PEMAHAMAN TENTANG QS. AL-QADR AYAT
1 – 8
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ -١- وَمَا
أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ -٢- لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ
شَهْرٍ -٣- تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن
كُلِّ أَمْرٍ -٤- سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ٥-
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al
Quran) pada malam kemuliaan[1593].
2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu
bulan.
4. pada
malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan.
5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit
fajar.
[1593]
Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr Yaitu
suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan
turunnya Al Quran.
Pada ayat 1 Allah Swt menegaskan Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya yaitu menurunkan Al-Qur’an seluruhnya sekali turun
dari Lauh Mahfuzh hingga kelangit yang paling bawah pada malam Lailatul Qadar
yaitu malam yang penuh dengan kemulian dan kebesaran. Al-Qur’an Allah turunkan
kedunia dengan perantara malaikat Jibril as pada 17 Ramadhan tahun pertama
kenabian Rasulullah Saw ketika beliau sedang bertahanus dalam gua Hera dengan
diturunkan surah yang pertama yaitu QS. Al-‘Alaq ayat 1 -5.
Sepenuhnya terbukti dalam ayat-ayat
Al-Qur’an, bahwa Al-Qur’an memang benar diturunkan di bulan Ramadhan,
sebagaimana firman Allah Swt dalam ayat yaitu QS. Al-Baqarah ayat 185 :
Artinya
:” Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. Jadi secara zhahir tampak bahwa
seluruh Al-Qur’an diturunkan pada bulan ini.
Pada ayat pertama Surah Al-Qadar
ini kata “Al-Qur’an” tidak dijelaskan secara jelas , namun adalah
pasti bahwa kata ganti objektif yang ada dalam ayat tersebut merujuk pada
Al-Qur’an. Tampaknya ketersembunyian penyebutan kata Al-Qur’an secara terbuka
adalah untuk menyatakan arti pentingnya.
Prase Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (Al-Qur’an ) dalam arti lain adalah untuk menunjukkan arti
penting dari kitab suci ini di mana Allah telah menisbatkan penurunan itu
kepada Diri-Nya sendiri khususnya dalam kata ganti jamak “Kami” ,hal ini
membuktikan keagungan Al-Qur’an.
Turunnya Al-Qur’an di malam
kemulian, malam yang didalamnya nasib manusia ditetapkan merupakan alasan lain
untuk memperlihatkan arti penting kitab Allah yang agung ini dalam takdir
manusia di dunia.
Dengan menggabungkan arti ayat-ayat
ini dan ayat yang disebutkan dari Surah Al-Baqarah diatas dapat disimpulkan
bahwa malam kemulian itu adalah di bulan Ramadhan. Namun ayat tersebut tidak
menyebutkan secara jelas malam-malam mulia tersebut karena sesungguhnya seluruh
malam dari bulan Ramadhan itu adalah malam mulia. Al-Qur’an itu sendiri
diturunkan selama 22 tahun 2 bulan 22 hari atau digenapkan menjadi 23 tahun
secara berangsur-angsur.
Dalam sejumlah ayat Al-Qur’an telah
digunakan kata inzal dan sebagian lagi dengan kata tanzil.
Perbedaan kedua kata ini yaitu: kata inzal mempunyai arti luas dan dalam
konteks ayat ini bermakna menurunkan sekaligus, sedangkan kata tanzil bermakna
menurunkan secara bertahap, melihat kedua pengertian tersebut akar katanya sama
yaitu nazala. Kalau digunakan kata inzal berarti menurunkan Al-Qur’an
sekaligus dari Lauh Mahfuzh sedangkan kata tanzil berarti menurunkan Al-Qur’an
dari langit terendah kepada Nabi Muhammad Saw secara bertahap.
Selanjutnya, ayat tersebut berbunyi
“Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?Malam kemuliaan itu lebih baik
dari seribu bulan”. Arti ini menunjukkan bahwa arti
penting malam ini sedemikian rupa sehingga bahkan Nabi Muhammad Saw sendiri,
dengan pengetahuannya yang luas, tidak mengetahuinya sebelum turunnya ayat-ayat
ini.
Kita tahu bahwa “seribu bulan”
setara dengan 83 tahun, sesungguhnya agungnya malam tersebut adalah yang
nilai-nilainya sebanyak panjangnya kehidupan yang diberkahi. Sebagian ahli
tafsir mengatakan bahwa gambaran seribu bulan yang disebutkan dalam ayat ini
adalah sebagai pernyataan tambahan bahwa nilai malam kemulian itu adalah lebih
baik dari seribu bulan. Dengan demikian kita sebagai seorang mukmin yang sejati
beramal pada bulan ramadhan itu adalah suatu kewajiban yang senantiasa harus dikerjakan
dan siapapun berhak untuk mendapatkan malam kemulian tersebut asalkan dia mau
beramal pada malam ramadhan itu maka dia pun akan mendapatkan berkah dari
seribu bulan tersebut, hal ini disampaikan agar dalam beramal pada bulan
ramadhan tidak memilih-milih malam tertentu saja.
Ayat selanjutnya menjelaskan
rincian apa yang terjadi dimalam kemulian tersebut dengan mengatakan:” Pada
malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin
Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Mengenai istilah tanazala yang semula tatanazzala yang merupakan kata kerja
masa depan dengan arti kesinambungan, menjadikannya jelas bahwa malam kemulian
bukan saja hanya berlaku pada masa dakwah Nabi Muhammad Saw atau semasa turunnya Al-Qur’an saja ,
melainkan sesuatu kenyataan abadi sepanjang masa dan merupakan suatu malam yang
berulang-ulang setiap tahunnya.
Sementara itu pengertian “ruh”
sebagaian telah menyatakan bahwa yang dimaksud disini adalah malaikat Jibril as
yang disebut juga dengan ruhul amin, tetapi pendapat lain menyatakan bahwa yang
dimaksud ruh itu adalah dalam pengetian ilham atau inspirasi jika dikaitkan
dengan QS. Asy-Syuura ayat 52 menjelaskan “ Dan Demikianlah Kami wahyukan
kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui
Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi
Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang
Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar
memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. Hal tersebut berkaitan dengan
para malaikat wahyu Allah yang turun ke dalamnya untuk mengatur semua urusan.
Pengertian objektif dari min
kulli amri adalah para malaikat turun untuk menyeimbangkan dan
menetapkan nasib-nasib serta membawa rahmat dan kebaikan pada malam itu, karena
mereka itu membawa berbagai urusan untuk manusia dengan ijin dari Allah Swt.
Ada beberapa pendapat mengenai urusan-urusan yang ditetapkan dalam malam
kemulian tersebut diantaranya:
1.
Malam itu disebut malam lailatul qadar lantaran semua
urusan dan nasib manusia selama satu tahun ditetapkan dimalam itu, hal ini
sejalan dengan QS.Ad-Dukhan ayat 3-4 yang artinya: “Sesungguhnya Kami
menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang
memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”
Malam yang diberkahi ialah malam Al
Quran pertama kali diturunkan. di Indonesia umumnya dianggap jatuh pada tanggal 17 Ramadhan.Yang
dimaksud dengan urusan-urusan di sini ialah segala perkara yang berhubungan
dengan kehidupan makhluk seperti: hidup, mati, rezki, untung baik, untung buruk
dan sebagainya.
2.
Malam itu disebut malam lailatul qadar lantaran ia
banyak memiliki arti penting dan kemulian.
3.
Dinamakan malam lailatul qadar karena malam itulah
turunnya Al-Qur’an kepada Nabi yang mulia yakni Muhammad Saw yang dibawa oleh
malaikat mulia pula yaitu Jibril as.
4.
Orang yang menghidupkan malam qadar itu dengan amal
ibadah maka ia kan mendapatkan kedudukan
yang tinggi.
Mengapa
lailatul qadar itu tersembunyi di antara malam-malam sepanjang tahun atau malam
Ramadhan dengan alasan agar orang-orang bisa memandang semua malam Ramadhan itu
penting tanpa memilih malam tertentu saja, sebab Allah merahasiakan
keridhaan-Nya dalam bentuk semua ketaatan
dan laku ibadah sehingga orang-orang bisa melakukan semua bentuk ketaatan dan ibadah tersebut dan
Dia juga menyembunyikan murka-Nya dalam perbuatan dosa dan maksiat secara umum
agar manusia bisa menghindar dari segala jenis dosa.
Ayat terakhir dalam surah ini mengatakan : Malam
itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. Inilah malam yang didalamnya
Al-Qur’an diturunkan. Beribadah dan menghidupkan malam itu setara dengan seribu
bulan, Rahmat dan karunia-Nya turun yang meliputi segenap makhluk dengan
diiringi segenap malaikat yang ikut serta kebumi yang membawa kedamaian dari
awal malam hingga terbit fajar.
Lailatul Qadar atau Lailat
Al-Qadar ( malam ketetapan ) adalah satu malam penting yang terjadi pada
bulan Ramadan,
yang dalam Al- Qur'an digambarkan
sebagai malam yang lebih baik
dari seribu bulan. Dan juga diperingati
sebagai malam diturunkannya Al- Qur'an. Diantara kita mungkin pernah mendengar
tanda-tanda malam lailatul qadar ,
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam pernah
mengabarkan kita di beberapa sabda beliau tentang tanda-tanda datangnya malam lailatul Qadar yang banyak ditemukan oleh para sahabat dan
orang-orang sholeh yaitu:
1. Udara dan suasana pagi yang tenang,
Ibnu Abbas
radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah Saw bersabda:“Lailatul qadar adalah
malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan
sinar lemah berwarna merah” (Hadist hasan)
1.
Cahaya mentari lemah, cerah tak
bersinar kuat keesokannya
Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
“Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” ( HR Muslim )
Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
“Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” ( HR Muslim )
2.
Terkadang terbawa dalam mimpi
Seperti yang
terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu’anhum.
3.
Bulan nampak separuh bulatan
Abu Hurairoh r.a pernah bertutur: Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam, beliau berkata :“Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.”
Abu Hurairoh r.a pernah bertutur: Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam, beliau berkata :“Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.”
( HR. Muslim )
4.
Malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang
dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi
setan ) . Sebagaimana sebuah hadits, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah
Saw bersabda:“Lailatul qadar adalah
malam yang terang, tidak panas,
tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin
kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang ( lemparan
meteor bagi setan )” ( HR. At-Thobroni dalam dengan sanad hasan )
6. Orang yang beribadah pada
malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan
bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.
7. Imam Al-Ghazali,ra berkata :
a. Apabila awal ramadhan hari minggu atau rabu maka malam
lailatul qadar turun pada malam ke 29.
b. Apabila awal ramadhan pada
hari senin maka lailatul qadar turun pada malam ke 21
c. Apabila awal ramadhan pada hari selasa atau jum’at maka lailatul
qadar akan turun pada malam ke 27.
d. Apabila awal ramadhan pada hari
kamis maka malam lailatul qadar akan turun pada malam ke 25
e. Apabila awal ramadhan pada hari
sabtu maka malam lailatul qadar akan turun pada malam ke 23
Karakter yang dibangun dari
memahami surah Al-Qadar diatas adalah sebagai berikut :
1.
Giat membaca Al-Qur’an, karena
dengan membaca Al-Qur’an pikiran kita menjadi cerdas.
2.
Rajin beribadah kepada Allah.
3.
Mawas diri, karena malaikat
senantiasa mengawasinya.
4.
Berjiwa bersih, selamat atau taat.
Dengan demikian wahai abdi-abdi
Allah carilah malam kemulian itu dengan sungguh-sungguh dengan beribadah baik sholat, membaca Al-Qur’an,
berzikir, bertasbih, bersholawat dan ibadah-ibadah lainya, semoga kita
diberikan kekuatan untuk dapat menjalankan ibadah dimalam kemulian tersebut.
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6303669560088871"crossorigin="anonymous"></script>