Rabu, 17 Juni 2015

MALAM LAILATUL QADAR

PEMAHAMAN TENTANG QS. AL-QADR AYAT 1 – 8


إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ -١- وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ -٢- لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ -٣- تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ -٤- سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ٥-

1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan[1593].
2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk   mengatur segala urusan.
5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.

[1593] Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr Yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya Al Quran.
Pada ayat 1 Allah Swt menegaskan Sesungguhnya Kami telah menurunkannya yaitu menurunkan Al-Qur’an seluruhnya sekali turun dari Lauh Mahfuzh hingga kelangit yang paling bawah pada malam Lailatul Qadar yaitu malam yang penuh dengan kemulian dan kebesaran. Al-Qur’an Allah turunkan kedunia dengan perantara malaikat Jibril as pada 17 Ramadhan tahun pertama kenabian Rasulullah Saw ketika beliau sedang bertahanus dalam gua Hera dengan diturunkan surah yang pertama yaitu QS. Al-‘Alaq ayat 1 -5.
Sepenuhnya terbukti dalam ayat-ayat Al-Qur’an, bahwa Al-Qur’an memang benar diturunkan di bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah Swt dalam ayat yaitu QS. Al-Baqarah ayat 185 :
Artinya :” Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. Jadi secara zhahir tampak bahwa seluruh Al-Qur’an diturunkan pada bulan ini.
Pada ayat pertama Surah Al-Qadar ini kata “Al-Qur’an” tidak dijelaskan secara jelas , namun adalah pasti bahwa kata ganti objektif yang ada dalam ayat tersebut merujuk pada Al-Qur’an. Tampaknya ketersembunyian penyebutan kata Al-Qur’an secara terbuka adalah untuk menyatakan arti pentingnya.
Prase Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an ) dalam arti lain adalah untuk menunjukkan arti penting dari kitab suci ini di mana Allah telah menisbatkan penurunan itu kepada Diri-Nya sendiri khususnya dalam kata ganti jamak “Kami” ,hal ini membuktikan keagungan Al-Qur’an.
Turunnya Al-Qur’an di malam kemulian, malam yang didalamnya nasib manusia ditetapkan merupakan alasan lain untuk memperlihatkan arti penting kitab Allah yang agung ini dalam takdir manusia di dunia.
Dengan menggabungkan arti ayat-ayat ini dan ayat yang disebutkan dari Surah Al-Baqarah diatas dapat disimpulkan bahwa malam kemulian itu adalah di bulan Ramadhan. Namun ayat tersebut tidak menyebutkan secara jelas malam-malam mulia tersebut karena sesungguhnya seluruh malam dari bulan Ramadhan itu adalah malam mulia. Al-Qur’an itu sendiri diturunkan selama 22 tahun 2 bulan 22 hari atau digenapkan menjadi 23 tahun secara berangsur-angsur.
Dalam sejumlah ayat Al-Qur’an telah digunakan kata inzal dan sebagian lagi dengan kata tanzil. Perbedaan kedua kata ini yaitu: kata inzal mempunyai arti luas dan dalam konteks ayat ini bermakna menurunkan sekaligus, sedangkan kata tanzil bermakna menurunkan secara bertahap, melihat kedua pengertian tersebut akar katanya sama yaitu nazala. Kalau digunakan kata inzal berarti menurunkan Al-Qur’an sekaligus dari Lauh Mahfuzh sedangkan kata tanzil berarti menurunkan Al-Qur’an dari langit terendah kepada Nabi Muhammad Saw secara bertahap.
Selanjutnya, ayat tersebut berbunyi “Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Arti ini menunjukkan bahwa arti penting malam ini sedemikian rupa sehingga bahkan Nabi Muhammad Saw sendiri, dengan pengetahuannya yang luas, tidak mengetahuinya sebelum turunnya ayat-ayat ini.
Kita tahu bahwa “seribu bulan” setara dengan 83 tahun, sesungguhnya agungnya malam tersebut adalah yang nilai-nilainya sebanyak panjangnya kehidupan yang diberkahi. Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa gambaran seribu bulan yang disebutkan dalam ayat ini adalah sebagai pernyataan tambahan bahwa nilai malam kemulian itu adalah lebih baik dari seribu bulan. Dengan demikian kita sebagai seorang mukmin yang sejati beramal pada bulan ramadhan itu adalah suatu kewajiban yang senantiasa harus dikerjakan dan siapapun berhak untuk mendapatkan malam kemulian tersebut asalkan dia mau beramal pada malam ramadhan itu maka dia pun akan mendapatkan berkah dari seribu bulan tersebut, hal ini disampaikan agar dalam beramal pada bulan ramadhan tidak memilih-milih malam tertentu saja.
Ayat selanjutnya menjelaskan rincian apa yang terjadi dimalam kemulian tersebut dengan mengatakan:” Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Mengenai istilah tanazala yang semula tatanazzala yang merupakan kata kerja masa depan dengan arti kesinambungan, menjadikannya jelas bahwa malam kemulian bukan saja hanya berlaku pada masa dakwah Nabi Muhammad Saw  atau semasa turunnya Al-Qur’an saja , melainkan sesuatu kenyataan abadi sepanjang masa dan merupakan suatu malam yang berulang-ulang setiap tahunnya.
Sementara itu pengertian “ruh” sebagaian telah menyatakan bahwa yang dimaksud disini adalah malaikat Jibril as yang disebut juga dengan ruhul amin, tetapi pendapat lain menyatakan bahwa yang dimaksud ruh itu adalah dalam pengetian ilham atau inspirasi jika dikaitkan dengan QS. Asy-Syuura ayat 52 menjelaskan “ Dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. Hal tersebut berkaitan dengan para malaikat wahyu Allah yang turun ke dalamnya untuk mengatur semua urusan.
Pengertian objektif dari min kulli amri adalah para malaikat turun untuk menyeimbangkan dan menetapkan nasib-nasib serta membawa rahmat dan kebaikan pada malam itu, karena mereka itu membawa berbagai urusan untuk manusia dengan ijin dari Allah Swt. Ada beberapa pendapat mengenai urusan-urusan yang ditetapkan dalam malam kemulian tersebut diantaranya:
1.      Malam itu disebut malam lailatul qadar lantaran semua urusan dan nasib manusia selama satu tahun ditetapkan dimalam itu, hal ini sejalan dengan QS.Ad-Dukhan ayat 3-4 yang artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”
Malam yang diberkahi ialah malam Al Quran pertama kali diturunkan. di Indonesia umumnya   dianggap jatuh pada tanggal 17 Ramadhan.Yang dimaksud dengan urusan-urusan di sini ialah segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk seperti: hidup, mati, rezki, untung baik, untung buruk dan sebagainya.
2.      Malam itu disebut malam lailatul qadar lantaran ia banyak memiliki arti penting dan kemulian.
3.      Dinamakan malam lailatul qadar karena malam itulah turunnya Al-Qur’an kepada Nabi yang mulia yakni Muhammad Saw yang dibawa oleh malaikat mulia pula yaitu Jibril as.
4.      Orang yang menghidupkan malam qadar itu dengan amal ibadah  maka ia kan mendapatkan kedudukan yang tinggi.

            Mengapa lailatul qadar itu tersembunyi di antara malam-malam sepanjang tahun atau malam Ramadhan dengan alasan agar orang-orang bisa memandang semua malam Ramadhan itu penting tanpa memilih malam tertentu saja, sebab Allah merahasiakan keridhaan-Nya dalam bentuk semua ketaatan  dan laku ibadah sehingga orang-orang bisa melakukan  semua bentuk ketaatan dan ibadah tersebut dan Dia juga menyembunyikan murka-Nya dalam perbuatan dosa dan maksiat secara umum agar manusia bisa menghindar dari segala jenis dosa.
Ayat  terakhir dalam surah ini mengatakan : Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. Inilah malam yang didalamnya Al-Qur’an diturunkan. Beribadah dan menghidupkan malam itu setara dengan seribu bulan, Rahmat dan karunia-Nya turun yang meliputi segenap makhluk dengan diiringi segenap malaikat yang ikut serta kebumi yang membawa kedamaian dari awal malam hingga terbit fajar.

Lailatul Qadar atau Lailat Al-Qadar  ( malam ketetapan  )    adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan   Ramadan,   yang   dalam   Al- Qur'an  digambarkan   sebagai malam yang  lebih  baik  dari  seribu  bulan. Dan  juga  diperingati  sebagai  malam  diturunkannya  Al- Qur'an. Diantara kita mungkin pernah  mendengar  tanda-tanda  malam lailatul qadar , Nabi  shallallahu’alaihi wa sallam pernah mengabarkan kita di beberapa sabda beliau tentang tanda-tanda datangnya  malam lailatul Qadar  yang banyak ditemukan oleh para sahabat dan orang-orang sholeh yaitu:
1.  Udara dan suasana pagi yang tenang, 
      Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah Saw bersabda:“Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan  tidak pula  terlalu  dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah” (Hadist hasan)
1.      Cahaya mentari lemah, cerah tak bersinar kuat keesokannya
Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
“Keesokan  hari  malam  lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” ( HR Muslim )
2.      Terkadang terbawa dalam mimpi
        Seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu’anhum.
3.      Bulan nampak separuh bulatan
 Abu Hurairoh r.a pernah bertutur: Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam, beliau berkata :“Siapakah  dari  kalian  yang  masih  ingat  tatkala  bulan  muncul,   yang  berukuran  separuh nampan.”
( HR. Muslim )
4.        Malam yang terang,  tidak panas,  tidak dingin,  tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada  angin  kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan ) . Sebagaimana sebuah hadits, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah Saw bersabda:Lailatul qadar  adalah  malam  yang  terang,  tidak  panas,  tidak  dingin,  tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang ( lemparan meteor bagi setan )” ( HR. At-Thobroni dalam dengan sanad hasan )
6.  Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.
7.  Imam Al-Ghazali,ra berkata :
     a. Apabila awal ramadhan hari minggu atau rabu maka malam lailatul qadar turun pada  malam ke 29.
     b.  Apabila awal ramadhan pada hari senin maka lailatul qadar turun pada malam ke 21
     c. Apabila awal ramadhan pada hari selasa atau jum’at maka lailatul qadar akan turun pada malam ke 27.
d. Apabila awal ramadhan pada hari kamis maka malam lailatul qadar akan turun pada malam ke 25
e. Apabila awal ramadhan pada hari sabtu maka malam lailatul qadar akan turun pada malam ke 23
   Karakter yang dibangun dari memahami surah Al-Qadar diatas adalah sebagai berikut :
1.        Giat membaca Al-Qur’an, karena dengan membaca Al-Qur’an pikiran kita menjadi cerdas.
2.        Rajin beribadah kepada Allah.
3.        Mawas diri, karena malaikat senantiasa mengawasinya.
4.        Berjiwa bersih, selamat atau taat.

Dengan demikian wahai abdi-abdi Allah carilah malam kemulian itu dengan sungguh-sungguh dengan  beribadah baik sholat, membaca Al-Qur’an, berzikir, bertasbih, bersholawat dan ibadah-ibadah lainya, semoga kita diberikan kekuatan untuk dapat menjalankan ibadah dimalam kemulian tersebut.

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6303669560088871"crossorigin="anonymous"></script>

 

SURGA FIRDAUS IMPIAN ORANG BERIMAN

                                                             SURGA FIRDAUS      Setiap muslim pasti ingin masuk kedalam surga dan mereka b...