Selasa, 04 November 2014

Pemahaman Asmaul Husna

Membuka Relung Hati

Beragam cara ditempuh oleh manusia untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta yaitu Allah Swt. Cara tersebut ada yang melalui jalan merenung atau ber-tafakkur atau berżikir. Ada pula seseorang menjadi dekat dengan Allah Swt. yang disebabkan oleh musibah yang menimpanya. Demikianlah Allah Swt. membuka cara atau jalan bagi manusia yang ingin dekat dengan-Nya. Sebagai orang yang beriman, tentu saja  kita harus mampu menempuh cara apa  pun agar dekat dengan Allah Swt.
Kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya tentu saja akan mengantarkannya mendapatkan berbagai fasilitas hidup, yaitu kesenangan dan kenikmatan yang tada tara. Bukankah seorang anak yang dekat dengan orang tuanya atau seorang pegawai bawahan dengan bosnya akan memberikan peluang atas segala kemudahan yang akan dicapainya.
Jalan lain utuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. adalah melalui żikir. Żikir artnya mengingat Allah Swt. dengan menyebut dan memuji nama-Nya. Syarat yang sangat fundamental yang diperlukan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. melalui żikir adalah kemampuan dalam menguasai nafsu. Selanjutnya menyebut nama Allah Swt. (al-Asmāu al-Husnā) berulang-ulang di dalam hat dengan menghadirkan rasa rendah hat (tawaddu) yang disertai rasa takut karena merasakan keagungan-Nya. Żikir dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Berżikir pun tdak perlu menghitung berapa jumlah bilangan yang harus di żikirkan, yang pentng adalah żikir harus benar-benar menghujam di dalam kalbu.
Selain melalui żikir, mendekatkan diri kepada Allah Swt. dapat pula dilakukan melalui perbuatan atau amaliah sehari-hari, yaitu dengan selalu meniatkan bahwa yang kita lakukan adalah semata-mata hanya karena taat mematuhi aturan main-Nya. Misalnya, kita berbuat baik kepada tetangga bukan karena ia baik kepada kita, tetapi semata-mata karena Allah Swt. menyuruh kita untuk berbuat demikian. Kita bersedekah bukan karena kasihan, tetapi semata-mata karena Allah Swt. memerintahkan kita untuk mengeluarkan sedekah membantu meringankan beban orang yang sedang dalam kesulitan. Hal ini mestnya dapat kita lakukan karena bukankah pada waktu kecil dulu kita mampu patuh melaksanakan perintah dan nasihat orang tua? Mengapa sekarang kita tdak sanggup patuh pada perintah-perintah Allah Swt? Jika śhalat dapat kita kerjakan karena semata-mata taat mematuhi perintah Allah Swt., rasanya mustahil bila kita tdak dapat bersikap demikian pada perbuatan-perbuatan lainnya.
Mengkritisi Sekitar Kita
Manusia adalah makhluk yang sering lupa dan sering berbuat kesalahan. Al-Insdnu mahallul khatā wa an-nisyan. Demikian bunyi sebuah hadis yang artinya, manusia itu tempatnya salah dan lupa. Dalam hadis yang lain, Rasulullah saw. bersabda, Kullu Bani Adama khatdun wa khairul khata at-taibuna. (Setiap keturunan Adam as. past melakukan kesalahan, dan orang yang baik adalah yang kembali dari kesalahan/dosa).
Berdasarkan kedua hadis tersebut, manusia memiliki sifat dan karakter yang sering berbuat kesalahan dan lupa. Artinya, tdak ada seorang pun yang terbebas dari kesalahan dan lupa. Namun demikian, tidaklah benar jika dikatakan bahwa tidak mengapa seseorang melakukan kesalahan dengan dalih bahwa hal tersebut merupakan sifat manusia.
Sebagai seorang yang beriman, kita dituntut untuk selalu melakukan refeksi dan perenungan terhadap apa yang telah kita perbuat. Ketika seseorang terlanjur melakukan kesalahan, bersegeralah ia untuk kembali ke jalan yang benar dengan bertaubat dan tidak mengulanginya lagi. Demikian pula sifat lupa, ia kadang menjadi sebuah nikmat dan juga bencana. Lupa bisa menjadi nikmat manakala seseorang terlupa dengan kejadian sedih yang pernah menimpanya. Dapat dibayangkan, betapa sengsaranya jika seseorang tidak dapat melupakan kisah sedih yang pernah dialaminya! Lupa juga dapat menjadi bencana, yaitu ketika dengan lupa tersebut mengakibatkan kecerobohan dan kerusakan. Banyak di antara manusia karena lupa melakukan sesuatu mengakibatkan ia melakukan kesalahan yang dapat merugikan dirinya dan orang lain.
Memahami Makna al-Asmāu al-Husnā: al-Karlm, al-Mumin, al-Wakil, al-Matln, al-Jāmi, al-Adl, dan al-Ākhir.
1.  Pengertan al-Asmāu al-Husnā
Al-Asmāu al-Husnā terdiri atas dua kata, yaitu asmā yang berart nama-nama, dan husna yang berarti baik atau indah. Jadi, al-Asmāu al-Husnā dapat diartikan sebagai nama-nama yang baik lagi indah yang hanya dimiliki oleh Allah Swt. sebagai bukti keagungan-Nya. Kata al-Asmāu al-Husnā diambil dari ayat al-Qurān Q.S. Tāhā/20:8. yang artinya, Allah Swt. tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dia memiliki al-Asmāu al-Husnā (nama-nama baik).
2.  Dalil tentang al-Asmāu al-Husnā
a.  Firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Arāf/7:180

Artinya: Dan Allah Swt. memiliki asmāul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan (menyebut) nama-nama-Nya yang baik itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka kerjakan. (Q.S. al Arāf/7:180)
Dalam ayat lain dijelaskan bahwa al-Asmāu al-Husnā merupakan amalan yang bermanfaat dan mempunyai nilai yang tak terhingga tingginya.
Berdoa dengan menyebut al-Asmāu al-Husnā sangat dianjurkan menurut ayat tersebut.
b.    Hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
Artnya: Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah Swt. mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga. (H.R. Bukhari)
Berdasarkan hadis di atas, menghafalkan al-Asmāu al-Husnā akan mengantarkan orang yang melakukannya masuk ke dalam surga Allah Swt. Apakah hanya dengan menghafalkannya saja seseorang akan dengan mudah masuk ke dalam surga? Jawabnya, tentu saja tdak, bahwa menghafalkan al-Asmāu al-Husnā harus juga diiringi dengan menjaganya, baik menjaga hafalannya dengan terus-menerus menżikirkannya, maupun menjaganya dengan menghindari perilaku-perilaku yang bertentangan dengan sifat-sifat Allah Swt. dalam al-Asmāu al-Husnā tersebut.

1. Al-Kariim
Secara bahasa, al-Kariim mempunyai arti Yang Maha mulia, Yang Maha Dermawan atau Yang Maha Pemurah. Secara istlah, al-Kariim diartikan bahwa Allah Swt. Yang Maha mulia lagi Maha Pemurah yang memberi anugerah atau rezeki kepada semua makhluk-Nya. Dapat pula dimaknai sebagai Zat yang sangat banyak memiliki kebaikan, Maha Pemurah, Pemberi Nikmat dan keutamaan, baik ketika diminta maupun tidak. Hal tersebut sesuai dengan frman-Nya:
Artinya: Hai manusia apakah yang telah memperdayakanmu terhadap Tuhan Yang Maha Pemurah? (Q.S. al-Inf¯ār:6)
Al-Kariim dimaknai Maha Pemberi karena Allah Swt. senantasa memberi, tidak pernah terhenti pemberian-Nya. Manusia tidak boleh berputus asa dari kedermawanan Allah Swt. jika miskin dalam harta, karena kedermawanan-Nya tidak hanya dari harta yang dititipkan melainkan meliputi segala hal. Manusia yang berharta dan dermawan hendaklah tidak sombong jika telah memiliki sifat dermawan karena Allah Swt. tidak menyukai kesombongan. Dengan demikian, bagi orang yang diberikan harta melimpah maupun tidak dianugerahi harta oleh Allah Swt., keduanya harus bersyukur kepada-Nya karena orang yang miskin pun telah diberikan nikmat selain harta.
Al-Kariim juga dimaknai Yang Maha Pemberi Maaf karena Allah Swt. memaafan dosa para hamba yang lalai dalam menunaikan kewajiban kepada Allah Swt., kemudian hamba itu mau bertaubat kepada Allah Swt. Bagi hamba yang berdosa, Allah Swt. adalah Yang Maha Pengampun. Dia akan mengampuni seberapa pun besar dosa hamba-Nya selama ia tidak meragukan kasih sayang dan kemurahan-Nya.
Menurut imam al-Gazali, al-Kariim adalah Dia yang apabila berjanji, menepat janjinya, bila memberi, melampaui batas harapan, tidak peduli berapa dan kepada siapa Dia memberi dan tidak rela bila ada kebutuhan dia memohon kepada selain-Nya, meminta pada orang lain. Dia yang bila kecil hati menegur tanpa berlebih, tidak mengabaikan siapa yang menuju dan berlindung kepada-Nya, dan tidak membutuhkan sarana atau perantara.
2. Al-Mumin
Al-Mum³n secara bahasa berasal dari kata amina yang berarti pembenaran, ketenangan hati, dan aman. Allah Swt. al-Mumin artinya Dia Maha Pemberi rasa aman kepada semua makhluk-Nya, terutama kepada manusia. Dengan begitu, hati manusia menjadi tenang. Kehidupan ini penuh dengan berbagai permasalahan, tantangan, dan cobaan. Jika bukan karena Allah Swt. yang memberikan rasa aman dalam hati, niscaya kita akan senantasa gelisah, takut, dan cemas. Perhatikan frman Allah Swt. berikut!
Artnya: Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk. (Q.S. al-Anām/6:82)
Ketika kita akan menyeru dan berdoa kepada Allah Swt. dengan nama-Nya al-Mumin, berarti kita memohon diberikan keamanan, dihindarkan dari fitnah, bencana dan siksa. Karena Dialah Yang Maha Memberikan keamanan, Dia yang Maha Pengaman. Dalam nama al-Mumin terdapat kekuatan yang dahsyat dan luar biasa. Ada pertolongan dan perlindungan, ada jaminan (insurense), dan ada bala bantuan.
Berżikir dengan nama Allah Swt. al-Mumin di samping menumbuhkan dan memperkuat keyakinan dan keimanan kita, bahwa keamanan dan rasa aman yang dirasakan manusia sebagai makhluk adalah suatu rahmat dan karunia yang diberikan dari sisi Allah Swt. Sebagai al-Mumin, yaitu Tuhan Yang Maha Pemberi Rasa Aman juga terkandung pengertan bahwa sebagai hamba yang beriman, seorang mukmin dituntut mampu menjadi bagian dari pertumbuhan dan    perkembangan    rasa    aman terhadap lingkungannya.
Mengamalkan dan meneladani al-Asmāu al-Husnā al-Mumin, artinya bahwa seorang yang beriman harus menjadikan orang yang ada di sekelilingnya aman dari gangguan lidah dan tangannya. Berkaitan dengan itu, Rasulullah saw. bersabda: Demi Allah tidak beriman. Demi Allah tidak beriman. Demi Allah tidak beriman. Para sahabat bertanya, Siapa ya Rasulullah saw.?Rasulullah saw. menjawab, Orang yang tetangganya merasa tidak aman dari gangguannya.’” (H.R. Bukhari dan Muslim).
3. Al-Wakil
Kata al-Wakil mengandung arti Maha Mewakili atau Pemelihara. Al-Wakal (Yang Maha Mewakili atau Pemelihara), yaitu Allah Swt. yang memelihara dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. Dia menyelesaikan segala sesuatu yang diserahkan hambanya tanpa membiarkan apa pun terbengkalai. Firman-Nya dalam al-Qurān:
Artinya: Allah Swt. pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu. (Q.S. az-Zumar/39:62)Dengan demikian, orang yang mempercayakan segala urusannya kepada Allah Swt., akan memiliki kepastian bahwa semua akan diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh hamba yang mengetahui bahwa Allah Swt. yang Maha kuasa, Maha Pengasih adalah satu-satunya yang dapat dipercaya oleh para hamba-Nya. Seseorang yang melakukan urusannya dengan sebaik-baiknya dan kemudian akan menyerahkan segala urusan kepada Allah Swt. untuk menentukan karunia-Nya. Menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah Swt. melahirkan sikap tawakkal. Tawakkal bukan berarti mengabaikan sebab-sebab dari suatu kejadian. Berdiam diri dan tdak peduli terhadap sebab itu dan akibatnya adalah sikap malas. Ketawakkalan dapat diibaratkan dengan menyadari sebab-akibat. Orang harus berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Rasulullah saw. bersabda, Ikatlah untamu dan bertawakkallah  kepada Allah Swt.” Manusia harus menyadari bahwa semua usahanya adalah sebuah doa yang aktif dan harapan akan adanya pertolongan-Nya. Allah Swt. berfrman yang artinya, (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Swt. Tuhan kamu; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.(Q.S. al-Anām/6:102) Hamba al-Wakil adalah yang bertawakkal kepada Allah Swt. Ketika hamba tersebut telah melihat tangan Allah Swt. dalam sebab-sebab dan alasan segala sesuatu, dia menyerahkan seluruh hidupnya di tangan al-Wakil.
4. Al-Matiin
Al-Matiin artnya Maha kukuh. Allah Swt. adalah Maha sempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuhan dalam prinsip sifat-sifat-Nya. Allah Swt. juga Maha kukuh dalam kekuatan-kekuatan-Nya. Oleh karena itu, sifat al-Matiin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari kekuatan yang tidak ada taranya. Dengan begitu, kekukuhan Allah Swt. yang memiliki rahmat dan azab terbukti ketika Allah Swt. memberikan rahmat kepada hamba-hamba-Nya. Tidak ada apa pun yang dapat menghalangi rahmat ini untuk tiba kepada sasarannya. Demikian juga tidak ada kekuatan yang dapat mencegah pembalasan-Nya.
Seseorang yang menemukan kekuatan dan kekukuhan Allah Swt. akan membuatnya menjadi manusia yang tawakkal, memiliki kepercayaan dalam jiwanya dan tdak merasa rendah di hadapan manusia lain. Ia akan selalu merasa rendah di hadapan Allah Swt. Hanya Allah Swt. yang Maha Menilai. Oleh karena itu, Allah Swt. melarang manusia bersikap atau merasa lebih dari saudaranya. Karena hanya Allah Swt. yang Maha Mengetahui baik buruknya   seorang   hamba.   Allah Swt. juga menganjurkan manusia bersabar. Karena Allah Swt. Mahatahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Kekuatan dan kekukuhan-Nya tdak terhingga dan tdak terbayangkan oleh manusia yang lemah dan tidak memiliki daya upaya. Jadi, karena kekukuhan-Nya, Allah Swt. tidak terkalahkan dan tidak tergoyahkan. Siapakah yang paling kuat dan kukuh selain Allah Swt? Tidak ada satu makhluk pun yang dapat menundukkan Allah Swt. meskipun seluruh makhluk di bumi ini bekerja sama. Allah Swt. berfrman: Artinya: Sungguh Allah Swt., Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh. (Q.S. aż-Żāriyāt/51:58)
Dengan demikian, akhlak kita terhadap sifat al-Mat³n adalah dengan beristqamah (meneguhkan pendirian), beribadah dengan kesungguhan hati, tidak tergoyahkan oleh bisikan menyesatkan, terus berusaha dan tidak putus asa serta bekerja sama dengan orang lain sehingga menjadi lebih kuat.
5. Al-Jāmi
Al-Jāmi secara bahasa artnya Yang Maha Mengumpulkan/Menghimpun, yaitu bahwa Allah Swt. Maha Mengumpulkan/Menghimpun segala sesuatu yang tersebar atau terserak. Allah Swt. Maha Mengumpulkan apa yang dikehendaki-Nya dan di mana pun Allah Swt. berkehendak. Penghimpunan ini ada berbagai macam bentuknya, di antaranya adalah mengumpulkan seluruh makhluk yang beraneka ragam, termasuk manusia dan lain-lainnya, di permukaan bumi ini dan kemudian mengumpulkan mereka di padang mahsyar pada hari kiamat. Allah Swt. berfrman : Artinya: Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya. Sesungguhnya Allah Swt. tidak menyalahi janji.(Q.S. Ali Imrān/3:9). Allah Swt. akan menghimpun manusia di akhirat kelak sama dengan orang-orang yang satu golongan di dunia. Hal ini bisa dijadikan sebagai barometer, kepada siapa kita berkumpul di dunia itulah yang akan menjadi teman kita di akhirat. Walaupun kita berjauhan secara fisik, akan tetapi hat kita terhimpun, di akhirat kelak kita juga akan terhimpun dengan mereka. Begitupun sebaliknya walaupun kita berdekatan secara fisik akan tetapi hati kita jauh, maka kita juga tidak akan berkumpul dengan mereka. Oleh sebab itu, apabila di dunia hati kita terhimpun dengan orang-orang yang selalu memperturutkan hawa nafsunya, di akhirat kelak kita akan berkumpul dengan mereka di dalam neraka. Karena orang-orang yang selalu memperturutkan hawa nafsunya, tempatnya adalah di neraka. Begitupun     sebaliknya,     apabila kecenderungan hat kita terhimpun   dengan orang-orang yang beriman, bertakwa dan orang-orang saleh, di   akhirat   kelak  kita   juga  akan terhimpun dengan mereka. Karena tidaklah mungkin orang-orang beriman hatinya terhimpun dengan orang-orang kafir dan orang-orang kafir juga tidak mungkin terhimpun dengan orang-orang beriman. Allah Swt. juga mengumpulkan di dalam diri seorang hamba ada yang lahir di anggota tubuh dan hakikat batin di dalam hati. Barang siapa yang sempurna marifatnya dan baik tingkah lakunya, maka ia disebut juga sebagai al-Jāmi. Dikatakan bahwa al-Jāmi ialah orang yang tidak padam cahaya marifatnya.

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6303669560088871"crossorigin="anonymous"></script>

 


Rabu, 29 Oktober 2014

Beriman Dengan Hari Kiamat


1.   QS. Al-Qari’ah ayat 1 - 11
الْقَارِعَةُ -١- مَا الْقَارِعَةُ -٢- وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ -٣- يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ -٤- وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنفُوشِ -٥- فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ -٦- فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ -٧- وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ -٨- فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ -٩- وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ -١٠- نَارٌ حَامِيَةٌ -١١-
Surat Al-Qari’ah ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surat-surat Makiyyah, diturunkan sesudah surah Quraisy. Nama Al-Qaari’ah diambil dari kata “Al-Qaari’ah yang terdapat pada ayat pertama, artinya yang mengetok dengan keras, kemudian kata ini dipakai untuk nama hari kiamat. Istilah Qari’ah bersumber dari kata Qar’ yang artinya memukulkan atau menghantamkan sesuatu pada sesuatu yang lain sehingga terdengar sebuah suara, lebih jauh maknanya untuk setiap peristiwa penting dan mengerikan kemudian disebut Qari’ah.
     Menyangkut makna-makna yang tercantum dalam ayat 2 dan 3, Rasulullah Saw sendiri bahkan ditanya ,”Tahukah kamu apakah hari kiamat itu ?”, ini merupakan bukti bahwa peristiwa tersebut sedemikian besar sehingga tak satu pun jangkauan pikiran bisa memahaminya. Selanjutnya untuk menggambarkan hari yang mengerikan tersebut, ayat berikut mengatakan, pada hari itu manusia laksana anai-anai yang bertebaran, Allah Swt, menyerupakan manusia dengan anai-anai adalah sebagai dalil bahwa keadaan anai-anai dalam suatu badai yang dahsyat memberikan gagasan pada kebingungan, kesedihan dan ketakberdayaan, hal serupa akan dialami oleh manusia pada hari kiamat nanti yang merupakan berita tentang hancurnya seluruh alam semesta. Pada ayat berikutnya “ Dan gunung-gunung seperti bulu-bulu yang dihambur-hamburkan “, hal itu juga mengisyaratkan kepada kita betapa dahsyat peristiwa hari kiamat tersebut, gunung yang kita anggap sangat kokoh dan kuat ketika itu tidak lebih hanya sekedar bulu-bulu yang berhamburan yang tidak memiliki kekuatan sedikitpun untuk bertahan, bahkan gunung-gunung itu akan bergerak, lalu terpecah dalam kepingan-kepingan kecil dan akhirnya hancur menjadi debu berhamburan di udara, keadaan seperti itu dalam ayat ini diibaratkan seperti bulu yang berhamburan , bulu-bulu yang tersapu badai itu hanya akan terlihat melalui warnanya, ini merupakaan tahapan akhir dalam penghancuran gunung-gunung dan merupakan petunjuk bahwa dunia ini telah berakhir.
         Pada ayat berikutnya Al-Qur’an mengatakan  Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (yaitu) api yang sangat panas. Mizan adalah neraca atau timbangan amal seseorang, sebagian mufasir percaya, pada hari itu perbuatan manusia akan menjelma dalam bentuk makhluk-makhluk berjisim yang bisa ditimbang dan mereka ditimbang dengan neraca perbuatan. Ada pula pandangan lain yaitu catatan amal perbuatan itu sendiri yang bisa ditimbang, jika neraca itu memuat perbuatan-perbuatan baik, ia akan berbobot berat, tapi jika sebaliknya ia akan ringan atau malah tidak berbobot. Dengan demikian keadilan Allah Swt, segenap perbuatan manusia akan ditimbang seadil-adilnya sesuai dengan perbuatan yang pernah mereka perbuat. Hasilnya akan memuaskan bagi mereka yang timbangan kebaikannya lebih banyak yakni akan dibalas dengan surga-Nya sebab ketenangan, kebaikan, kebahagian dan kedamaian yang sempurna itu hanya dapat dirasakan dikehidupan akhirat yang akan datang dan sebaliknya bagi mereka yang timbangan kebaikannya kecil atau lebih banyak yang jahatnya, mereka tidak mempunyai perlindungan dari siksa Allah Swt, maka bagi mereka Neraka Hawiyah yang merupakan salah satu jurang dari api neraka yang sangat dalam dengan api yang menyala-nyala yaitu api yang sangat panas.
      Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa nilai perbuatan dari para pelaku kebaikan tidaklah sama, sehingga keadaan dan martabat merekapun berbeda-beda satu sama lainnya, oleh sebab itu maka hendaklah kita senantiasa berbuat amal kebaikan dan berusahalah agar tidak melakukan perbuatan jahat, karena kita semua akan merasakan hasil apa yang telah kita perbuat.
2.   QS. Al-Zalzalah ayat 1 - 8
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا -١- وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا -٢- وَقَالَ الْإِنسَانُ مَا لَهَا -٣- يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا -٤- بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا -٥- يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتاً لِّيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ -٦- فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ -٧- وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ -٨-
Sementara pada Surah Al-Zalzalah  terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surah-surah Madaniyyah diturunkan sesudah surah An-Nisa. Nama “ Al-Zalzalah “ diambil dari kata “Zilzaal “ yang terdapat pada ayat pertama yang berarti goncangan. Surah Al-Zalzalah bersandar pada tiga hal : pertama, pembicaraan mengenai tanda-tanda pendahuluan  dari munculnya hari kiamat, kedua, penyampaian kepada manusia bahwa bumi menjadi saksi atas semua perbuatan manusia, dan yang ketiga, pembagian manusia menjadi dua golongan yaitu yang baik dan yang buruk, yang masing-masing dari mereka akan menerima hasil dari perbuatan masing-masing.
Kata Zilzalaha ( guncangannya ) merujuk pada pendapat bahwa pada hari itu seluruh bumi akan berguncang, bukan seperti gemba bumi yang kita kenal. Juga merujuk pada gempa yang dijanjikan yakni gempa bumi terakhir menjelang hari kiamat. Para mufasir telah menyampaikan beberapa pendapat yang berbeda mengenai istilah atsqal ( beban ). Sebagian menafsirkan bahwa maksud penggunaannya adalah untuk menandai manusia yang akan terlontar dari kubur-kubur mereka karena goncangan hari kiamat. Sebagian mufasir lain berpandangan bahwa bumi mengeluarkan material-material dan harta karun dari dalamnya yang menyebabkan para pemburu kekayaan menjadi ingkar kepada tuhannya. Juga ada yang berpendapat bahwa berbagai batu besar dan lava dibawah bumi akan keluar sebagaimana gunung berapi meletus yang mengeluarkan berbagai material, sehingga bumi ini menjadi hancur.
Bagaimanapun , pada hari itu setiap orang akan melihat peristiwa goncangan dunia yang luar biasa dan mengerikan mereka berkata : Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?", hal ini disebabkan oleh situasi bumi pada hari itu sangat menggemparkan dimana setiap orang akan terheran-heran.
Yang lebih penting dari hal ini adalah bahwa, Pada hari itu bumi menceritakan beritanya, pada hari perhitungan, bumi akan menjelmakan semua perbuatan baik dan buruk yang dipikul diatasnya. Bumi yang diatasnya kita tinggal dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu diatasnya merupakan salah satu saksi terbesar atas segenap perbuatan manusia . Setiap perbuatan yang dilakukan manusia benar-benar memiliki pengaruh pada lingkungan sekitarnya. Kendati perbuatan-perbuatan itu tidak nyata bagi kita, namun setiap perbuatan itu akan berwujud pada hari itu. Lagi pula berbicaranya bumi bukanlah apa-apa kecuali sebagai hujjah dari keagungan Allah Swt. Bagaimanapun juga, kejadian seperti itu bukanlah suatu masalah yang ganjil, karena dijaman sekarangpun dengan pesatnya kemajuan ilmu dan ekspremen manusia, ada temuan yang bisa merekam suara manusia atau mengambil foto-foto dan film-film yang dilakukan oleh siapapun, kapan dan dimanapun dan dapat dijaga sebagai sebuah dokumen sebagai barang bukti pada pengadilan dalam suatu bentuk yang tak seorangpun bisa menolak atau mengingkarinya. diilustrasikan bintang yang ada dilangit jatuh mengenai bumi sebagaimana firman Allah : “Dan apabila bintang-bintang berjatuhan” (QS. At-Takwir : 2), disini  baru jatuh satu apalagi semua…subhanallah, lalu apa yang terjadi apabila bintang tersebut jatuh ke bumi. setelah bintang jatuh mengenai bumi, ternyata hal tersebut jatuh mengenai lautan sebagaimana perkiraan para ahli dan tentunya Al-Qur’an ” Apabila bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan menjadikan meluap” (QS. Al-Infithar : 1-2).
Menurut para ahli apabila bintang jatuh mengenai bumi, maka kemungkinan terbesar bintang tersebut akan mengenai lautan yang merupakan 2/3 bagian dari bumi. Oleh sebab itu, dalam ilustrasi tersebut diperlihatkan bagaimana lautan yang terkena bintang, meluap dahsyat melebihi tsunami yang pernah terjadi di dunia ini.
Dalam ayat selanjutnya , bahwa tuhanmu telah mewahyukan   (memerintahkan) kepadanya. Dan bumi menaati perintah ini sepenuhnya. Istilah Auha digunakan di sini untuk menunjukkan tingkat wahyu Ilahi dan beberapa cara yang dimiliki bumi untuk menerima wahyu tersebut yang dengannya bumi akan mampu berbicara yang sebelumnya tak mampu berbicara.
Selanjutnya Allah berfirman, .  Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Istilah Asytat pengertiannya adalah bagian-bagian yang tersebar, pemisahan dan pembagian manusia ini terjadi karena pada hari pengadilan  itu para pengikut agama-agama akan tiba secara terpisah atau manusia diseluruh penjuru bumi akan datang atau berkelompok. Sebagian manusia akan muncul dengan wajah indah dan berseri-seri dan sebagian manusia lainnya muncul dengan wajah-wajah yang gelap, masam dan pucat .
Dalam sebuah hadits dijelaskan dari Mu’adz Ibnu Jabbal ra bahwa Rasulullah Saw bersabda : apabila telah datang hari kiamat ,hari kesedihan dan hari penyesalan, maka Allah Swt, mengumpulkan umatku dari kubur mereka menjadi dua belas kelompok : yang pertama yaitu dikumpulkan dari kubur mereka tanpa tangan dan kaki,mereka itulah orang-orang yang menyakiti tetangga dan mati sebelum bertaubat. Yang kedua yaitu dikumpulkan dari kubur mereka dalam bentuk hewan melata seperti babi-babi hutan, mereka itulah orang-orang yang lengah dalam menjalankan shalat dan mati sebelum bertaubat. Yang ketiga, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka dalam keadaan perut yang besar bagai gunung yang dipenuhi oleh ular-ular dan kalajengking sebesar bighal, mereka itulah orang-orang yang mencegah zakat dan mati sebelum bertaubat. Yang keempat, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka dalam keadaan mengalir darah dari mulut mereka,usus mereka menjulur ke tanah sedang api menjilat-jilat mulut mereka, mereka itulah orang yang berdusta dalam jual beli dan mati sebelum bertaubat. Yang kelima, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka dalam keadaan berlindung dari manusia dan bau tubuh mereka terlebih busuk dari bangkai, mereka itulah yang menyembunyikan maksiat dari manusia dan tidak takut mereka itu kepada Allah Swt, dan mati sebelum bertaubat.Yang keenam, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka dalam keadaan terputus leher mereka dari belakang, mereka itulah orang-orang yang tidak menyaksikan dan membuat kedustaan dan mati sebelum bertaubat. Yang ketujuh, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka tanpa lidah sedang darah dan nanah mengalir dari mulut mereka, mereka itulah orang-orang yang mencegah kesaksian yang benar lalu mati sebelum bertaubat. Yang kedelapan, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka dengan menyungkurkan kepala-kepala mereka sedang kaki mereka berada diatas kepala-kepala nanah dan nanah kental mengalir dari kelamin mereka, mereka itulah orang-orang yang berzina dan mati sebelum bertaubat. Yang kesembilan, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka dengan wajah yang hangus, kedua matanya melotot, sedang perut-perut mereka penuh dengan api, mereka itulah orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim dengan menganiaya lalu mati sebelum bertaubat. Yang kesepuluh, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka judam dan belang, mereka itulah orang-orang yang durhaka kepada kedua orang tua, lalu mati sebelum bertaubat. Yang kesebelas, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka  dalam keadaan buta mata hati mereka ,gigi-gigi mereka bagaikan tanduk, bulu mata mereka menjulur keperut, perut mereka seakan menggantung ke paha dan terus keluar kotoran-kotoran  dari perut mereka, mereka itulah orang-orang yang minum arak lalu mati sebelum bertaubat.Yang keduabelas, yaitu dikumpulkan dari kubur mereka dalam keadaan wajah mereka bagai bulan purnama dan melewati titian shiratal mustaqiim bagai kilat yang menyambar, mereka itulah orang-orang yang berbuat kebaikan dan mencegah kemaksiatan, memelihara shalat lima waktu dengan berjama’ah, lalu mati dalam keadaan bertaubat. Orang-orang beriman berkelompok dengan sesama orang yang beriman, demikian juga orang kafir  akan berkelompok dengan orang kafir pula. Berbagai kelompok keluar dari kuburnya demi pelaksanaan perhitungan atas segala amal mereka, untuk diperlihatkan perbuatan-perbuatan mereka, maksudnya mereka akan menyaksikan  hasil dari perbuatan mereka atau mereka akan menyaksikan catatan amal perbuatan  yang mereka lakukan baik dan buruk akan terlihat dengan jelas.
Selanjutnya, nasib dua golongan manusia yakni orang yang beriman dan orang kafir, pelaku kebaikan dan pelaku keburukan dijelaskan pada ayat berikutnya yakni Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. Istilah Mitsqal berarti bobot, kadar berat ,yang dengannya berat sesuatu ditimbang. Adapun arti Dzarrah para mufassir berbeda pendapat, ada yang mengartikannya semut kecil, debu yang menempel ditangan ketika orang menaruh tangannya di atas tanah. Adapula yang yang mengartikannya partikel-partikel debu yang mengambang di udara yang terlihat ketika seberkas cahaya matahari melalui celah terbuka kedalam ruangan yang gelap. Kata Dzarrah dapat juga diartikan atom yang merupakan partikel kecil dari segala sesuatu. Dengan demikian arti Dzarrah adalah suatu bobot yang paling kecil.
Pada kesimpulannya, ayat ini merupakan satu dari banyak ayat yang mengguncang manusia dan menunjukkan bahwa perhitungan Allah Swt, pada hari pengadilan kelak sungguh luar biasa, tepat, halus, sensitif, dengan kata lain neraca ilahi untuk menghitung perbuatan atau amal manusia itu begitu halus dan adil, tak ada bobot terkecil apapun dari perbuatan manusia yang terlewatkan.

Nama-nama hari kiamat dan tanda-tandanya

          Hari kiamat banyak memiliki nama , yang disebutkan dalam Alqur’an ada 101 nama. Maksudnya dengan nama-nama itu sebagai peringatan bagi orang-orang yang berakal, yang mana didalamnya terkandung rahasia-rahasia, adapun nama-nama lain hari kiamat ialah sebagai berikut :

No.
Nama hari kiamat
Artinya
Dalam Al-Qur’an terdapat pada…
1.
Yaumul Qiamah
hari kiamat
QS. 75 : 1, 2 : 85,
2 : 113, 2 : 174
2.
Yaumul Hasrah
Hari  penyesalan
QS. 19 : 39
3.
Yaumul Nadaamah
Hari  menyesal
QS.10 : 54, 34 : 33
4.
Yaumul Mahaasabah
Hari  perhitungan
QS.69 : 20
5.
Yaumul Masaa-alah
Hari  pertanyaan
QS. 17 : 36
6.
Yaumul Masaabaqah
Hari  perlombaan
-
7.
Yaumul Munaaqasyah
Hari  perdepatan  
-
8.
Yaumul Munaafasah
Hari  perlombaan
-
9.
Yaumul Zilzalah
Hari kegoncangan
QS.99 : 1
10.
Yaumul Damdamah
Hari  kebinasaan
QS. 91 : 14
11.
Yaumush Shaa’iqah
Hari  halilintar
QS.41: 17,
12.
Yaumul Waaqi’ah
Hari  kejadian yang sukar
QS.56 : 1
13.
Yaumul Qaari’ah
Hari  peristiwa besar
QS. 101 : 1
14.
Yaumur Raajifah
Hari  bumi bergoncang
QS. 7 : 91
15.
Yaumur Raadifah
Hari  yang mengiringi kegoncangan itu
QS.27 : 72
16.
Yaumul Ghaasyiyah
Hari  kejadian yang menyelubungi
QS. 12 : 107, 88: 1
17.
Yaumud Daahiyah
Hari  bala bencana
QS. 54 : 46
18.
Yaumul Aazifah
Hari  yang sudah dekat waktunya
QS. 53 : 57
19.
Yaumul Haaqqah
Hari  keadaan yang sebenarnya
QS.69 : 1
20
Yaumuth Thaammah
Hari  bahaya
QS. 79 : 34
21.
Yaumush Shaakhkhah
Hari  suara yang memekikkan telinga
QS. 80 : 33
22.
Yaumut Talaaq
Hari  berjumpa dengan tuhan
QS. 40 : 15
23.
Yaumul Firaaq
Hari  perpisahan
QS. 75 : 28
24.
Yaumul Maasaq
Hari  yang dihalaukan
QS.75 :30
25.
Yaumul Qishash
Hari  mengambil pembelaan
QS. 2 : 179
26.
Yaumul Tanaad
Hari panggil memanggil
QS. 40 : 32
27
Yaumul Hisaab
Hari  perhitungan amal
QS. 14 : 41, 38 : 16, 26,53
28.
Yaumul Ma-aab
Hari  kembali
QS. 78 : 22, 39
29.
Yaumul Adzaab
Hari  siksaan
QS. 26 : 135,156
30.
Yaumul Firaar
Hari  lari
QS. 33 :  16
31.
Yaumul Qaraar
Hari  ketetapan
QS. 14 : 29, 40 : 39
32.
Yaumul Liqa’
Hari  pertemuan
QS. 18 :110, 23: 33
33.
Yaumul Baqa’
Hari  kekal
QS. 55: 27
34.
Yaumul Qadha
Hari  putusan
QS. 39 : 42, 6 : 2
35.
Yaumul Jazaa’
Hari  pembalasan
QS. 9 :95,32 :17
36.
Yaumul Balaa’
Hari  percobaan
QS. 2 :49, 7 : 141
37.
Yaumul Bukka’
Hari  tangisan
QS. 53 : 43
38.
Yaumul Haar
Hari  perkumpulan
QS. 9 : 109
39.
Yaumul Wa’iid
Hari  janji akan siksa
QS. 50 : 20
40.
Yaumul ‘Ardh
Hari  yang akan datang
QS. 14 : 48
41.
Yaumul Wazn
Hari  timbangan
QS. 7 : 8, 55 : 9
42.
Yaumul Haq
Hari  kebenaran
QS. 78 : 39
43.
Yaumul Hukm
Hari  hukuman
QS. 28 : 70, 88
44.
Yaumul Fashl
Hari  pemisahan
QS. 37 :21, 44 : 40
77 : 14
45.
Yaumul Jam’i
Hari  berkumpul
QS. 3 : 115, 11 : 103, 64 : 9
46.
Yaumul Ba’ats
hari kebangkitan
QS. 7 :14, 15 : 36,
16 : 89, 19 : 15,
30 : 56
47.
Yaumul Fath
hari kemenangan
QS. 32 : 29
48.
Yaumul Khizyi
hari kehinaan
QS. 16 : 27, 11 : 66
49.
Yaumul ‘Azhiim
hari yang besar kedudukannya
QS. 6 : 15, 7 : 59,
10 : 15, 19 : 37
50.
Yaumul ‘Aqiim
hari sial
QS. 22 : 55
51.
Yaumud ‘Asiir
hari yang sukar
QS. 54 : 8, 74 : 9
52.
Yaumud Diin
hari agama/ kemudian
QS. 1 : 4, 15 :35,
26 : 82, 37 : 20
53.
Yaumul Yaqiin
hari yakin
QS. 74 : 47,102:5,6
54.
Yaumun Nusyuur
hari berserak-serak
QS. 35 : 9
55.
Yaumul Mashiir
hari-hari tempat pengembalian
QS. 22 : 48, 67 : 6
56.
Yaumun Nafkhah
hari tiupan
QS. 69 : 13
57.
Yaumush Shaihah
hari pekikan keras
QS. 11 : 94, 38 :15
58.
Yaumur Rajfah
hari goncangan
QS. 7 : 78, 29 : 37
59.
Yaumush Rajjah
hari bergerak-gerak
QS. 56 : 4
60.
Yaumuz Zajrah
hari menakuti
QS. 37 : 19,79 : 13
61.
Yaumush Sakrah
hari bermabukkan
QS. 22 : 2, 50 : 19
62.
Yaumul Faja’
hari ketakutan
QS. 27 : 89
63.
Yaumul Jaza’
hari gundah gulana
QS. 17 : 63
64.
Yaumul Muntahaah
hari penghabisan
QS. 53 : 42
65.
Yaumul Ma’waa
hari tempat tinggal
QS. 79 :41
66.
Yaumul Miiqat
hari tepat waktu
QS. 26 : 38
67.
Yaumul Mii’aad
hari tempat kembali
QS.34 : 30
68.
Yaumul Mirshaad
hari tersedia menanti
QS.89 : 14,78 : 21
69.
Yaumul Qalaq
hari kekacauan
-
70.
Yaumul ‘Araq
hari keringat
-
71.
Yaumul Iftiqaar
hari keperluan
-
72.
Yaumul Inkidaar
hari kekeruhan
-
73.
Yaumul Intisyaar
hari bertebaran
QS.62 : 10
74.
Yaumul Insyiqaaq
hari terbelahnya langit
QS. 84 : 1
75.
Yaumul Wuquf
hari berhenti
QS. 6 : 27
76.
Yaumul Khuruuj
hari keluar
QS. 50 :42
77.
Yaumul Khuluud
hari kekal
QS. 50 : 34
78.
Yaumut Taghaabuun
hari terpedaya
QS. 64 : 9
79.
Yaumun ‘Abuus
hari kebesaran
QS. 76 : 10
80.
Yaumun Ma’luum
hari yang dimaklumi
QS. 15 : 38, 26 : 38
26 : 155, 38 : 81
81.
Yaumun mau’uud
hari yang sudah dijanjikan
QS. 85 : 2
82.
Yaumun Masyhuud
hari yang dsaksikan
QS. 11 : 103
83.
Yaumun Laa raiba Fiih
hari yang tidak diragukan
QS. 2 : 9, 25
84.
Yaumun Tublas Saraair
hari yang dipercobakan segala rahasia
QS. 86 : 9
85.
Yaumun Laa Tajzii Nafsun ‘Annafsin Syaian
hari yang tidak akan mampu mengganti dari seorang dengan orang lain
QS.36 : 54, 2 : 48
86.
Yaumun Tasykhashu Fiihil Bashaair    
hari yang  memandang  padanya segala mata
QS. 14 : 42,
87.
Yaumun Laa Yughnii Maulan ‘an Maulan Syaian
hari dimana seorang sahabat tidak mampu menolong sahabat yang lain
QS. 44 : 41
88.
Yaumun Yuda’uuna ‘Alaa Naari Jahannama Da’an
hari yang ditolakkan mereka  atas neraka jahannam
QS. 52 : 13
89.
Yaumun Yushabuuna Finnaari ‘Alaa Wujuhihim
hari dimana mereka mukanya akan ditarik kedalam neraka
QS. 54 : 48
90.
Yaumun Tuqallabu Wujuuhuhum Finnaari
hari dimana muka mereka akan ditelungkupkan ke dalam neraka
QS. 33 : 66
91.
Yaumun Laa Yajzii Waalidun ‘An Walaadihi
hari yang tidak akan bisa seorang ayah menolong anaknya
QS. 31 : 33
92.
Yaumun Yafirrul Mar-u Min Akhiihi wa ummihi wa abiihi
hari dimana manusia lari terbirit-birit dari saudaranya, lari dari ayahnya dan ibunya.
QS. 80 : 34
93.
Yaumun Laa Yanthiquuna Walaa Yu’dzanu Lahum Faya’tadziruuna
hari dimana mereka tidak bercakap-cakap karena tidak diijinkan lalu mereka minta maaf.
QS. 77 : 35
94.
Yaumun Laa Maradda lahu Minallah
hari yang tidak ada penolakan dari Allah.
QS. 30 : 43, 42 : 47
95.
Yaumun Hum baarizuuna :
hari dimana muka mereka akan didatangkan.
QS. 40 : 16
96.
Yaumun Hum ’alannari Yuftanuuna
hari yang mana mereka dicobakan kedalam neraka.
QS. 51 : 13
97.
Yaumun Laa Yanfa’u Maalun Banuuna
hari yang tidak bermanfaat akan harta dan anak-anak.
QS. 26 : 88
98.
Yaumun Laa Yanfa’uzh Zhaalimiina Ma’dziratuhum Walaa Humulla’natu Walahum Suu uddaari
hari dimana tidak akan bermanfaat dalihnya orang zhalim, bagi mereka suatu kutukan dan tempat yang buruk.
QS. 40 : 52
99.

Yaumun Turaddu Fiihil Maa’azd zdiru Wa Tublassarairu Watazh haruzhzhalamaa iru Watuk Syaful Astaaru
hari dimana semua dalih ditolak, ditahan segala rahasia, ditampakkan segala isi hati dan disingkap segala tirai
QS. 86 : 9
100.
Yaumun Takhsya’u Fiihil Abshaaru Wataskunul Aswaatu Wayaqillu Fiihil Tifaatu Watabruzul Khafiyyatu Watazhharul Khathiiatu
hari yang pada mereka penglihatannya tetap, segala suara tenang, sedikitpun tidak mengelak, keluar segala yang tersembunyi dan nampak semua kesalahan.
QS. 14 : 42
101.
Yaumun Yusaaqul ‘Ibaadu Wama’a Humul Asyhaadu Wayashiibush Shaqiiru Wayaskarul Kabiiru
hari yang semua hamba dihalau, bersama mereka anggota badan menjadi saksi, anak kecil sudah beruban dan orang tua menjadi mabuk.

QS. 40 : 51, 22 : 2
      Adapun tanda-tanda hari kiamat seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw dapat dibagi dua kelompok, yaitu :
a.  Tanda-tanda kiamat kecil, meliputi :
1.   Harta  dijadikan parameter utama
2.   Agama diperjualbelikan
3.   Masa bodoh terhadap uang haram
4.   obsesi terhadap dunia melebihi akhirat
5.   Orang dihormati karena hartanya
6.   Belajar tidak untuk agama
7.   Banyak orang telanjang
8.   Perlombaan membangun
9.   Orang mabuk terang-terangan
10.       Mereka mengambil idola artis dan musik
11.       Budaya hidup berfoya-foya dan adat berdisco
12.       Anak-anak pandai berzina
13.        Anak-anak dan remaja lebih dekat terhadap teman daripada orang tuanya
14.       Suami tunduk pada isteri
15.       Ulama menimbulkan fitnah
16.       Uang halal sulit ditemukan 
17.       Saudara yang dipercaya sulit ditemukan
18.       Suara-suara fasik lantang dimasjid
19.       Penyebaran kemungkaran lebih menonjol dibanding kebaikan
20.       Persoalan riba dan ghibah merajalela
21.       Kejahatan dan pembunuhan merajalela
22.       Mereka tidak tahu mengapa membunuh
23.       Banyak pemimpin tidak berwibawa
24.       Umat sekarang mencela umat dahulu
25.       Anak mendurhakai orang tua atau orang tua dijadikan pembantu
26.       Masjid beralih fungsi
27.       Budaya salam luntur
28.       Sedekah tidak dibutuhkan lagi
29.       Jumlah wanita- pria berbanding 50 : 1
30.       Menyebarnya fitnah bagaikan lautan
31.       Islam hanya sekedar simbol saja
32.       Al-Qur’an hanya dibaca tetapi tidak diamalkan
33.       Perdagangan tidak laku
34.       Jarang hujan dan maksiat menyebar
35.       Terjadi perang besar-besaran
36.        Prostitusi terang-terangan
37.       Orang-orang fasik dijadikan pemimpin
38.       Zakat dibisniskan
39.       Orang jahat dihormati dan dimuliakan
40.       Banyak terjadi bencana alam

b.  Tanda-tanda hari kiamat besar, meliputi :
     
1.   Ad- Dukhan yaitu asap atau kabut
2.   Munculnya Dajjal la’natullah
3.   Turunnya Nabi Isa Almasih putra Maryam
4.   Matahari terbit dari barat
5.   Gerhana di Timur
6.   Gerhana di Barat
7.   Gerhana diwilayah Arab
8.   Munculnya Ya’juj dan Ma’juj
9.   Munculnya Dabbah ( binatang yang pandai berbicara )
10.       Api keluar dari Yaman

Hal tersebut dijelaskan oleh Nabi Muhammad Saw  dalam sabdanya :
Artinya :” Apa yang sedang kalian perbincangkan ? para sahabat lalu menjawab, kami membicarakan mengenai hari  kiamat . kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda : kiamat tidak akan terjadi sebelum munculnya 10 macam tanda di hadapan manusia : pertama Addukhan, asap atau kabut, kedua Dajjal, ketiga Dabbah, keempat matahari terbit dari barat, kelima turunnya Isa Almasih, keenam Ya’juj wal Ma’juj ketujuh gerhana di timur, kedelapan gerhana di barat, kesembilan gerhana di wilayah Arab, kesepuluh Api menyala di Yaman menghalau umat manusia ke Makhsyar”. ( HR. Imam Muslim )
          Karakter yang dibagun dengan memahami surah Al-Qari’ah dan Al-Zalzalah adalah sebagai berikut :
1.   Memiliki keyakinan yang kuat terhadap hari kiamat yang hanya Allah Swt, saja yang mengetahuinya.
2.   Jangan bersifat seperti anai-anai yang senantiasa menggeruguti sesuatu dari dalam ( bersifat  munafik ).
3.   Berpendirian teguh seperti gunung.
4.   Berbuat amal kebaikan.
5.   Bersifat jujur dan adil seperti mizan
6.   Bersifat ridho, tanpa keluh kesah
7.   Tidak bersifat api, yaitu sombong dan angkuh.
8.   Bersifat seperti bumi, yang selalu melayani orang berada diatasnya.
9.   Mengabarkan sesuatu yang benar.
10.       Menjadikan wahyu Allah sebagai petunjuk hidup.
11.       Memelihara hati dari sifat tercela.
12.       Menghindari perbuatan jahat
Dengan demikian, maka berhati-hatilah dalam hidup jangan sampai salah langkah karena setelah kehidupan dunia ini ada kehidupan akhirat yang kekal abadi maka berperilakulah sesuai tuntunan Al-Qur’an agar kita selamat dunia dan akhirat. Wallahu a’lam bishshawab.


·         Kiamat  adalah hari berakhirnya kehidupan dunia
·         Hawiyah adalah salah satu dari nama-nama neraka.
·         Dzarrah adalah sesuatu benda yang sangat kecil
·         Dabbah adalah binatang yang pandai berbicara yang akan muncul pada akhir zaman ketika hari kiamat sudah dekat.
·         Ya’juj Ma’juj adalah suatu makhluk yang kerdil dan sangat ganas yang akan muncul diakhir zaman.
·         Dajjal adalah seorang makhluk yang muncul di akhir zaman yang memiliki mata satu dan di keningnya tertulis ka-fi-r dan dapat di bunuh oleh Nabi Isa as.
·         Addukhan adalah kabut atau asap yang akan muncul di akhir zaman.


<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6303669560088871"crossorigin="anonymous"></script>

 


SURGA FIRDAUS IMPIAN ORANG BERIMAN

                                                             SURGA FIRDAUS      Setiap muslim pasti ingin masuk kedalam surga dan mereka b...