لالو بردعاء

 

كاتب: أستاذ كمراني ياني


               INI ADALAH SANAD BERWIRID

إجازة ورد الصّلاة

بسم الله الرّحمن الرّحيم الحمد لله الّذى هدنا لهذا وما كنّا لنهتدي لولا ان هدانا الله والصّلاة والسّلام على سيّدنا محمّد وعلى اله واصحابه اجمعين امّا بعد ! فقد اجازنى كيفية ورد عن شيخي ١- الحاج محمّد ذخران عرفان على البنجارى ٢- عن الشيخ عبد اللطيف ٣- عن الشيخ محمّد عيسى ٤- عن الشيخ أحمد بن عبد اللطيف٥- عن الشيخ إمام نواوي البنتاني ٦-  عن الشيخ محمّد ارشد كلمفاين ٧- عن الشيخ سليمان كردي ٨- عن الشيخ محمّد سعيد ٩- عن الشيخ عيدي بن على ١٠- عن الشيخ عبد الله ١١- عن الشيخ عبد العزيز ١٢-  عن الشيخ محمّد ١٣- عن الشيخ احمد بن حجر ١٤- عن الشيخ زكريا انصارى ١٥- عن الشيخ حافظ عسقلانى  ١٦- عن الشيخ برهان ابراهيم  ١٧- عن الشيخ جمال عبد الرّحيم ١٨- عن الشيخ على بن عبد الرافى ١٩- عن الشيخ احمد بن محمّد ٢٠- عن الشيخ عز الدّين ٢١- عن الشيخ عبد الرحيم بن محمّد ٢٢- عن الشيخ مسعود بن محمّد  ٢٣- عن الشيخ عمر بن عالى ٢٤- عن الشيخ محمّد بن محمّد الغزالى ٢٥- عن الشيخ ابي المعالى ٢٦- عن الشيخ ابي محمّد ٢٧- عن الشيخ ابي بكر ٢٨- عن الشيخ ابي زيد ٢٩- عن الشيخ اسحاق ٣٠- عن الشيخ ابي العباس ٣١- عن الشيخ ابي قاسم ٣٢- عن الشيخ امام المزاني ٣٣- عن الشيخ ربيع المرادي ٣٤- عن الشيخ جيري بن سليمان  ٣٥- عن الشيخ ابي يعقوب ٣٦- عن الشيخ ابي حفص بن يحي بن حرمله ٣٧- عن الشيخ امام شافعي ٣٨- عن الشيخ سفيان بن عيينه٣٩- عن الشيخ عمر بن دينار ٤٠- عن عبد الله بن عبّاس, بليوله يݞ منݘتاة ورد ايت دري رسول الله صلّى الله عليه وسلّم. واجزت الى ...................................... تاريخ ١٤٤٣ هجريه

المجيز :

 

أستاذ كمرانى يانى البنجاري

 ULUN IJAZAHKAN BAGI YANG BERMINAT


Senin, 13 Juni 2022

MAKAM RASULULLAH SAW DAN ANJURAN MENZIARAHINYA

 



Kamis, 09 Juni 2022

SILSILAH SYEKH MUHAMMAD ZAINI ( ABAH GURU SEKUMPUL) DAN MAKAM DATU BELIAU

 

SILSILAH SYEKH MUHAMMAD ZAINI ( ABAH GURU SEKUMPUL) MARTAPURA


          Abah  Guru  Sekumpul  atau  nama  aslinya  Muhammad  Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari , adalah  salah  seorang  ulama  yang  populer  di  Kalimantan. Ia lahir pada 11 Februari 1942 atau 27 Muharram 1361 H di desa Tunggul Irang,  Martapura, Kabupaten Banjar.  Ayahnya  bernama  Abdul  Ghani  bin Abdul  Manaf  bin  Muhammad  Seman, sedangkan ibunya bernama Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin. Abah Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar, Maulana  Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari. Adapun silsilahnya adalah Muhammad Zaini bin Abdul  Ghani bin  Abdul Manaf  bin  Muhammad  Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah  Hasanuddin  bin Syaikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari. Setelah diteliti ternyata silsilah beliau tersambung sampai kepada Nabi Muhammad Saw, ini menunjukkan bahwa beliau adalah keturunan Rasulullah Saw.

MAKAM SYEKH MUHAMMAD ZAINI BIN SYEKH H. ABDUL GHANI ( ABAH GURU SEKUMPUL) MARTAPURA

MAKAM SYEKH H. ABDUL GHANI BIN ABDUL MANAF

Tempat makam: Keraton Martapura

H.ABDUL MANAF BIN MUHAMMAD SEMAN

Tempat makam: Batuah Martapura

MAKAM MUHAMMAD SEMAN BINMUHAMMAD  SA’AD

Tempat makam: Komplek pemakaman Karangan putih Martapura

MAKAM MUHAMMAD SA’AD BIN ABDULLAH

Tempat makam: Komplek pemakaman Karangan putih Martapura

MAKAM ABDULLAH BIN MUFTI MUHAMMAD KHALID

Tempat makam: Komplek pemakaman Karangan putih Martapura

MAKAM MUFTI MUHAMMAD KHALID BIN KHALIFAH HASANUDDIN

Tempat makam: Tungkaran Martapura

MAKAM SYEKH KHALIFAH HASANUDDIN BIN SYEKH MUHAMMAD ARSYAD ALBANJARI

Tempat makam : Kalampayan Martapura

MAKAM SYEKH MUHAMMAD ARSYAD ALBANJARI BIN HABIB ABDULLAH

Tempat makam : Kalampayan Martapura


<script async  src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6303669560088871"crossorigin="anonymous"></script>

SURGA FIRDAUS IMPIAN ORANG BERIMAN

                                                             SURGA FIRDAUS      Setiap muslim pasti ingin masuk kedalam surga dan mereka b...