اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا
بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ
الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ
السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ،
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اِتَّقُوْ
اللهَ، وَاعْمَلُوا الصَّالِحَاتِ وَاجْتَنِبُوا الْمُنْكَرَاتِ وَاذْكُرُوا اللهَ
فِي أَيَّامٍ مَعْلُوْمَتٍ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ
الصَّالِحَاتُ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ
اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًاۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ
الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًاۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ
غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Ma’asyiral
muslimin a’azzakumullah
Takwa merupakan
bekal terbaik untuk meraih kebahagiaan abadi di dunia dan akhirat. Oleh sebab
itu, khatib mengawali khutbah Jumat ini dengan wasiat takwa. Marilah kita semua
selalu meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan melaksanakan semua kewajiban
dan meninggalkan segala larangan-Nya.Alhamdulillah kita masih dalam suasana idul
Adha tepatnya 11 dzulhijjah 1444H
Ma’asyiral
muslimin a’azzakumullah,
Peristiwa Haji
Wada’ merupakan simbol kesuksesan Rasulullah dalam menyebarkan agama Islam di
tengah-tengah bangsa Arab. Hanya butuh waktu 23 tahun Rasulullah mampu mengubah
masyarakat Arab dari kehidupan jahiliyah menjadi lebih mapan secara moral dan
religius. Syekh Mushtafa as-Siba’i dalam As-Sîrah an-Nabawiyah Durus wa
‘Ibar mencatat sebanyak 114.000 umat Islam dari Jazirah Arab dan sekitarnya
turut serta menunaikan rukun Islam yang kelima itu. Sungguh pencapaian yang
luar biasa. Masyarakat yang dulu acuh tak acuh bahkan mencoba
menghalang-halangi dakwah Nabi dengan beragam upaya, kini menjadi pengikut
setia ajaran orang yang sebelumnya sangat dimusuhinya. Diduga kuat, di luar
jumlah jamaah yang fantastis itu masih banyak orang yang sudah menjadi Muslim
tapi tidak sempat ikut serta dalam Haji Wada’ karena beberapa alasan.
Ma’asyiral
muslimin a’azzakumullah
Haji Wada’ juga
merupakan simbol kemantapan iman umat Musilm. Sebab, momen tersebut menjadi
hari-hari terakhir Nabi bersama umatnya karena tidak lama setelah itu beliau
wafat. Dalam potongan khutbah haji yang beliau sampaikan di tengah lautan
manusia Nabi berpesan:diriwayatkan oleh imam Bukhari dari Jarir ra, Rasulullah Saw
bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ،
اسْمَعُوا قَوْلِي، فَإِنِّي لَا أَدْرِي لَعَلِّي لَا أَلْقَاكُمْ بَعْدَ عَامِي
هَذَا بِهَذَا الْمَوْقِفِ أَبَدًا
Artinya, “Wahai sekalian manusia,
dengarkanlah perkataanku! Aku belum tahu secara pasti, boleh jadi aku tidak
akan bertemu kalian lagi setelah tahun ini dengan keadaan seperti ini.”
Belum selesai pidato itu, turun ayat
Al-Qur’an yang semakin memperkuat bahwa
tidak lama lagi Nabi akan tutup usia.
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ
لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ
الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ
لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya, “Pada hari ini telah Kusempurnakan
untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang” (QS. Al-Maidah [5]: 3). Lalu Rasulullah melanjutkan khotbahnya:
أَيُّهَاالـنَّاسُ، إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْـوَالَكُمْ
عَلَيْكُمْ حَرَامٌ إِلَى أَنْ تَلْقَوْا رَبَّكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هذَا،
وَكَـحُرْمَةِ شَهْرِكُمْ هذَا وَإِنَّكُمْ
سَتَلْقَوْنَ رَبَّكُمْ فَيَسْـأَ لُكُمْ عَنْ أَعْمَالِكُمْ وَقَدْ
بَلَّغْتُ.
“Wahai manusia. Bahwasannya darah
kamu dan harta-benda kamu sekalian adalah suci buat kamu, seperti hari ini dan
bulan ini yang suci sampai datang masanya kamu sekalian menghadap Tuhan. Dan
pasti akan menghadap Tuhan; pada waktu itu kamu dimintai pertanggung jawaban
atas segala perbuatanmu. Ya, aku sudah menyampaikan ini!
فَمَنْ كَانـَتْ
عِنْدَهُ أَمَانَةٌ فَلْـيُؤَدِّهَا إِلَى مَنِ ائْـتَمَنَهُ عَلَيْهَا,وَإِنَّ
كُلَّ رِبًا مَوْضُوْعٌ ، وَلَكِنْ لَكُمْ رُؤُوْسَ أَمْـوَالِكُمْ
لاَتَـظْلِمُوْنَ وَلاَ تُظْلَمُوْنَ. قَضَى اللهُ أَنَّهُ لاَ رِبًا، وَأَنَّ
رِبَا عَبَّاسِ بْنِ عَبْدُ الْمُطَلِبِ مَوْضُوْعٌ كُلَّهُ.
“Barang siapa telah diserahi amanat, tunaikanlah
amanat itu kepada yang berhak menerimanya.Bahwa semua riba sudah tidak berlaku.
Tetapi kamu berhak menerima kembali modalmu. Janganlah kamu berbuat aniaya
terhadap orang lain, dan jangan pula kamu teraniaya. Allah telah menentukan
bahwa tidak boleh ada lagi riba dan bahwa riba ‘Abbas bin Abdul-Muthalib semua
sudah tidak berlaku”.
وَأَنَّ
كُلَّ دَمٍ كَانَ فِي الْجَاهِلِـيَّةِ مَوْضُوْعٌ، وَأَنَّ أَوَّلَ دِمَائِكُمْ
أَضَعُ دَمَ ابْنِ رَبِـيْعَةِ بْنِ الحَارِثِ بْنِ عَبْدُ الْمُطَلِبْ .
“Bahwa semua tuntutan darah selama jahiliyah tidak berlaku
lagi, dan bahwa tuntutan darah pertama yang kuhapuskan ialah darah Ibnu Rabi’ah
bin Al-Harith bin Abdul-Muthalib”!
أَمَّا
بَعْدُ. أَ يُّهَاالنَّاسُ ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ يَـئِسَ مِنْ أَنْ
يُعْبَدَ بِأَرْضِكُمْ هذِهِ أَبَدًا. وَلَكِنَّهُ إِنْ يُـطَعْ فِيْمَا سِوَى
ذلِكَ، فَقَدْ رَضِيَ بِهِ مِمَّا تَـحْقِرُوْنَ مِنْ أَعْمَالـِكُمْ،
فَاحْذَرُوْهُ عَلَى دِيْنِكُمْ.
“Kemudian daripada itu saudara-saudara. Hari ini nafsu
syetan yang minta di sembah di negeri ini sudah putus untuk selama-lamanya.
Tetapi, kalau kamu turutkan dia walaupun dalam hal yang kamu anggap kecil, yang
berarti merendahkan segala amal perbuatanmu, niscaya akan senanglah dia. Oleh
karena itu peliharalah agamamu ini baik-baik”.
أَيُّهَاالنَّـاسُ، إِنَّ النَّسِىءَ زِيَادَةٌ فِي
الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ الَّذِيْنَ كَـفَرُوْا، يَـحْلُوْنَهُ عَامًا وَيُحَرِّمُ
نَهُ عَامًا، لـِيُوَاطِئُوْا عِدَّةً مَاحَـرَمَ اللهُ، فَـيُحِلُّوْا مَا
حَرَمَاللهُ وَيُـحَرِّمُوْا مَا أَحَلَّ اللهُ.
“Wahai manusia. Menunda-nunda
larangan di bulan suci berarti memperbesar kekufuran. Dengan itu orang-orang
kafir itu tersesat. Pada satu tahun meraka langgar dan pada tahun lainnya
mereka sucikan, untuk di sesuaikan dengan jumlah yang sudah disucikan Tuhan.
Kemudian mereka menghalalkan apa yang sudah diharamkan Allah dan mengharamkan
mana yang di sudah di halalkan Allah ”.
وَإِنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْـتَدَارَ كَهَيْـئَتِهِ
يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّموَاتِ وَاْلأَرْضَ، وَإِنَّ عِدَّةً الشُّهُوْرِ عِنْدَ
اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةُ حُرُمْ، ثَلاَثَةُ مُتَوَا
لِيَةٌ. وَرَجَبُ مُفْرَدٌ، الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ.
“Zaman itu berputar sejak Allah
menciptakan langit dan bumi ini. Jumlah bilangan menurut Tuhan ada dua belas
bulan, empat bulan diantaranya ialah bulan suci, tiga bulan berturut-turut dan
bulan Rajab itu antara bulan Jumadilakhir dan Sya’ban”.
أَمَّا بَعْدُ. أَيُّهَا الـنَّاسُ، فَإِنَّ لَكُمْ
عَلَى نِسَائِـكُمْ حَقًّا، وَلـَهُنَّ عَلَيْكُمْ حَقًّا. لَكُمْ عَلَيْـهِنَّ
أَلاَّ يُوْطِئْنَ فِرَشَـكُمْ أَحَدًا تَـكْرَهُوْنَهُ، وَعَلَيـْهِنَّ أَلاَّ
يَأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ. فَإِنَّ فَعَلْنَ، فَإِنَّ اللهَ قَدْ أَذِنَ
لَكُمْ أَنْ تَهْجُرُوْ هُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ، وَتَـضْرِبُوْ هُنَّ ضَرْبًا
غَيْرَ مُبَرَّحٍ. فَإِنِ انْتَهَيْنَ فَلَهُنَّ رِزْقُهُنَّ
وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ. وَاسْتَوْصُوْا بِاالنِّسَاءِ خَيْرًا،
فَإِنَّـهُنَّ عِنْدَكُمْ عَوَانٌ لاَيَمْلِكُنَّ ِلأَنْفُسِهِنَّ شَيْئًا.
وَإِنَّكُمْ إِنَّمَا أَخَذْتُمُوْهُنَّ بِأَمَانَةِ اللهِ، وَاسْتَحْلَلْتُمْ
فُرُوْجَهُنَّ بِكَلِمَاتِ اللهِ.
“Kemudian daripada itu, wahai manusia. Sebagaimana
kamu punya hak atas istri kamu, juga istrimu sama mempunyai hak atas
kamu. Hak kamu atas mereka ialah untuk tidak mengizinkan orang yang kamu tidak
sukai menginjakan kaki diatas lantaimu, dan jangan sampai mereka secara jelas
membawa perbuatan keji. Kalau mereka sampai melakukan itu Tuhan mengizinkan
kamu berpisah tempat tidur dengan mereka dan boleh memukul mereka dengan satu
pukulan yang tidak sampai mengganggu. Bila mereka sudah tidak lagi melakukan
itu, maka kewajiban kamulah memberi nafkah dan dan pakaian kepada mereka dengan
sopan-santun. Berlaku baiklah terhadap istri-istri kamu, mereka itu kawan-kawan
yang membantumu, mereka tidak memiliki sesuatu untuk diri merekaa. Kamu
mengambil mereka sebagai amanat Tuhan, dan kehormatan mereka di halalkan buat
kamu dengan nama Allah”.
فَاعْقِلُوْا
أَيُّهَا النَّاسُ قَوْلِي، فَإِنِّي قَدْ بَلَّغْتُ، وَقَدْ تَرَكْتُ فِيْكُمْ
مَاإِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ فَلَنْ تُضِلُّوْا أَبَدًا، أَمْرًا بَيِّنَتًا :
كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ رَسُوْلِهِ.
“Perhatikanlah kata-kataku ini, saudara-saudar! Aku
sudah menyampaikan ini. Ada perkara yang sudah jelas kutinggalkan ditangan
kamu, yang jika kamu pegang teguh kamu tidak akan sesat selama-lamanya;
Kitabullah dan sunnah rasul”.
أَيُّهَا
النَّاسُ، إِسْمَعُوْا قَوْلِيْ وَاعْقِلُوْهُ، تَعْلَمُنَّ أَنَّ كُلَّ مُسْلِمٍ
أَخٌ لِلْمُسْلِمِ، وَأَنَّ الْمُسْلِمِيْنَ إِخْوَةٌ، فَلاَ يُحِلُّ
لاِمْرِىءٍ مِنْ أَخِيْهِ إِلاَّ مَا أَعْطَاهُ عَنْ طِيْبِ نَفْسٍ مِنْهُ، فَلاَ
تُظْلَمُنَّ أَنْفُسَكُمْ. اللّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ !
“Wahai manusia sekalian! Dengarkan kata-kataku ini dan perhatikan! Kamu akan
mengerti, bahwa setiap Muslim adalah saudara Muslim yang lain, dan kaum
Muslimin semuanya bersaudara. Tetapi seseorang tidak dibenarkan (mengambil
sesuatu) dari saudaranya, kecuali jika dengan senang hati diberikan kepadanya.
Janganlah kamu menganiaya diri sendiri.Ya Allah, sudah kusampaikan !
قُلْ لَهُمْ إِنَّ اللهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ
إِلَى أَنْ تَلْقَوْا رَبَّكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هذَا. اللّهُمَّ هَلْ
بَلَّغْتُ؟ اللّهُمَّ اشْهَدْ.
“Katakanlah kepada mereka, bahwa darah dan harta kamu
oleh Tuhan disucikan, seperti hari ini yang suci, sampai masanya kamu sekalian
bertemu dengan Tuhan.Ya Allah! sudahkah kusampaikan?Ya Allah. saksikanlah ini!
Demikian isi khotbah Rasulullah
Saw, semoga kita semua dapat melaksanakan pesan Rasulullah tersebut.
Ma’asyiral muslimin a’azzakumullah,
sudah semestinya sepulang dari Tanah Suci
umat Muslim memiliki kualitas iman yang lebih kuat. Haji Wada’ telah
mengajarkan kemapanan iman umat Nabi, maka pada kesempatan haji-haji yang lain
juga seharusnya menjadi kesempatan bagi seluruh umat Islam untuk lebih
meningkatkan kualitas amal ibadah. Dalam sejumlah kesempatan para ulama
menyampaikan, tanda seseorang mendapat predikat haji mabrur adalah semangat ibadahnya
mengalami peningkatan dibanding sebelum haji. Selain itu, ia juga menyudahi
perbuatan-perbuatan maksiat yang dulu sering diperbuatnya.
Ma’asyiral muslimin a’azzakumullah
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang
penuh keberkahan ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan dapat kita amalkan
dalam kehidupan kita sehari-hari
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHOTBAH KE II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ
وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى،
وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا
اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ
أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى
نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ،
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا
الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ
وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ
عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ
يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ
الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا
اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ