Minggu, 23 Oktober 2016

ANJURAN BERDAMAI

ANJURAN PERDAMAIAN

Perhatikan firman Allah Swt berikut ini:

وَإِن طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِن بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِن فَاءتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ -٩-
Artinya: “Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau dia Telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.(QS.Al-Hujurat:9)
Surah Al-Hujurat ayat 9 diturunkan berkenaan dengan suatu masalah , yaitu bahwa Nabi Saw pada suatu hari menaiki keledai kendaraannya, lalu ia melewati Ibnu Ubay, ketika melewatinya tiba-tiba keledai yang dinaikinya itu kencing, lalu Ibnu Ubay menutup hidungnya, maka berkatalah Ibnu Rawwahah kepadanya:” Demi Allah, sungguh bau kencing keledainya jauh lebih wangi daripada bau minyak kesturimu itu”, dan diantara  kaum keduanya pernah saling baku hantam dengan tangan , terompah dan pelepah kurma.
Asy Syaikhain telah mengetengahkan sebuah hadits yang bersumber dari Anas ra, bahwasanya Nabi Saw pada suatu hari mengendarai keledai kendaraannya dengan tujuan menemui Abdullah Ibnu Ubay, Abdullah Ibnu Ubay berkata : “menjauhlah dariku, karena sesungguhnya bau keledaimu menyesakkan hidungku,” Berkatalah salah seorang dari kalangan sahabat anshar dengan menjawabnya:”Demi Allah, bau keledainya sungguh lebih enak daripada bau tubuhmu,” salah seorang dari kaumnya Abdullah menjadi marah mendengar perkataan itu dan akhirnya teman-teman dari kedua orang itu saling bersetegang, maka pecahlah perkelahian seru di antara kedua belah pihak mereka saling baku hantam dengan pukulan dan terompah. Lalu turunlah ayat ini berkenaan tentang peristiwa mereka itu, yaitu : Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya!....
Oleh sebab itu kita sebagai umat Islam punya kewajiban mendamaikan sauradara-saudara kita sesama umat Islam apabila mereka berperang atau pun bermusuhan, buat nota perdamaian diantara keduanya, apabila disuatu saat salah satu melanggar nota perdamaian maka mereka yang melanggar itu boleh diperangi sampai mereka sadar kembali dan damaikanlah mereka kembali dengan sama-sama diberi keadilan agar diantara kedua belah pihak bisa menerimanya. Kenapa kita mendamaikan saudara kita dengan adil, karena Allah Swt mencintai orang-orang yang berbuat keadilan.


Gambar kerusuhan yang menimbulkan korban nyawa dan harta benda !

Lihatlah dan bukalah mata kita ! sekarang ini betapa mudahnya umat Islam saling bunuh, tauran dimana-mana, bentrokkan antar massa juga sering terjadi, berkelahi tanpa sebab yang jelas, bahkan karena sebatang rokok saja orang bisa membunuh saudaranya sesama muslim, kerusuhan akibat kalah dalam pemilu , ini tentunya sangat riskan sekali. Apa yang telah terjadi pada umat Islam sehingga mudah sekali menghilangkan nyawa orang lain,padahal Allah Swt telah menyatakan bahwa umat Islam itu adalah bersaudara,seperti firman-Nya : Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. kenapa kita harus bermusuhan, saling hasud dan iri hati padahal itu bukanlah ajaran Islam. Oleh sebab itu masalah Ishlah ini kita tegakkan kembali agar dapat meminimalkan tindakan anarkisme dikalangan umat. Takutlah kepada hukuman Allah diakhirat kelak , siapa yang benar-benar bertakwa kepada-Nya pasti  kita akan mendapatkan rahmat-Nya.
Masih ingatkah kita tentang pemberontakan GAM di Nangrue Aceh Darussalam yang juga banyak menimbulkan korban, kerusuhan di Ambon dengan pendekatan secara agama akhirnya mereka dan pemerintah sepakat untuk berdamai.



      ini adalah salah satu contoh slogan perdamaian !
            Sebagai seorang mukmin yang baik tentunya kita senantiasa menjaga perdamaian dan persatuan sesama umat dan antar umat beragama agar tercapai negeri yang damai dan penuh ketentraman didalamnya. Perdamaian itu sendiri akan bisa terwujud jika kita hanya berpegang pada tali Allah yakni Diin-Nya Allah dan tidak bercerai berai. Seperti firman Allah Swt dalam QS. Ali Imran : 103
Artinya :”dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.

       Karakter yang ingin dibangun dari memahami ayat-ayat diatas adalah sebagai berikut :

1.      Damaikanlah saudara kita sesama muslim apabila mereka berselisih paham
2.      Jangan saling bunuh membunuh atau berperang sesama umat Islam.
3.      Bersifat adillah dalam memutuskan suatu perkara, karena Allah mencintai orang-orang yang berbuat adil.
4.      Jagalah persaudaraan sesama umat Islam, karena umat Islam itu bersaudara.
5.      Bertakwalah kepada Allah Swt, karena kepada-Nya kita akan kembali.
6.      Berpegang teguhlah kepada agama Allah  dan jangan bercerai berai.
7.      Berpegang teguhlah kepada Al-Qur’an, karena dengan ia lah kita akan bersatu.
Jadi yang dapat menyatukan umat muslim dimuka bumi hanyalah Diin-Nya Allah melalui Al-Qur’an . Disini Allah Swt menegaskan kembali bahwa hanya Dialah yang dapat menyatukan hati orang-orang beriman. Jadi siapa yang mau berpegang teguh dengan berkomitmen hanya kepada Allah dengan berpola rasa, pola pikiran dan pola tindakannya dengan Al-Qur’an, maka orang itu tidak akan tercerai berai, sebab Al-Qur’an itu bagaikan tali yang mengikat agar tak tercerai berai.wallahu a’lam.
 TERMINO :
Ø  Sholaha adalah baik, bagus, perdamaian; suatu usaha untuk mendamaikan orang yang berperang atau bertengkar agar rukun kembali.
Ø  Qatala adalah membunuh, peperangan atau pertempuran; suatu keadaan saling bermusuhan antar individu atau kelompok.
Ø  Qasitu adalah berlaku adil, keadilan; memerankan sifat Allah yang Maha Adil dalam menegakkan suatu hukum.
Ø  Ikhwatun adalah saudara atau sahabat , yaitu pertalian darah atau keimanan sesama manusia ciptaan Allah Swt.



                  WAHAI SAUDARA-SAUDARA KAMI YANG MASIH BERTIKAI BERDAMAILAH 
                                                           KARENA DAMAI ITU INDAH !

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6303669560088871"crossorigin="anonymous"></script>


BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

Firman Allah Swt :
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيماً -٢٣- وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً -٢٤-
Artinya :”Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".( QS.Al-Isra :23-24
Pada  QS. Al-Israa ayat 23 Allah Swt menjelaskan kepada kita bahwa prinsip pertama yang harus dimiliki adalah masalah keimanan kepada Allah Swt, agar kita senantiasa meng Esakan-Nya pada semua pola pikir, pola rasa dan tindakan hanya Allah Swt saja yang Maha Esa, karena ia merupakan prinsip ajaran Islam yang paling mendasar, berdampingan dengan perintah berbuat baik dengan kedua orang tua, hal ini menunjukkan betapa pentingnya berbakti kepada kedua orang tua. Hal itu dijelaskan pada ayat 23 ini : “Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.

Al-qur’an menjelaskan bahwa salah satu contoh kebaikan terhadap kedua orang tua dengan mengatakan jika salah satu dari mereka atau kedua-duanya mencapai usia lanjut dan hidup bersama kita, yakni jika mereka memerlukan perawatan terus-menerus, janganlah kita sampai mengabaikan budi mereka selama ini dan menunjukkan sikap tidak suka, mencela apalagi menghina mereka. Artinya janganlah kita sampai mengeluarkan kata-kata yang menunjukkan perasaan tidak suka kepada mereka. Jangan sampai kita berteriak kepada mereka, mengucapkan kata uff/ ah kepada orang tua tidak dibolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu, melainkan berbicaralah kepada mereka dengan lemah lembut ,santun dan penuh hormat.
Pada QS. Al-Israa ayat 24 Allah Swt menjelaskan lagi kepada kita bahwa dalam kata-kata dan perbuatan, usahakanlah sebaik-baiknya untuk bersikap rendah hati terhadap orang tua. Yang dimaksudkan Al-qur’an dengan kata dzull bukanlah kehinaan melainkan kelemah-lembutan dan kerendahan hati dan ketaatan setinggi-tingginya kepada kedua orang tua.
Allah Maha kuasa memerintahkan kita agar melindungi kedua orang tua dengan penuh kelembutan , cinta dan kemurahan hati seraya memberi mereka perlindungan dan merawat mereka sebagaimana mereka pernah merawat kita sewaktu kecil.
Oleh karena itu, berdo’alah untuk mereka dan mohonlah kepada Allah agar melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepada mereka sebelum dan sesudah wafat, hal ini dilakukan agar kita senantiasa mengingat akan jasa mereka ketika kita masih kecil. Namun begitu, do’a ini hanya layak dipanjatkan jika keduanya memang termasuk orang-orang yang beriman, sebagaimana firman Allah Swt :
وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيْرًا
Artinya:” Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil".
Firman Allah dalam ayat  yang lain :
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ -١٣- وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ -١٤-
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.(QS.Luqman:13-14)
Pada QS. Ayat 13 menjelaskan hal yang terpenting dalam mendidik anak adalah menanamkan keimanan kepada Allah Swt dan tidak musyrik kepada Allah , karena kemusyrikan itu kezhaliman yang besar dan merupakan dosa yang tidak ada ampunannya, dengan kuatnya iman seorang anak maka akan lebih mudah untuk mendidiknya kejalan yang benar dan merupakan aset anak yang shaleh yang sangat berguna bagi kedua orang tuanya. Sedangkan pada QS. Luqman ayat 14 Allah memerintahkan dan menjelaskan betapa pentingnya kita berbakti kepada kedua orang, terutama kepada ibu, karena dialah yang mengandung kita dengan penuh kesusahan selama Sembilan bulan lebih dan di tambah lagi dengan menyapih atau menyusuinya selama dua tahun, hal itu adalah suatu keadaan yang sangat melelahkan dan memerlukan pengorbanan yang sangat besar pula.
Ibu ( ummi ) adalah sosok seorang perempuan yang kepadanyalah Allah Swt menitipkan asma-Nya yakni Ar-Rahiim, karena hanya perempuanlah yang diberi Rahiim, sebagai tempat proses jabang bayi. Seorang perempuan yang menerapkan sifat Ar-Rahiim ini maka ia akan menerima dengan apa yang dimiliki dengan lapang hati untuk mencapai ridho Allah Swt. Coba kita lihat dengan seksama betapa seorang ibu yang sedang mengandung anaknya, mereka menjaga dan merawat dengan sepenuh hati dan lapang dada agar kemudian anaknya lahir dengan selamat dan sehat yang menjadi dambaan dari setiap orang tua. Setelah lahir anaknya mereka kemudian mengasihi anaknya dengan memberi berupa asi karena bertanggung jawab atas perkembangan anaknya. Itulah sifat seorang ibu yang memerankan sifat Allah Ar-Rahman dan Ar-Rahiim terhadap anaknya, maka sudah sepantasnya kita sebagai anak berbakti kepada mereka berdua sebagai tanda kita bersyukur kepada allah Swt dan berterima kasih kepada orang tua, sebagaimana yang dijelaskan Allah Swt : “bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu,”.
 Sebegitu pentingnya berbakti kepada kedua orang tua, terlebih lagi kepada ibu, Rasulullah Saw bersabda :
Artinya :”Dari Abu Hurairah ra, dia berkata, datang seorang lelaki kepada Rasulullah Saw, dia bertanya:’ Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak aku pergauli dengan baik ? ‘beliau menjawab : ialah ibumu, dia bertanya :’kemudian siapa ? beliau menjawab : ‘ibumu, dia bertanya: ‘kemudian siapa ? beliau menjawab : ‘ibumu, dia bertanya lagi :’ lalu siapa ? beliau menjawab : ialah bapakmu.” ( HR. Bukhari dan Muslim )
Al-Quran yang mulia juga mengatakan : “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan     susah   payah.  Mengandungnya   sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal Yang shaleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan kepada anak cucuku,Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.” (QS Al-Ahqaf [46] : 15-16)
Pada QS. Luqman ayat 15 Allah Swt,berfirman yang artinya: “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.
  Ayat diatas menjelaskan batasan ketaatan kepada kedua orang tua yakni kalau kedua orang tua kita menyuruh atau mengajak kita kepada kemusyrikan atau perbuatan maksiat lainnya, maka kita sebagai anak wajib tidak taat kepadanya. Selama keduanya menyuruh kepada kebaikan maka kita sebagai anak wajib mentaatinya, inilah batasan yang harus kita perhatikan dalam bergaul dengan mereka. Jika dalam pergaulan sehari-hari kita menemukan mereka dalam kemusyrikan atau dengan istilah lain kita beda agama dengan mereka, maka kita sebagai anak tetap bergaul dengan  baik dengan mereka sebagai bentuk bakti kita kepada mereka, namun sebatas pergaulan dunia saja, tetapi kalau sudah masalah aqidah kita maka wajib bagi kita tidak mentaati mereka.
Dalam sebuah hadits Nabi Saw bersabda :
Artinya :” Ridho Allah tergantung ridho kedua orang dan murka Allah tergantung murka kedua orang tua”.
            Karakter yang ingin dibangun setelah memahami ayat-ayat diatas adalah sebagai berikut :
1.      Mengabdilah hanya kepada Allah, karena hanya Dia lah satu-satunya tujuan hidup kita.
2.      Berbaktilah kepada kedua orang tua, karena ridho Allah Swt, tergantung ridho keduanya.
3.      Taatlah kepada keduanya selama tidak menyuruh kepada kemaksiatan.
4.      Berkatalah dengan lemah lembut, jangan berkata-kata yang kasar kepada keduanya.
5.      Bersifat tawadhu atau rendah hati, jangan bersifat sombong.
6.      Senantiasa mendo’akan kedua orang tua.
7.      Berterimakasih kepada kedua orang tua, dengan cara itu berarti kita juga bersyukur kepada Allah Swt.
8.      Bergaullah dengan baik dengan orang tua, sekalipun berbeda keyakinan.
9.      Tanamkan dalam hati, bahwa kita akan kembali kepada Allah Swt.

            Ingatlah ! kita hadir kemuka bumi karena sebab adanya kedua orang tua , tiada kebahagian seorang anak tanpa adanya ridho dan kasih sayang orang tua, maka berbaktilah  kepada mereka agar kita termasuk ahli surga.

TERMINO:

Ø  Ummi adalah orang yang melahirkan kita
Ø  Birrul Walidain adalah berbuat baik kepada kedua orang tua
Ø  Huquuqul Walidain adalah durhaka kepada kedua orang tua
Ø  Rahman adalah Maha Pengasih ( Sense of Responsibility )
Ø  Rahiim adalah Maha Penyayang ( Sense of Belonging )
Ø  Syukur adalah mengumpulkan, menyatu, fokus
Ø  Ridho adalah tanpa keluh kesah
Ø  Ikhlas adalah tanpa beban

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6303669560088871"crossorigin="anonymous"></script>



SURGA FIRDAUS IMPIAN ORANG BERIMAN

                                                             SURGA FIRDAUS      Setiap muslim pasti ingin masuk kedalam surga dan mereka b...